MEDAN, Suara Muhammadiyah – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menggelar yudisium dan sumpah 79 orang lulusan profesi dokter dengan menerapkan protokol kesehatan di auditorium kampus, Jalan Kapten Mukhtar Basri, Medan, Sabtu (20/6).
Berbeda dengan kegiatan yudisium biasanya, para dokter yang diambil sumpah harus menerapkan protokol kesehatan yang diterapkan pihak universitas. Dimulai dari pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun dan wajib mengenakan masker selama acara berlangsung. Para dokter muda yang diambil sumpahnya juga wajib menjaga jarak (social distancing) yang posisinya diatur di dalam ruang acara. Selain itu untuk menghindari kerumunan, peserta yudisium juga tidak didampingi orang tua dan anggota keluarga lainnya.
“Mengingat situasi pandemi Covid-19, para orang tua dan keluarga dokter yang diambil sumpah menyaksikan seluruh rangkaian acara melalui tayangan video streaming via medsos. Termasuk Gubernur Sumut, Pak Edi Rahmayadi yang hari ini menyaksikan yudisium putrinya, dr Siti Andira Ramayadi lewat tayangan di video streaming,” kata Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP.
Rektor menyampaikan selamat dan terima kasih atas dukungan Gubernur Sumut , Edi Rahmayadi terhadap program-program UMSU terutama dalam mendapatkan lahan pengembangan kampus terpadu UMSU. Termasuk juga kepercayaan Gubernur Sumut menitipkan putrinya, dr Siti Andira Ramayadi menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran UMSU.
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP mengatakan, yudisium profesi dokter yang dilaksanakan di masa pandemi Covid -19 dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dan serius mengikuti protokol kesehatan. Suasana pandemi Covid -19 membuat acara yudisium dan pengambilan sumpah dokter tidak dilakukan seperti biasa di masa normal.
“Alhamdulillah acara yudisium ini berjalan lancar dan khidmad, meski dalam suasana pandemi Covid-19,” katanya.
Menurut dia, yudisium dan pemgambilan sumpah dokter merupakan momen yang membanggakan bagi para lulusan dan orang tua karena sebelumnya harus mengikuti ujian kompetensi mahasiswa profesi dokter (UKMPPD). Apalagi ada diantara peserta yudisium berhasil lulus dengan sekali mengikuti ujian kompetensi.
“UKMPPD menjadi tantangan tersendiri bagi para lulusan Fakultas Kedokteran karena dilakukan dengan sangat ketat secara nasional. Artinya mahasiswa yang berhasil lulus harus benar-benar memenuhi kemampuan dan keahlian sesuai kompetensi yang dipersyaratkan,” katanya.
Dia berharap, dalam situasi pandemi Covid-19, para dokter muda yang baru mengikuti yudisium dan mengangkat sumpah bisa melaksanakan tugas dan pengbdiannya di tengah masyarakat dengan menunjukkan karakter sebagai dokter islami. Sebagaimana ditunjukkan para alumni FK UMSU yang mampu membawa nama baik saat menjalankan tugas pengabdian.
Dalam kesempatan itu Rektor menegaskan komitmen pihak universitas untuk terus melakukan berbagai upaya perbaikan layanan dan penyediaan fasilitas fakultas kedokteran. Upaya untuk peningkatan kualitas fakultas kedokteran itu tentu harus didukung dengan semangat kebersamaan dan saling bekerjasama.
Semangat Baru FK UMSU
Rektor selanjutnya menayangkan visual pembangunan gedung baru FK UMSU setinggi tujuh lantai yang rencananya akan selesai pada akhir 2021. Pembangunan gedung FK yang representatif ini akan semakin menegaskan komitmen UMSU yang saat ini telah meraih akreditasi A.
Dia juga mengingatkan para lulusan yang mengikuti yudisium untuk terus mengasah kemampuan dan menambah ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan teknologi. Para dokter yang baru lulus jangan merasa cepat puas karena teknologi pelayanan kesehatan terus berkembang.
Sebelumnya, Dekan FK, Prof. Dr. H. Gusbakti Rusip, MSc PKK AIFM mengatakan, yudisium yang dilakukan adalah untuk angkatan XXI. Para lulusan FK UMSU saat ini sudah tersebar di masyarakat.
Dia berharap, dalam situasi pandemi Covid-19, para dokter yang baru mengikuti yudisium bisa ikut berperan mempraktekan ilmu yang dipelajari di kampus dengan memberikan pelayanan di masyarakat.
Sementara yudisium terbaik, Anwarul Mizan yang meraih IP tertinggi, 3,98 menyampaikan terima kasih dan siap memberikan pengabdian kepada masyarakat. Suasana pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi dia dan rekan-rekan dokter muda lainnya untuk menjalankan program internship (proses pemantapan mutu profesi dokter) selama setahun. (Syaifulh/Riz)