MALANG, Suara Muhammadiyah – Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah tengah berupaya pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis yang menangani COVID-19. Seperti mempertemukan suplier bahan baku dengan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM).
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak telah meminta blue print baju pelindung diri Coverall dari RS Universitas Muhammadiyah Malang untuk diproduksi lebih banyak. “Kami sudah kontak dengan RS UMM di sana sudah membuat APD menggunakan dua bahan Parasut Ripstop T190 atau Poly Propylene Spun Bonded, itu sudah bisa memberikan pakaian kedap dari cairan,” tutur Emil.
Menurutnya Pemprov Jatim sangat hati-hati dalam upaya pengadaan APD untuk petugas medis ini. Karena harus sesuai standar keamanan bagi pemakainya.
“Kami juga koordinasi dengan aparat penegak hukum, kalau sampai terjadi penimbunan. Bakorwil sekarang tengah koordinasi dengan UMM untuk memproduksi sesuai standar, karena setelah dijahit harus disemprot disfektan,” imbuh Emil seperti dikutip Suara Surabaya.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 RS UMM dr Thontowi DJauhari menyampaikan kalau Bakorwil Malang telah mengambil blue print desain APD. Thontowi mengapresiasi pemerintah Provinsi Jatim agar isa menggerakkan UMKM untuk memproduksi lebih banyak APD untuk mencukupi kebutuhan tenaga medis.
Thontowi menghitung kebutuhan APD untuk menangani COVID-19 paling tidak sekali menangani pasien ditaksir membutuhkan 18 Coverall. Hal itu sesuai perhitungan mulai dari UGD, Poli, ruangan dikali tiga sift.
“Maka dari itu, minimal Rumah Sakit itu sedia 1.000 Coverall. Karena perang kita dua bulan lagi. Untuk APD biasa minimal punya 4.000,” katanya. Pakaian Coverall produksi RS UMM sekitar harga Rp150 ribu yang sudah sesuai standar keamanan medis.(riz)