YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – IMM UGM Komisariat Ibnu Khaldun telah melaksanakan Rencana Tindak Lanjut dari kegiatan Darul Arqam Dasar dengan berkunjung ke Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM, Jumat (2/7).
Kegiatan ini dilaksanakan karena tema DAD yang berkaitan mengenai lingkungan memiliki kewajiban moral untuk mengetahui cara mengaplikasikannya dengan benar di dunia nyata. Maka dari itu, IMM komisariat Ibnu Khaldun UGM mengajak para peserta DAD untuk mengamati dan mempelajari cara yang sudah dilakukan teman-teman PIAT UGM dalam merawat bumi.
Sholahuddin Al Ayubi, selaku Ketua Panitia Darul Arqam Dasar Komisariat IMM UGM Ibnu Khaldun berharap kalau kunjungan ini bisa menciptakan kader Muhammadiyah yang mengetahui dengan pasti bagaimana cara menjaga bumi, khususnya dalam memperlakukan limbah, agar tidak mencemari lingkungan. Mereka juga harus sadar bahwa ketahanan pangan kita rendah sehingga kesadaran akan itu perlu turut dipupuk beriringan dengan menjaga lingkungan sebab kedua hal tersebut saling dukung mendukung.
Kunjungan para peserta Darul Arqam Dasar Komisariat Ibnu Khaldun ke PIAT UGM disambut ramah oleh seorang petugas lapangan PIAT. Peserta memanggilnya Bu Triya. Beliau yang memandu para peserta dari awal sampai akhir kunjungan. Meskipun peserta Darul Arqam Dasar dalam kunjungan ke PIAT UGM berasal dari klaster soshum, peserta tampak mengikuti kunjungan dengan antusias dan bahkan beberapa peserta berdiskusi setelah apa yang dijelaskan pemandu.
Dalam kunjungan ke PIAT UGM, Bu Triya menjelaskan bahwa PIAT UGM secara aktif melakukan inovasi agroteknologi guna mewujudkan kemandirian di sektor agro sebagai pilar ekonomi nasional yaitu menjadi produsen komoditas pangan dan pertanian yang andal dan berdaulat. Ucapan beliau ditunjukkan saat kunjungan ke ruang lab, di sana peserta ditunjukkan bagaimana sebuah biji dirawat dan bahkan dikembangkan untuk menjadi varietas unggul.
Tak hanya ditunjukkan cara pengembangan biji saja, peserta juga ditunjukkan peternakan sapi yang ada di PIAT UGM. Di Peternakan Sapi tersebut, Bu Dian, seorang ahli hewan menjelaskan kepada peserta mengenai proses ternak sapi. Di peternakan PIAT UGM, sapi dimandikan saat pagi lalu kemudian diperah susunya dan diolah menjadi produk susu siap minum maupun difermentasi menjadi yogurt. Tak hanya memproduksi susu saja, Bu Dian menjelaskan kalau Peternakan PIAT UGM juga mengolah kotoran dan air kencing sapi menjadi bahan bakar biogas.
Di sesi terakhir kunjungan, peserta diajak ke RInDU (Rumah Inovasi Daur Ulang), salah satu unit cabang PIAT UGM yang mengurusi sektor pengolahan sampah.
“Kami di sini hanya mengolah sampah organik dari UGM saja untuk dijadikan pupuk kompos. Kalau untuk pengolahan samapah an-organik, kami belum mampu.”Ujar Arif, Koordinator Rumah Inovasi Daur Ulang.(Inas/Riz)