Judul : Muda Berdaya Karya Raya
Penulis : Fahd Pahdepie
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan : I, Maret 2019. II, Agustus 2019
Tebal, ukuran : xx + 336 hlm, 13.5 x 20.5 cm
ISBN : 9786025734724
“Jika kau merasa menderita, bersyukurlah sebab segalanya berjalan tak baik-baik saja dan kau merasa kekacauan ini harus dirapikan, badai harus ditembus, kesalahan-kesalahan harus ditebus, dan apa-apa yang belum sanggup membunuhmu akan membuatmu lebih kuat”
Pernah mendengar istilah quarter life crisis? Definisi dan pengertian tentang istilah yang belakangan berkembang di dunia psikologi, quarter life crisis secara sederhana dapat kita pahami sebagai situasi psikologis yang dihadapi oleh kebanyakan orang di awal usia dua puluhan hingga pertengahan tiga puluhan.
Pada periode ini muncul ketidakpercayaan diri, keraguan, dan kekecewaan tentang hal-hal seputar karir, hubungan, dan kondisi finansial. Gejala umum dari situasi krisis perempat usia ini adalah rasa cemas, takut, bingung, tersesat, bahkan terasingkan. Segala perasaan yang membuat kita merasa tidak cocok dengan dunia tetapi tak tahu harus melakukan apa.
Masalah ini kelihatannya sepele, namun sebenarnya kompleks. Sebenarnya kita adalah generas korban kekerasan struktural. Anak-anak yang tumbuh di tahun 90-an dan besar di tahun 2000-an mungkin memiliki pengalaman yang sama. Jika diminta menggambar gunung, mereka akan menggambar segitiga berdampingan lalu matahari menyembul di antara keduanya. Di atasnya ada awan dan burung-burung cemara, lalu di kiri atau kanan gunung kembar itu akan mereka gambar pohon kelapa. Di bawahnya ada jalan berkelok yang di sisi kanan atau kirinya digambar petak-petak sawah dan sebagainya.
Barangkali kita merasa tidak pernah ditindas atau dianiaya oleh rezim, tetapi rezim ini telah secara membabi buta menyeragamkan cara berpikir dan imajinasi kita. Imbas dari gambar gunung tentu saja tidak sederhana. Kita dirancang untuk menjadi generasi yang tidak berani melawan tirani kekuasaan dan dipaksa hidup dalam sistem sosial serta imajinasi yang seragam tentang kehidupan. Keseragaman ini terus menjalar ke berbagai lini, salah satu contohnya, dari imajinasi tentang keluarga bahagia yang harus sesuai dengan standar BKKBN, dengan slogan dua anak cukup, sampai imajinasi tentang kehidupan mapan di masa depan yang ideal seperti PNS yang sudah pasti mendapat tunjangan pensiun.
Buku ini “Muda Berdaya Karya Raya” hadir untuk menjadi kawan bagi anak-anak muda. Tentang bagaimana keinginan untuk berkarya dan lebih berdaya sering terbentur dengan pandangan keluarga dan masyarakat yang berbeda tentang definisi sukses dan mapan. Agar mereka mulai berpikir lebih terbuka, berani mengambil resiko untuk mengeksekusi ide-ide, lebih percaya diri dengan karya, dan menjadi lebih berdaya. Buku ini juga mengajak anak-anak muda agar bisa bersama-sama menarasikan imajinasi Indonesia masa depan. Jangan pernah takut untuk bermimpi dan berimajinasi tentang kesuksesan yang besar. Jangan ragu untuk mewujudkannya. Bahwa kita semua bukan anak-anak muda biasa. (diko)