• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Desember 20, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Beribadah Itu Mudah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
7 Mei, 2020
in Beranda
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

Royyan Mahmuda Daulay

Pernah suatu ketika Rosulullah Saw. sedang berkumpul bersama para sahabatnya. Lalu ada salah seorang sahabat yang bertanya sembari sambat, ” Ya Rosulullah, enak sekali menjadi orang kaya. Mereka mendapatkan derajat yang tinggi dan kebahagiaan abadi. Mereka sholat sebagaimana kami sholat. Mereka berpuasa layaknya kami berpuasa. Tetapi mereka memiliki harta berlimpah sehingga memudahkan untuk bisa menunaikan haji, umrah, berjihad dan bersedekah. Rasanya sedih sekali ya Nabi. “

Baca Juga

Pendidikan Islam Di Era Digital Menurut Pakar Assoc Prof Dr Zakiyah

Kesempurnaan dan Kemudahan Agama Islam

Lantas Nabi Muhammad Saw. bertanya balik, “Maukah kalian aku ajari sesuatu yang dapat mengejar pahala orang-orang yang telah mendahului kamu dan juga orang-orang sesudahmu nanti, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian kecuali orang-orang yang melakukan seperti kalian lakukan? “

Para sahabat yang berada di sana langsung bergembira dan antusias seraya menjawab, ” Baiklah ya Rosulullah, kami mau. “

Maka kemudian Rosulullah Saw berkata, “Yang harus kalian lakukan adalah membaca tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar) sebanyak tiga puluh tiga kali setiap usai melaksanakan sholat.”

Para sahabat pun menjawab, “Baik ya Rosulullah. “

Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim serta termaktub dalam hadits ke-1419 pada kitab Riyadhush Sholihin, karya Imam An-Nawawi. Kisah ini sangat masyhur dan menjadi rujukan dalam membaca dzikir ketika bakda sholat lima waktu.

Hal yang menarik dari kisah ini adalah keluhan sahabat tentang permasalahan ekonomi kaitannya dengan kemuliaan ibadah. Memang persoalan ekonomi selalu menjadi permasalahan hidup manusia semenjak dahulu kala. Ukuran banyak sedikit kerap kali menimbulkan stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat. Banyaknya komoditi yang dimiliki menjadi penentu status sosial seseorang. Bahkan berimplikasi pada kehidupan keagamaan.

Anggapan bahwa dengan kekayaan bisa lebih mudah beribadah ternyata sudah ada sejak zaman para sahabat. Seperti kisah di atas misalnya, keluhan tentang kemampuan ekonomi yang mempengaruhi ibadah seseorang juga dirasakan oleh beberapa sahabat. Padahal sama-sama melaksanakan ibadah sholat dan puasa, tetapi dengan perbedaan harta membuat orang kaya lebih mudah untuk bersedekah ataupun haji ke baitullah. Lalu apakah bagi yang tidak seberuntung seperti si kaya lantas tidak dapat mendapatkan kemudahan beribadah?

Maha Bijaksana Allah Swt. dan luar biasanya Nabi Muhammad Saw. yang memberikan kiat bagi kita, siapa saja yang merasa belum mendapatkan kemudahan seperti si kaya, untuk bisa mendapatkan keistimewaan dengan cukup berdzikir membaca tasbih, tahmid dan tahlil. Dengan hanya mengucap dzikir tersebut (InsyaAllah sangat mudah) kita sudah dianggap melakukan amal tingkat tinggi. Bahkan bisa mengalahkan amal-amal orang kaya. Syaratnya adalah hati yang ikhlas dan mengharap ridho-Nya.

Akan sangat percuma semua ibadah kalau niatnya bukan untuk Allah semata. Termasuk dzikir yang mudah itu, jika diniatkan tulus dan ikhlas pasti akan bermakna di sisi Allah Swt. Karena hakikatnya balasan untuk ibadah itu yang menentukan adalah Allah Swt, bukan hitung-hitungan manusia. Maka, bagi kita yang belum seberuntung si kaya, tidak perlu risau dan resah tentang amal perbuatan kita akan kalah dibanding mereka. Selama dzikir dilakukan dengan sepenuh hati tanpa pamrih apalagi untuk pamer eksistensi, pasti akan ada imbalan tersendiri dari sang Ilahi. Mudah-mudahan pada ramadhan yang spesial ini kita dimudahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam bisshowab.

Royyan Mahmuda Daulay, Alumni Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tags: Cara IbadahIslam
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Pendidikan Islam Di Era Digital Menurut Pakar Assoc Prof Dr Zakiyah
Berita

Pendidikan Islam Di Era Digital Menurut Pakar Assoc Prof Dr Zakiyah

30 Agustus, 2023
Kesempurnaan dan Kemudahan Agama Islam
Berita

Kesempurnaan dan Kemudahan Agama Islam

23 Agustus, 2023
Belajar pada Kata dan Peristiwa (8)
Opini

Islam Mudah Dipahami

18 Agustus, 2023
Next Post

Bakti Guru IPM - Lazismu Banjar

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In