Menteri Agama Fahrul Razi: Muhammadiyah Banyak Berbuat dan Beramal

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-48, Uhamka bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar kegiatan seminar dengan tema Ekstremisme Sosial Keagamaan dan Perdamaian Semesta yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta Timur, Sabtu (14/3).

Seminar ini dihadiri oleh beberapa narasumber diantaranya, Menteri Agama RI Jendral TNI (Purn) Fahrul Razi dan sambutan dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr M Busyro Muqoddas, MHum dan narasumber lainnya. Kegiatan seminar ini bertujuan untuk membentuk dakwah amanah dan syiar keagamaan.

Dalam sabutannya Menteri Agama menyampaikan apresiasi terhadap gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Dari sejak awal berdirinya, Muhammadiyah menampilkan karakter Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Fahrul juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi pembangkit kesadaran dan wawasan umat Islam Indonesia mengenai strategi memajukan umat Islam melalui organisasi.

Fahrul juga menjelaskan bahwa kegiatan dakwah Muhammadiyah yang terus melangkah tidak dengan banyak bicara tetapi dengan banyak berbuat dan beramal. Muhammadiyah hadir tidak didasari oleh perasaan iri hati atau dengki, tetapi lebih kepada tanggungjawab dan kesadaran akan masa depan agama, bangsa dan negara.

Sejarah mencatat bahwa Muhammadiyah mempelopori lembaga pendidikan modern dan pelayanan kesehatan unggulan di Tanah Air sejak zaman pra kemerdekaan. “Muhammadiyah sebagai organisasi Islam pertama di Indonesia yang mendirikan rumah sakit dan universitas. Sampai saat ini, Muhammadiyah telah memberikan andil yang besar dan upaya-upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Menag.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqodas mengatakan bahwa dalam usia Muhammmadiyah yang memasuki tahun ke-108 telah memiliki berbagai amal usaha Muhammadiyah (AUM), mulai dari PAUD, rumah sakit, sekolah, panti asuhan hingga universitas yang jumlahnya mencapai 13 ribu. Amal usaha tersebut dibangun berdasarkan modal sosial tradisi amaliyah yang dikembangkan oleh Muhammadiyah.

“Muhammadiyah tidak hanya berpikir, tetapi juga beramal. Itu sebabnya Muhammadiyah memiliki puluhan ribu amal usaha yang tersebar di seluruh Tanah Air,” ujar Busyro dalam acara penutupan seminar Muktamar ke-48 yang diselenggarakan di Aula Ahmad Dahlan FKIP Uhamka.

Hibauan warga Muhammadiyah untuk tidak panik dan tidak membesar-besarkan isu terkait virus corona juga disampaikan oleh Abdul Mu’ti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beliau menjelaskan mewabahnya Virus Corona disebabkan karena faktor yang berkaitan dengan buruknya lingkungan hidup dan tidak ada kaitannya dengan gerakan iluminati.

Mu’ti juga menjelaskan bahwa secara teologis Islam merupakan agama yang fitrah. Fitrah yang berarti bersih. Selain makna teologis, fitrah juga berarti lurus atau hanif. “Allah itu mencintai hamba-hambanya yang bertaubat sehingga dengan taubatnya itu dia menjadi orang yang bersih dalam setiap aspek kehidupan,” ungkapnya.

Berkaitan dengan situasi pandemi virus corona, Mu’ti menegaskan bahwa virus corona tidak ada hubunganya dengan gerakan iluminati. Penyebaran virus corona terjadi semata-mata karena persentuhan fisik antara manusia dengan manusia atau dengan benda yang tertempel virus corona. Terjadinya virus corona disebabkan manusia tidak memperhatikan hukum-hukum Allah swt khususnya yang terkait dengan menjaga kebersihan.

Menteri Agama memberikan harapan terhadap generasi muda Muhammadiyah agar dapat  melanjutkan tongkat estafet dari peran para tokoh Muhammadiyah untuk menjawab tantangan masa kini dan masa yang akan datang. (rahel)

Exit mobile version