YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Spirit Al-Ma’un dan Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) menjadi jiwa, karakter, dan identitas Muhammadiyah. Termasuk sikap melayani harus melekat dalam jiwa dan perilaku sebagaimana KH Ahmad Dahlan mengajarkan Al-Ma’un dan mengamalkannya.
“PKU dan Al-Ma’un terelaborasi dan terwujud dalam sistem kita,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tahun 2020 Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Hotes Eastparc, Yogyakarta, Jum’at (7/2).
Kemudian Haedar berpesan tentang lima pokok akselerasi program dalam membangun kesehatan umat dan bangsa. Pertama akselerasi program yang tersistematisasi dalam Amal Usaha yang terlembaga seperti Rumah Sakit maupun Klinik. Serta membangun program berbasis komunitas atau jamaah yang membangun kesehatan masyarakat.
“Lewat amal usaha ini kita dapat mewujudkan cita-cita peran Muhammadiyah di dalam membangun kesehatan umat dan bangsa,” tutur Haedar
Kedua penguatan nilai gerakan yang berkaitan dengan paham agama dan menyangkut ideologi. Tentunya paham agama yang wasathiyah dan berkemajuan. Haedar mengingatkan agar warga Muhammadiyah dan penggerak AUM berpegang pada prinsip Tarjih.
“Amal usaha Muhamamdiyah dan gerak Muhammadiyah caranya memakai prinsip-prinsip dakwah dan Kepribadian Muhammadiyah. Dakwah itu meluas untuk siapa saja, bil hikmah wa mau’idhatil hasanah, wajadilhum billati hiya ahsan. Termasuk membenahi keadaan dengan prinsip pendekatan dakwah itu insyaAllah akan mempunyai sustainability yang kuat,” urai Haedar.
Ketiga, mewujudkan Kesehatan Masyarakat. Haedar menegaskan bahwa MPKU selain menyelenggarakan Amal Usaha, tapi juga memiliki program kesehatan masyarakat . Yaitu bagaimana menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. “Bisa kerja sama dengan ‘Aisyiyah dan berbagai elemen Muhammadiyah yang memang mempunyai akar di masyarakat,” imbuhnya.
Keempat, sinergi antar AUM Kesehatan. Diharapkan antara AUM yang besar dapat mengayomi AUM yang kecil, agar bisa meningkat menjadi menengah bahkan sama-sama menjadi besar. Paradigma ini perlu terus dikembangkan karena di situlah kekuatan Muhammadiyah.
Kelima, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Saatnya program pengembangan SDM unggul menjadi prioritas. Hal ini dapat terwujud dengan mencetak SDM dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) yang memiliki fakultas kedokteran dan kesehatan. Perlu juga ada Darul Arqam Leadership bagi para calon pimpinan di AUM Kesehatan maupun pengembangan untuk program-program kesehatan. (Riz)