PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso mengajak mahasiswa terlibat dalam aktivitas upaya pencegahan Covid-19, di mana aktivitas ini dapat dikonversi dengan mata kuliah dan KKN. Jebul mengungkapkan hal ini sebagai bentuk upaya gotong royong menangani situasi darurat nasional COVID-19.
“Yang menjadi relawan akan mendapat pengakuan nilai setara KKN,” jelasnya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (28/3).
Dijelaskan, kemdikbud bersama dengan Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit milik Perguruan Tinggi (RSPT) telah melakukan penyiagaan dan percepatan dalam upaya mitigasi dan penanganan COVID-19 untuk mendukung upaya BNPB dan Kemenkes.
“Mendikbud juga telah meminta bantuan kepada Rektor untuk mendorong Dekan Fakultas Kedokteran, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat untuk menggerakkan mahasiswa tingkat akhir atau Co-Asssistant (Co-As) secara sukarela bergotong-royong sebagai relawan kemanusiaan pencegahan meluasnya COVID-19,” jelasnya.
Dr Jebul mengatakan, nantinya fungsi relawan khususnya untuk melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), tracking, screening, hingga penanganan, sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
“Inisiatif ini sejalan dengan Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang telah diluncurkan Mendikbud, dimana aktivitas relawan sama dengan kegiatan atau pekerjaan di lapangan yang dapat dikonversi menjadi bagian penilaian kinerja mahasiswa atau satuan kredit semester,” katanya.
Setiap relawan akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemenuhan nutrisi, insentif dari Kemendikbud, sertifikat pengabdian kepada masyarakat, serta pengganti SKS dan KKN.
“Program ini bentuknya sukarelawan. Tidak ada paksaan apapun. Ini bentuk gerakan Bersama UMP untuk Indonesia,” pungkasnya. (tgr)