Oleh: Deni Al Asyari
Satu bulan sejak wabah corona menyerang penduduk di Republik ini, sektor ekonomi dan bisnis masyarakat secara perlahan tampak mulai lumpuh. Di berbagai kota, tak ayal, perusahaan dan toko-toko besar, perhotelan, area wisata dan jasa perjalanan serta transportasi, merumahkan karyawan dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), akibat tidak kuat menanggung biaya operasional.
Di Jakarta, viral tangisan karyawan Ramayana yang di PHK, di Jogja, ribuan karyawan tertunduk lesu setelah mendengar mereka harus di PHK. Di Semarang, ribuan karyawan menangis histeris karena selain di PHK, menerima gaji 50% dari yang biasanya.
Bahkan menurut data kementerian ketenagakerjaan (Kemenaker RI), per 10 April 2020, jumlah pemutusan hubungan kerja, mencapai 1,5 juta. Ini sebuah lonjakan angka yang sangat luar biasa. Bahkan banyak pengamat memprediksi, bahwa lonjakan angka PHK akan terjadi puncaknya pada bulan Juni 2020.
Bisa kita bayangkan, entah berapa angka lagi yang akan keluar hingga puncaknya bulan Juni nanti, sementara pada awal bulan April 2020 saja, sudah mencapai 1,5 juta jiwa.
Memang, kondisi ini bukan saja terjadi di satu kota dan bukan pula terjadi di satu negara. Namun terjadi pada banyak usaha dan di semua negara. Bahkan New York sebagai episentrum bisnis dunia pun, dibuat tersungkur.
Dan di tengah kondisi seperti ini, memang kita ingin menangis dan ingin berteriak. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Kenyataan ini menjadi sesuatu yang sangat berat tentunya. Apalagi mereka yang berperan sebagai tulang punggung atau kepala keluarga.
Dalam menangani persoalan ini, kita mendengar presiden Jokowi sudah mengeluarkan kebijakan kartu pra kerja, yang akan diperuntukan kepada mereka yang di PHK dan sejenisnya. Semoga kebijakan ini, dalam ranah implementasinya tidak berbelit dan sulit, sebab kita berharap langkah ini sedikit bisa menggembirakan & meringankan saudara-saudara kita, khususnya bagi mereka yang terdampak.
Namun, terlepas dari adanya kebijakan pemerintah terkait dengan insentif ekonomi. Maka di tengah ruang yang sempit ini, masih bisa kita kelola untuk mencari peluang-peluang usaha mandiri yang memungkinkan bisa bekerja di rumah atau beresiko kecil. Diantaranya, (1) Memproduksi Masker (bisa belajar dan melihat berbagai tutorial), (2), Memasak makanan & Jajanan, (3), bertani bagi mereka di pedesaan, (4), Menulis Artikel/Buku, (5), dan tentu banyak lainnya.
Oleh karena itu, bagi kami PT Syarikat Cahaya Media / Holding Company Suara Muhammadiyah, ingin mengajak kita bersama-sama untuk bangkit dan berkolaborasi di tengah Pandemi ini. Kita tidak boleh mundur apalagi kalah. Sebab orang bijak mengatakan “JIKA SEMUA ORANG MUNDUR DISAAT GAGAL & SULIT, MAKA TIDAK AKAN ADA ORANG SUKSES HARI INI “.
Oleh karenanya, sebagai alternatif pekerjaan atau usaha di tengah gelombang PHK ini, selain berbagai alternatif pekerjaan yang bisa kita lakukan, kami membuka peluang & kesempatan kepada kita semua untuk bergabung melalui usaha SM Logistic. Sebuah usaha ekpedisi yang bisa dijalankan di rumahan dan berbiaya murah.
Semoga ikhtiar dan kesabaran kita, berbalas dengan kebaikan dan keberkahaan yang berlipat ganda setelah usai pandemi ini. Karena kita yakin, setelah kesulitan, akan selalu didatangkan kemudahan.
Deni Al Asyari (Yogyakarta/12/04/2020)
Untuk lebih jelas dan detailnya, bagaimana cara pembukaan outlet SM Logistic, bisa menghubungi no 0823-1314-1558.
* Harga Khusus Di Tengah Pendemi.