Strategi Muhammadiyah Membangun Pendidikan Holistik

Strategi Muhammadiyah Membangun Pendidikan Holistik

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Mohammad Ali Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo mengatakan, “Di Surakarta, di beberapa SMP Swasta sekarang hampir setip tahun ada yang gulung tikar.” Ujarnya dalam seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu (7/3).

“Konsep pendidikan holistik ini perlu karena konsepnya sesuai dengan konsep KH Ahmad Dahlan.” Di sisi lain, karena kebutuhan mendesak kelas menengah muslim yang mampu merogoh untuk membiayai anaknya juga menjadi salah satu alasan. Tak lupa pula dukungan dan semangat yang diberikan oleh pemerintah.

Ali menjelaskan bahwa pimpinan harus memiliki kegelisahan yang mainstream. Biasanya, guru di sekolah hanya datang, mengajar dan pulang. Jangan sampai mendirikan sekolah tapi tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Secara umum, perkembangan SD Muhammadiyah lebih berkembang di bandingkan SMP dan SMA. Salah satu kelemahannya adalah tidak fokus pada pelayanan yang optimal. Harus bisa menjamin mutu yang baik dengan pelayanan yang optimal dan mengembangkan prestasi siswa sesuai bakatnya.

“Pendekatan filsafat itu juga perlu sebagai kerangka berfikir metodologis,” ujar Agus Purwanto. Dalam artian, pendidikan sudah maju, sekolah dan perguruan tinggi juga sudah banyak tinggal bagaimana merumuskan filosofi dan formula yang jelas.

Dalam sebuah ikhtiar sistem pendidikan, di beberapa filosofi negara seperti Turki, Iran, Arab, Maroko dan lainnya itu memiliki kesadaran untuk merawat dan menjaga tradisi keislaman dengan cara membaca karya-karya filsuf. Dahlan Rais juga mengatakan bahwa KH. Ahmad Dahlan juga sempat membaca buku-buku para filsuf ketika itu.

Agus Purwanto menyarankan agar Muhammadiyah juga membaca buku tasawuf dan filsafat. Jangan alergi dengan buku-buku tasawuf dan filsafat. Karena aset sekolah yang paling penting adalah guru, setelah itu gedung sekolah.

Perlunya modifikasi kurikulum syariah dapat mendukung guru produktif dan siswa belajar mandiri dengan orang tua. Sehingga, dapat mendapatkan nilai Ujian Nasional yang relative tinggi. Dan prestasi siswa semakin meningkat tanpa perlu memasukkan anak ke bimbel.(rahel)

Exit mobile version