Oleh: Heryan Ardhi Kusuma, M. Pd
Pandemi Covid-19 masih terus membungkam negeri tercinta Indonesia. Terhitung sudah sekitar 2-3 bulan penyakit menular ini menjangkit bumi pertiwi. Dalam 2-3 bulan ini, terhitung sudah puluhan ribu korban terinfeksi dan ratusan lainnya meninggal dunia. Yang menyedihkan, tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan virus mematikan ini akan pergi dari negeri Indonesia, mengingat korban masih terus bertambah setiap harinya. Bahkan jumlah pasien positif masih di angka 500 jiwa (10 Mei 2020).
Tentu ini masih harus menjadi perhatian kita bersama untuk terus mengikuti anjuran pemerintah demi terputusnya rantai penularan Covid-19, meskipun beberapa kali ketidaktegasan terhadap anjuran tersebut masih kita dengar melalui statement yang diungkapkan melalui media-media. Paling tidak, inilah strategi yang dimainkan oleh tim gugus penanganan Covid-19, yang dalam hal ini mewakili pemerintah, untuk menghentikan sebaran virus yang memiliki nama lain Corona tersebut.
Strategi yang jitu memang perlu dimainkan untuk mengatasi pandemi yang masih terus melanda. Salah sedikit saja strategi yang dimainkan, efek kejutnya akan terasa bukan main dan tentu akan menambah banyak penderitaan di masyarakat. Maka itu, tidak salah jika sampai saat ini masih terus kita lihat upaya dari pemerintah untuk menghentikan penularan virus Covid-19 ini.
Jika menilik pada strategi yang dimainkan, setidaknya kita bisa lihat adanya kemiripan antara strategi yang dijalankan pmerintah, dengan strategi yang sering dimainkan dalam permainan bola sepak. Dalam hal ini, kita menyebut Pemerintah sebagai Manager, masyarakat sebagai pemainnya, dan Covid-19 sebagai musuhnya. Singkatnya, ini adalah pertandingan antara Indonesia vs Covid-19.
Dalam dunia sepak bola, tentu kita mengenal strategi-strategi dasar bola sepak bernama Attack, Defence, dan Counter Attack. Masing-masing strategi tersebut memiliki karakter yang tentunya berbeda. Attack adalah strategi menyerang, Defence merupakan strategi bertahan, dan Counter Attack merupakan strategi serangan balik. Istilah-istilah tersebut akan kita gunakan untuk melihat bagaimana strategi yang sudah dan mungkin akan dijalankan oleh pemerintah saat ini.
Dalam selang waktu 2-3 bulan ini, Covid-19 menyerang Indonesia secara ugal-ugalan. Bagaimana tidak, begitu sampai di negara kita, Covid-19 ini sudah menginfeksi puluhan, ratusan, ribuan, bahkan saat ini hingga puluhan ribu jiwa. Ibarat pertandingan sepak bola, strategi yang dijalankan virus Covid-19 ini adalah All out Attack.
Sejak awal datang hingga saat ini, Covid-19 terus menyerang negara kita tanpa ampun. Ini mirip dengan strategi All out Attack yang memaksa pemainnya untuk terus menyerang dari segala arah
Lalu, bagaimana strategi Indonesia untuk menahan gempuran Covid-19? Pada awalnya, sang Manager dan seluruh pemain (Pemerintah dan masyarakat) tentu terkejut melihat situasi tersebut. Selang beberapa waktu, dengan melihat kondisi yang semakin memburuk, sang manager menerapkan strategi Zone Defence atau penjagaan daerah yang merupakan satu bagian dari strategi Defence dalam permainan sepak bola.
Strategi yang diterapkan pemerintah ini adalah dengan mengajak masyarakat untuk tetap tinggal di rumah. Harapannya adalah daerah sekitar tempat tinggal aman dari serangan Covid-19. Seluruh media baik cetak maupun digital memasang tagar #stay at home untuk mengkampanyekan strategi tersebut. Strategi ini kemudian diterapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat dan terlihat cukup efektif, meskipun jumlah pasien positif terus bertambah.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat terlihat mulai lengah dan lelah menerapkan strategi tersebut. Hal ini ditandai dengan ramainya kembali jalanan dan tempat-tempat umum yang mengakibatkan situasi berlanjut memburuk. Dalam masa ini, sang manager menerapkan strategi All out Defence atau strategi full bertahan. Strategi pemerintah ini adalah dengan menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Tidak cukup dengan strategi #dirumah saja, pemerintah menerapkan strategi yang lebih besar yaitu dengan membatasi aktivitas masyarakat hampir di seluruh aspek.
Jangankan untuk menyerang, untuk keluar dari zona saja sudah tidak boleh, karena akan menambah jumlah orang yang menjadi korban. Ini merupakan strategi full bertahan untuk membendung serangan dan penjangkitan Covid-19 yang permainan dan wilayah serangnya sulit ditebak.
Ditambah lagi larangan mudik yang akhir-akhir ini menjadi polemik. Terlepas sama atau tidak definisi antara mudik dan pulang kampung, kebijakan atau strategi ini tetap menjadi bahan polemik, mengingat mudik sudah menjadi adat dan kebiasaan masyarakat Indonesia di masa-masa mendekati hari raya idul fitri. Namun demikian, pemain tetap harus mengikuti arahan manager agar tidak terkena sanksi. Jika tidak, alih-alih menyerang, malah justru gol bunuh diri yang tercipta. Maka itu, strategi bertahan ini perlu untuk terus kita lanjutkan.
Agar tidak lelah, kekompakan antar pemain sangat dibutuhkan dalam menjalankan strategi ini. Seluruh pemain mesti bertahan, meski menguras emosi. Kekuatan antar lini perlu untuk terus diperkuat, agar Indonesia semakin hebat. Gotong royong, bahu membahu dan saling membantu perlu untuk terus dilanjutkan, agar serangan ini bisa kita hentikan. Seluruh pemain atau lapisan masyarakat perlu turun untuk membantu pertahanan, agar jangan sampai kebobolan.
Satu-satunya yang bisa diandalkan untuk menyerang saat ini adalah tenaga medis dan ilmuwan di bidang kesehatan yang memiliki spesialisasi di bidangnya
Merekalah yang kita harapkan untuk bisa memberikan Counter Attack atau serangan balik, sembari menunggu strategi lanjutan dari sang manager. Kapan strategi Attack akan dilakukan harus terus menunggu arahan, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pemain tidak boleh ngeyel dengan aturan manager, meskipun sebenarnya pemain inilah yang merasakan dan mengetahui langsung situasi dan kondisi di lapangan. Lagi-lagi, yang perlu diingat adalah kita berada dalam satu tim yang di dalamnya terdapat manager. Maka, perubahan kebijakan yang kerap terjadi, bisa jadi bukan sebuah bentuk ketidaktegasan, melainkan memang perubahan strategi ayng sedang dan akan diterapkan oleh sang manager.
Selanjutnya, jika pertandingan harus dilanjutkan dalam masa extra time,yang artinya masa darurat Covid-19 diperpanjang, maka disinilah kita diuji letak kekuatan kita sebagai suatu bangsa. Seberapa kuat kita sebagai sebuah tim (negara) untuk bersatu dan menumpahkan seluruh keringat serta semangat berjuang demi sebuah kemenangan besar akan diuji. Untuk mensiasati hal tersebut, yang harus dilakukan adalah sabar, usaha dan tawakal. Kita mesti menunggu kabar baik itu tiba.
Kabar baik dimana kita bisa melakukan perlawanan dan serangan. Kita harus selalu berdoa semoga Allah mudahkan para tenaga medis dan ilmuwan kesehatan untuk menemukan obat yang bisa digunakan dalam melawan dan mengobati virus Covid-19 ini. Lelah itu pasti, namun perjuangan tak boleh berhenti. Mendukung tim sepakbola kesayangan saja bisa, apalagi mendukung negara untuk mencapai tangga juara, yaitu mengalahkan Covid-19. INDONESIA PASTI BISA!!
Heryan Ardhi Kusuma, M. Pd, Guru di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta