Mudik dan Batik Corona
Deni Asyari
Apa hubungan judul di atas….? Secara rangkaian kalimat, tentu tidak ada hubungannya sama sekali. Sebab mudik adalah proses mobilitas manusia, sementara batik corona adalah sebuah benda atau aksesoris kebutuhan manusia.
Akan tetapi jika dilihat dari semangat spiritualitasnya, antara mudik dan batik corona memiliki kesamaan nilai bagi manusia. Mudik adalah proses manusia menemukan hakikat kedirian yang azali, ketika tanah rantau telah mengubah kedirian setiap insan menjadi masyarakat baru dan metropolis, namun kembali ke kampung halaman, adalah proses manusia menemukan orisinalitasnya.
Salah satu orisinalitas itu adalah, hidup yang guyub, tenang, saling berbagi, silaturami dan berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tidak ada yang membedakan kita dengan sesama. Hidup terasa jauh lebih tenang, damai dan jauh dari berbagai hiruk pikuk.
Sementara batik corona, adalah sebuah karya batik yang didesain dengan mengambil situasi emosi dan pikiran publik yang tengah dihadapi saat sekarang, yaitu pandemi wabah corona. Dimana hampir setiap kita, dibuat resah dan khawatir dengan adanya virus ini. Dampaknya, tidak sedikit usaha-usaha masyarakat yang tutup dan para pekerja yang menganggur.
Dengan mengambil konsep desain Corona, yang bermakna ” Tetesan Air Hujan yang Diharapkan Dapat Menghapus Segala Musibah/Pandemi yang ada di bumi indonesia” ini, batik corona dapat menjadi sarana dan bagian doa kita, agar kembali hidup dengan penuh ketenangan dan kedamaian.
Walaupun pemerintah, ormas Islam maupun Majelis Ulama Indonesia secara tegas, telah mengeluarkan himbauan larangan mudik maupun pulang kampung atau apapun penamaannya. Namun spiritualitas mudik untuk saling berbagi dan saling berdoa tidaklah menjadi halangan kita saat sekarang ini.
Batik Corona, selain tanda cinta kasih dan semangat berbagi, tentunya adalah simbol untuk saling mendoakan, agar wabah ini segera sirna dari kehidupan kita. Dan yang lebih penting juga adalah, bahwa batik corona menjadi simbol kebersamaan kita, yang pernah hidup di tengah wabah virus corona.
Oleh karena itu, Suara Muhammadiyah, dalam kondisi ini, menghadirkan produk khusus untuk gift atau hadiah, yang bisa kita berikan kepada sanak saudara, kerabat dan tetangga di kampung halaman, sebagai pengganti diri yang tak dapat pulang di hari nan fitri.
Melalui batik corona, Toko SM akan menyisihkan sebagian keuntungan penjualannya, untuk bantuan APD tenaga medis, yang selama ini hadir sebagai garda depan, dalam melayani kita semua.
Mari pesan dan berbagi gift Batik Corona, dan dapatkan di toko Suara Muhammadiyah, dengan menghubungi no kontak: 0888-2832-480 atau 081904182008
STOK TERBATAS…!!
Deni Asyari, Direktur PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah