YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dapat tumbuh dari kecil menjadi besar dikarenakan kemampuan membangun para pimpinannya.
“Muhammadiyah kultur membangunnya itu kuat, sehingga kita harus punya gagasan untuk menjadikan PTMA sebagai center of excellent dan pusat kemajuan atau keunggulan, itu tidak lain kita harus punya kemampuan membangun,” ungkapnya.
Haedar Nashir menyampaikan hal tersebut saat menjadi keynote speaker dalam pembukaan Leadership Training Angkatan 5. Diadakan Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Hotel Jayakarta, Yogyakarta, Senin (24/2).
Menurut Haedar, pemimpin harus memiliki prinsip untuk menyelamatkan keadaan di saat genting. Pemimpin juga harus memiliki kapasitas untuk membangun sesuatu dan hal tersebut memerlukan visi, pemikiran serta kemampuan.
Kemudian, Haedar Nashir mengingatkan tentang disrupsi yang bukan hanya sekadar beralih kepada revolusi industri 4.0. Yaitu ketika teknologi menjadi bagian dari segenap denyut kehidupan yang tak terbantahkan, apalagi telah menggeser perilaku keseharian. Oleh karena itu, menghadapai era ini adalah dengan melahirkan kemampuan diatas rata-rata atau mengajak untuk semakin berkerasi dan berinovasi.
Haedar berharap kepada para pimpinan baik yang berada di Pendidikan Tinggi Muhammadiyah atauapun ‘Aisyiyah harus tetap menjadi pendidik, meskipun disisi lain tetap menjadi manajer atau leader. Oleh sebab itu, Hardar menekankan bahwa, tugas utama penyelenggara pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa.
“Muhammadiyah sebagai garda terdepan pembaharuan, maka dari perguruan tingginya harus lahir pemikiran-pemikiran besar jika umat memerlukannya. Sehingga harus mampu menghasilkan akademisi yang juga intelegensia, yang berfikirnya betul-betul memberi pencerahan. Maka thinking culture seperti ini harus dibangun,” ungkap Haedar.(PPMuh/Riz)