Oleh: Dani Fadillah
Disukai atau tidak, faktanya saat ini bumi mendapat kesempatan untuk bernapas dan beristirahat dari kebebalan manusia. Sejak mendapat mandat sebagai khalifah di muka bumi oleh Yang Maha Kuasa, manusia dengan segala upayanya mengeksplorasi dan mengeksploitasi bumi habis-habisan. Terlebih setelah manusia memasuki zaman industri terus hingga saat ini, bumi dikelola dengan kejam, seolah lupa bahwa bumi bukan milik manusia belaka, masih banyak makhluk lainnya yang juga punya hak untuk hidup tenang.
Hingga kemudian datang sebuah virus yang diberi nama Covid-19 atau oleh masyarakat kita umumnya disebut dengan nama Corona. Hasilnya? Setelah berbagai pertemuan kelas dunia gagal memaksa negara-negara anggota PBB untuk bertanggungjawab atas polusi dan melonjaknya emisi karbon yang berbahaya bagi dunia diwilayahnya masing-masing, kini secara serentak manusia langsung berhenti mengeksplorasi dan eksploitasi bumi secara massal, kita bisa melihat bagaimana pulusi udara di Tiongkok langsung berkurang secara drastis. Padahal selama ini Tiongkok sebagai penyumbang 20% emisi karbon di muka bumi yang memberikan efek serius pada pemanasan global, tercacat jika tren ini terus berlanjut maka pada akhir tahun emisi di Tiongkok hanya 1% saja [1].
Bahkan untuk di Italia sendiri berdasarkan laporan dari National Geographic dalam kanal dan sungai yang tersebar di Venezia serta wilayah perairan Italia lainnya mulai muncul ikan-ikan kecil dan lumba-lumba, setelah selama ini mereka tidak pernah terlihat karena wilayah perairan disana dipenuhi oleh para manusia yang melancong disana [2]. Langit yang biru pun terlihat indah di atas kepala warga New York saat ini, sebuah pemandangan yang dikatakan mustahil untuk bisa disaksikan di the city never sleep karena selama ini langit biru tersebut terhalang oleh polusi [3]. Serta masih banyak lagi pemandangan amazing lainnya yang muncul di berbagai belahan dunia ini akibat merebaknya Corona, wajah cantik alami ibu bumi yang selama ini terhalang oleh keserakahan manusia.
Saya sempat berpikir, jangan-jangan Corona ini bukan virus, melainkan vaksin. Corona adalah vaksin yang disuntikkan pada ibu bumi yang sakit akibat kelakuan virus yang menggerogoti tubuhnya. Apa virusnya? Kita, manusia.
Selain memberikan efek pada kelestarian alam, Corona pun berhasil membuat manusia memperbaiki gaya hidupnya. Kini manusia di seluruh penjuru dunia menjadi memiliki kesadaran tinggi untuk membiasakan gaya hidup sehat serta kebersihan lingkungan [4], lebih berhati-hadi dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi [5], serta lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa [6]. Hal sangat sulit dilakukan jika hanya mengandalkan himbauan dari pemerintah dan para pesohor keagamaan, menjadi hal dapat dilakuksn secara serentak.
Atas izin Yang Maha Kuasa suaru saat Corona mampu dijinakkan oleh manusia, dan pertanyaan yang berikutnya muncul adalah bagaiaman perilaku kita setelah Corona berhasil kita jinakkan dan kita taklukkan? Apakah manusia akan kembali menampakkan ketamakannya yang akan kembali merusak bumi, atau tergugah kesadarannya dan terus menjaga agar kecantikan ibu bumi yang kembali muncul jangan sampai tercoreng lagi? Apakah setelah Covid-19 alias Corona bukan lagi menjadi hal yang menakutkan manusia masih mempertahankan gaya hidup sehat dan agamisnya? Menarik untuk kita tunggu kiprahnya the post corona society.
Dani Fadillah, Dosen Universitas Ahmad Dahlan,Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Nanjing Norman University dan Wakil Ketua PCI Muhammadiyah Tiongkok
Referensi
[1] G. Awaliyah, “Wabah Corona Turunkan Emisi Karbon China,” Republika, 2020. [Online]. Available: https://internasional.republika.co.id/berita/q6061z383/wabah-corona-turunkan-emisi-karbon-china.
[2] A. Driantama, “Wabah Corona, Ikan Kecil Hingga Lumba-Lumba Muncul di Perairan Italia,” National Geographic. [Online]. Available: https://nationalgeographic.grid.id/read/132068342/wabah-corona-ikan-kecil-hingga-lumba-lumba-muncul-di-perairan-italia.
[3] A. Kamaliah, “Polusi Amerika Serikat ‘Bubar’ Dilanda Virus Corona,” Detik News, 2020. [Online]. Available: https://inet.detik.com/cyberlife/d-4950285/polusi-amerika-serikat-bubar-dilanda-virus-corona.
[4] V. Oktiani, “Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Virus Corona Jadi Pandemi,” Detik News, 2020. [Online]. Available: https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-4943107/cara-menjaga-kesehatan-tubuh-saat-virus-corona-jadi-pandemi.
[5] B. M. T. Verdiana, “Cerita WNI di Malaysia, Jadi Rajin Masak Makanan Nusantara Saat Lockdown,” Liputan6.com, 2020. [Online]. Available: https://www.liputan6.com/global/read/4210258/cerita-wni-di-malaysia-jadi-rajin-masak-makanan-nusantara-saat-lockdown.
[6] R. Widiyani, “Tuntunan Islam Hadapi Virus Corona, Cuci Tangan hingga Lockdown,” Detik News, 2020. [Online]. Available: https://news.detik.com/berita/d-4943044/tuntunan-islam-hadapi-virus-corona-cuci-tangan-hingga-lockdown