SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Penyebaran virus corona yang masih berlangsung di tanah air membuat semua pihak harus melakukan pembatasan dalam berbagai kegiatan guna memutus mata rantai penularan covid-19. Tak terkecuali kegiatan di perguruan tinggi, meski tidak boleh melupakan inovasi dan kreatifitas.
Seperti yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Meski di tengah pandemi Covid-19, tidak menghambat kreatifitas dan inovasi. Salah satunya melaksanakan pengukuhan guru besar melalui daring (online).
Kali ini UMS, menggelar pengukuhan guru besar secara online salah satu guru besarnya yakni Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, S.E., M.Si, Guru Besar Ilmu Manajemen pada Rabu, 13 Mei 2020 di Auditorium Moh Djazman. Ini adalah pengukuhan guru besar secara online yang digelar oleh perguruan tinggi swasta di tanah air.
Pengukuhan guru besar online ini dilakukan dengan mengambil empat titik lokasi yang berbeda yakni Auditorium UMS, rumah Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, S.E., M.Si, kediaman Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si di Yogyakarta dan kantor Ketua LLDIKTI Jawa Tengah, Prof. DYP di Semarang. Pengalungan samir kepada Prof Dr Anton Agus Setyawan dilakukan oleh Wakil Rektor 1, Prof Dr Muhammad Da’i, yang mewakili Rektor.
Prof. Dr. H. DYP Sugiharto, M.Kons, menyebut pengukuhan tersebut juga merupakan pengukuhan guru besar pertama di Jawa Tengah yang dilakukan secara online. “Selamat kepada Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, S.E., M.Si yang hari ini resmi dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Manajemen. Di perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah, UMS merupakan PTS pertama yang melakukan pengukuhan gubes secara online. Kami turut bangga. Pandemi covid-19 tidak menghalangi untuk terus berinovasi dan berkreatifitas,” ujar Prof. Dr. H. DYP Sugiharto, M.Kons dalam sambutannya secara daring.
Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, S.E., M.Si tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia dan harunya. Ketika pidato temuannya mengenai Relationship Marketing Kemitraan Strategis UMKM dan Kesenjangan Kesejahteraan di Indonesia, dirinya pun berulang kali mengusap titikan air matanya. “Saya bener-bener bahagia, ya semoga ini bisa menginspirasi teman-teman yang lain juga, apalagi ini merupakan pengukuhan pertama yang dilakukan secara online,” ucap dia.
Prof Anton membacakan pidato pengukuhan di rumahnya, sedangkan Rektor UMS Prof Sofyan Anif bersama pimpinan universitas lainnya berada di Auditorium Moh Djazman, kampus UMS. Prof Anton merupakan guru besar ke-29 UMS. “Dalam konteks penguatan UMKM di Indonesia, kemitraan strategis dengan kerangka relationship marketing bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja bisnis UMKM,” jelas Prof Anton terkait materi pidatonya.
Hal tersebut terjadi karena UMKM mempunyai keterbatasan sumber daya yang bisa diatasi dengan melakukan kemitraan dengan perusahaan besar. Untuk penguatan kekuasaan UMKM tersebut maka perlu ada intervensi terkait dengan kebijakan UMKM. “Pihak lain yang diharapkan melakukan intervensi adalah pemerintah dan perguruan tinggi,” katanya.
Pemerintah dan perguruan tinggi melalui kegiatan pengabdian masyarakat saat ini banyak melakukan aktivitas pelatihan dan pendampingan UMKM. Tapi, peningkatan kapasitas dan keahlian UMKM perlu dikombinasikan dengan kebijakan ekonomi yang memberikan dukungan pada jenis usaha ini.
“Dalam konteks pemulihan ekonomi pasca bencana COVID-19, penataan ulang manajemen rantai pasok berbasis relationship marketing bisa menjadi pilihan strategi,” jelasnya lagi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam sambutan online mengatakan pengukuhan guru besar UMS tersebut diharapkan menjadi virus positif bagi civitas akademika yang lain untuk meningkatkan peran keilmuwan. “Dunia ilmu akademik bisa memberikan kontribusi ke negara agar bisa memberikan keputusan strategis untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Haedar.
Haedar juga berharap kehadiran guru besar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah bisa menyebarluaskan semangat akan ilmu dan ilmiah bagi masyarakat. Apalagi saat ini kultur budaya ilmiah masih kurang. “Banyak guru besar, doktor tapi belum bisa memberikan kontribusi bagi dunia ilmiah. Saat menghadapi wabah sebagian besar masyarakat masih tidak memperhatikan dan kurang berpijak pada keilmuwan yang obyektif dan mendalam. Sehingga muncul sikap nir ilmu dan apriori,” ujarnya.
Di sisi lain, Haedar Nashir juga mengapresiasi Kampus UMS yang merupakan PTS pertama yang melakukan pengukuhan guru besar secara online. Ia menyebut, kalangan kampus harus terus bergerak maju dengan beragam kreatifitas dan inovasinya. Dan hal itu sudah ditunjukkan oleh UMS, meski di tegah keterbatasan karena pandemi covid-19 tetapi tetap tidak menghalangi untuk bergerak maju.
Sementara itu, Rektor UMS Prof Sofyan Anif mengatakan meskipun di tengah pandemi COVID-19 bukan berarti aktivitas akademik terhenti. Apalagi guru besar merupakan jabatan tertinggi sehingga prosesnya harus terus berjalan termasuk pengukuhannya.
“Jadi kita harus menghargai dengan tetap melakukan pengukuhan. Maka digelar secara online ini. Ini bisa jadi yang pertama untuk kalangan perguruan tinggi swasta. Dunia akademik harus terus bergerak dinamis mengikuti dan mengantisipasi kondisi yang ada. Inovasi tidak boleh berhenti. Selaku pimpinan universitas saya juga menyampaikan ucapan selamat kepada Prof Anton yang hari ini dikukuhkan, semoga makin memberikan kontribusi yang optimal bagi pengembangan UMS. Beliau ini juga salah satu penulis aktif dari UMS,” katanya.
Ditambahkan Rektor, sebenarnya sda dua guru besar yang bisa dilakukan pengukuhan. Tetapi satunya masih menunggu waktu yang tepat untuk pelaksanaan pengukuhan. Saat ini, UMS juga sedang mengajukan beberapa nama untuk diusulkan sebagai guru besar baru. (Bangkit N)