Oleh: Koiru Umam
Semua persoalan jika kita kaitkan dengan agama, hal penting yang harus kita pahami terlebih dahulu adalah “kenapa Agama itu hadir”. Maka, para ulama sepakat bahwa minimal kehadiran agama bertujuan untuk lima hal, yang kemudian dapat kita sebut Maqasid Syariah. Yaitu, memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara harta, juga memelihara keturunan. Nah, segala sesuatu yang memiliki tujuan untuk memelihara, merupakan sebuah anjuran yang ditetapkan oleh agama itu sendiri, terlebih hal tersebut masuk dalam kategori “kewajiban”. Dan segala sesuatu yang menghambat dan mengabaikan tujuan tersebut jelas-jelas agama itu sendiri melarangnya.
Jika kita kaitkan hal diatas dengan peristiwa yang sedang dialami saat ini. Merebaknya virus covid 19 (corona) yang bukan hanya berskala lokal, namun lebih besar dari itu, skala global. Tak salah jika kita berupaya untuk melaksanakan salah satu Maqasid Syariah dalam beragama, yakni memelihara jiwa. Berkaitan dengan itu, artinya kita mesti dan harus mengikuti anjuran yang telah ditetapkan oleh yang Kompeten untuk urusan ini. Janganlah sampai menjadi dokter dadakan, ahli tafsir dadakan bahkan ahli virus dadakan. karena, hal ini akan lebih membuat kacau dunia persilatan. Terlebih lagi jika mengaitk-ngaitkan sesuatunya dengan dalih dan dalil-dalil yang tak bertanggung jawab.
Kan banyak sekali kita sering mendengar masyarakat yang suka membuat pertentangan mengenai “takut itu pada Allah” bukan terhadap “virus corona” jadi ndak masalah beribadah ke rumah ibadah secara beramai-ramai, pasti Allah akan menjaga. Yaa dalam konteks takut disini saja sudah berbeda perspektif. Hal ini tak dapat dipertentangkan. sudah jelas bahwasanya takut kepada Allah dengan takut pada hal lain itu berbeda jauh sekali konteksnya.
Jika kita takut pada Allah, sudah semestinya dan selayaknya untuk kita mendekat pada-Nya. Eiitss tapi jangan salah sangka, tiap orang miliki cara sendiri-sendiri untuk menikmati kedekatan dan kemesraannya pada Allah. Sedangkan takut pada virus corona, hal yang mesti dilakukan adalah justru kita menjauhinya. Karena hal tersebut merupakan sebuah penyakit (yang seperti hantu) tanpa bisa di deteksi secara jelas yang dapat membuat jiwa manusia terancam juga secara acak. Masa iya mau didekatin juga. Kan bakal berabe tah.!
Tulisan ini hadir ditujukan tidak hanya untuk masjid atau rumah ibadah manapun. Akan tetapi untuk segala aspek yang ada. Pasar, tempat jajanan, tempat tongkrongan dan tempat-tempat keramaian pun saya sepakat untuk sama-sama dikosongkan atau untuk sementara dibatasi arus lalu lalangnya. Dengan membuat protokoler yang sedemikian hingga oleh yang memiliki kebijakan untuk melakukan hal tersebut. sehingga tidak akan membuat prasangka-prasangka yang kejam yang dapat meracuni fikiran-fikiran manusianya.
Tentunya, Allah sudah pasti akan menjaga kita sebagai hambanya berdasarkan konsep yang telah diajarkan oleh Baginda Rasulullah tercinta, yaitu harus ada ikhtiar dulu, baru sisanya tawakkal. Nah salah satu bentuk ikhtiar kita untuk melaksanakan “Maqasid Syariah” dalam memelihara jiwa adalah dengan mengikuti acuan yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang pakar dalam hal tersebut. menjauhi diri dari hal yang dapat membuat virus corona menyerang kita semua. Setelahnya, barulah kita pake jurus terakhir, Tawakkal.!
Hendaknya demikianlah cara kita beragama. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dari maraknya virus corona yang sedang merebak, wabilkhusus di Kab. kita Rejang Lebong. terakhir, “Ud’u ila sabili Rabbika bil hikmah….”. Islam itu datang sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin bukan sekedar Rahmatan Lil “Muslimin”.
Wallahu a’lam bisawab.