• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Juni 16, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Muhammadiyah di Tengah Pusaran

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
21 Februari, 2020
in Tajuk
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Matan Keyakinan

Muhammadiyah

Share

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tertua di negeri ini sungguh kenyang makan asam garam perjuangan. Ketika awal berdiri harus berhadapan dengan penjajahan, sehingga dengan segenap komponen pergerakan nasional lainnya seperti Sarekat Islam dan Boedi Oetomo memelopori kebangkitan nasional melalui cara organisasi modern. Tahun 1918 mendirikan Hizbul Wathan sebagai pasukan bela tanah air. Tahun 1926 melawan Kebijakan Ordonansi Guru, sebagai bentuk sikap kritis dan berani Muhammadiyah. Melalui Aisyiyah menjadi penggagas Kongres Wanita I tahun 1928, sebagai tonggak kebangkitan perempuan Indonesia.

Pergulatan Muhammadiyah lainnya sebelum dan sesudah kemerdekaan sangat luar biasa, termasuk di zaman pendudukan Jepang. Demikian halnya dengan Piagam Jakarta 1945. Pergulatan di masa Orde Lama dan Orde Baru sampai era Reformasi 1998. Perjuangan Muhammadiyah tersebut menunjukkan kekuatan dan pengaruh Muhammadiyah di kancah nasional. Tokoh-tokoh Muhammadiyah pun berperan besar dalam lintasan sejarah perjuangan umat Islam dan bangsa Indonesia. Semua membuktikan Muhammadiyah bukanlah organisasi kemarin sore.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Kelahiran konsep-konsep resmi organisasi juga menunjukkan sikap prinsip dan strategis Muhammadiyah menghadapi situasi yang kritis. Sebutlah kelahiran Langkah Duabelas 1938, Muqaddimah Anggaran Dasar 1946, Kepribadian Muhammadiyah 1962, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah 1969, Khittah tahun 1969-1971-1978-2002, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah 2000, Pernyataan Pikiran Abad Kedua tahun 2010, Revitalisasi Visi Karakter Bangsa 2009, Indonesia Berkemajuan 2014, dan Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah tahun 2016. Ini harus dipahami oleh para anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah.

Kini ketika menghadapi situasi nasional yang beragam, termasuk kasus penistaan agama yang melebar ke berbagai sisi, Muhammadiyah pun menunjukkan kematangan dan kecerdasannya. Muhammadiyah di satu pihak berada di barisan umat Islam untuk memperjuangkan aspirasi keislaman yang ternista, di pihak lain mendorong kuat proses hukum terhadap pelaku, bersamaan dengan itu berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk tegaknya kepentingan bangsa dan negara menuju arah yang benar. Muhammadiyah tidak asal bergerak, tetapi bertindak dengan pertimbangan multiaspek berdasar prinsip gerakannya dan untuk kemaslahatan umum.

Muhammadiyah tidak terbawa arus dan irama pihak manapun. Muhammadiyah bergerak sesuai prinsip, kepribadian, dan garis perjuangannya. Karenanya segenap anggota, kader, dan pimpinan di semua tingkatan harus benar-benar memahami karakter Muhammadiyah tersebut, sehingga bertindak sejalan dengan kebijakan Persyarikatan. Maka, sembari mengawal dan menyelesaikan berbagai masalah nasional di mana Muhammadiyah harus mengambil peranan proaktif, jangan lupa bahwa peran Muhammadiyah tersebut tertaplah berada pada garis posisi sebagai gerakan dakwah dan organisasi kemasyarakatan, bukan sebagai organisasi atau gerakan politik.

Muhammadiyah juga tidak boleh abai dengan usahausaha dakwah kemasyarakatannya untuk menjadikan Persyarikatan ini makin mandiri dan maju. Amanat Muktamar Makassar 2015 menggariskan tugas yang berat yaitu: (1) Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan yang mandiri, unggul, maju, profesional, dan modern; (2) Menjadikan Muhammadiyah berperan strategis dalam kehidupan umat, bangsa, dan global; (3) Menjalankan regulasi organisasi dengan melakukan pembenahan atau modernisasi sistem organisasi dan administrasi, pemecahan masalah, dan pengembangan gerakan, serta (4) Melaksakan Dakwah Komunitas di berbagai lingkungan sosial masyarakat. Pekerjaan berat tersebut memerlukan energi dan potensi kolektif yang kuat, terfokus, dan bersatu. Muhammadiyah di tengah pusaran dinamika lokal, nasional, dan global saat ini dan ke depan tidak boleh kehabisan energi dan kehilangan momentum dalam membangun dirinya sebagai gerakan yang berkemajuan! (hns)

Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 24 Tahun 2016

Tags: Amanat Muktamar Makassarmuhammadiyahtajuk
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post

Lembaga Pedidikan Muhammadiyah Harus Dinamis dan Progresif

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In