• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Juli 16, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Memandang Wabah Corona dari Aspek Teologis dan Sains

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
25 Maret, 2020
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Prof Dadang Kahmad Muhammadiyah

Prof Dadang Kahmad

Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Terbatasnya nalar ilmiah umat Islam dalam memahami fenomena alam, berakibat pada respon umat Islam yang cenderung irrasional atau bertentangan dengan akal dan ilmu pengetahuan. Diantara mereka ada yang beranggapan bahwa wabah virus corona merupakan hasil konspirasi gerakan freemansory. Banyak juga yang menganggap wabah ini merupakan azab Tuhan untuk mereka yang berbuat kezhaliman. Mereka cenderung menolak saran ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan.

Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan bahwa saat ini umat Islam tertinggal dalam bidang nalar, baik nalar akademik maupun nalar ilmiyah. Oleh karena itu sebagaimana yang dijelaskan dalam teori sosial agama, mereka masih berada dalam situasi teologis. Situasi ini adalah dimana orang dalam persoalan-persoalan hidup masih menggantungkan sepenuhnya kepada agama atau kepercayaan. Berbeda dengan orang-orang modern, mereka lebih cenderung memecahkan persoalan kehidupan dengan ilmu pengetahuan (sains).

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

“Oleh karena itu mengapa umat Islam dikebanyakan tempat selalu fatalis, pasrah, semuanya terserah Allah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan nalar akademis dan nalar ilmiyah,” jelas Dadang, kepada Suara Muhammadiyah, Rabu (25/3).

Dadang menambahkan, ilmu pengetahuan di dunia Islam tidak berkembang dengan baik. Sehingga orang-orang Islam banyak bersandar kepada hal-hal yang bersifat teologis. Hal ini tentu berbeda dengan Muhammadiyah. Di samping teologis yang berdasar kepada Al-Qur’an dan Sunnah, Muhammadiyah juga menggunakan ilmu pengetahuan dalam melihat fenomena alam. Ilmu pengetahuan menempati nomor dua setelah Al-Qur’an dan Sunnah. “Muhammadiyah akan selalu berpegang kepada dua hal itu, pertama al-Qur’an-Sunnah dan yang kedua ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Muhammadiyah sejak berdirinya sudah mengenalkan pendekatan rasional disamping pendekatan teologis. Dalam setiap terjemahan dan tafsir terhadap teks al-Qur’an maupun Hadis, Muhammadiyah selalu menggunakan tiga pendekatan yaitu bayani, burhani dan irfani. “Pendekatan burhani dan bayani itu merupakan pendekatan ilmiyah, sedangkan irfani itu lebih kepada spiritualitas atau teologis,” pungkasnya.(Diko)

Tags: Covid-19Dadang Kahmadmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Cegah Wabah, MDMC Makassar Semprot Disinfektan di Amal Usaha Muhammadiyah

Cegah Wabah, MDMC Makassar Semprot Disinfektan di Amal Usaha Muhammadiyah

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In