MEDAN, Suara Muhammadiyah – Walikota Medan, H Akhyar Nasution minta Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ikut bersama-sama memberikan solusi dalam upaya penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
“Pemerintah Kota Medan tidak bisa berjalan sendiri dalam penanggulangan dampak pandemi Covid -19 karena masalahnya terlalu kompleks sehingga membutuhkan kebersamaan dan keterlibatan semua pihak, termasuk Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,” katanya saat melakukan kunjungan ke kampus UMSU di Jalan Kapten Mukhtar Basri, Medan (22/6).
Hadir dalam pertemuan itu, Wakil Rektor I, Dr Muhammad Arifin, SH, M Hum, WR 2, Dr Akrim, SPdI, MPd, Sekertaris Universitas, Gunawan SPdI, MTH.
Menurut dia, keterlibatan UMSU sangat penting untuk memberikan masukan serta solusi terkait prilaku masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi. Ada kesan penerapan protokol kesehatan mulai longgar, bahkan cenderung cuek dengan penyebaran virus corona.
Dampak pandemi Covid-19 yang terlalu lama juga berimbas pada aspek ekonomi masyarakat yang mengalami kesulitan karena produksi tidak didukung oleh konsumsi. “Produksi ok, masalahnya tidak didukung karena tingkat konsumsi rendah. Alhasil ekonomi menjadi mandeg,” katanya.
Saat ini hotel diberi izin untuk membuka usaha, tapi tingkat okupasi (hunian) tidak sampai 10 persen sehingga pengusaha akhirnya memilih tutup. Demikian juga sektor lainnya yang juga mengalami dampak pandemi Covid-19.
Persoalan lain yang juga perlu dicari solusi dan jalan keluarnya bersama adalah masih adanya stigmatisasi terhadap warga yang terinfeksi Covid-19. Pemko Medan juga belum memiliki formula khusus terkait dengan penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pendidikan dasar.
” Untuk sosialisasi penerapan protokol kesehatan di perguruan tinggi barangkali tak masalah, tapi bagaimana dengan anak-anak. Belum lagi ketersedian sarana dan prasarana, bahkan untuk akses air bersih di sekolah-sekolah saya kira baru 10 persen,” katanya didampingi, Kadis Kesehatan, Dr Erwin dan Camat Medan Timur.
Lebih jauh dijelaskan, pihaknya telah membuat peraturan walikota tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019. Masalahnya, banyak warga yang saat ini abai dengan protokol kesehatan karena merasa dirinya aman dari Covid-19.
Melihat begitu kompleksitasnya persoalan terkait Covid -19, Pemko Medan tidak mungkin berjalan sendiri. Luasnya dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 memerlukan kebersamaan dan keterlibatan semua pihak, kampus, termasuk juga tokoh masyarakat dan para ulama.
Kadis Kesehatan Medan, Dr Erwin menambahkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menahan laju persebaran Virus Corona di Kota Medan. Hanya saja sulit mengubah kebiasaan masyarakat, sementara persebaran Virus Corona makin meluas dan polanya tidak lagi kontak erat orang yang berpergian atau beresiko. Tapi berkembang menjadi kluster kegiatan dan kluster keluarga.
“Kita ini kalau belum terinfeksi tak merasa perlu menerapkan protokol kesehatan, tapi jika di satu kawasan ada yang terpapar virus baru sibuk mencegah Covid-19,” Kadis Kesehatan Kota Medan, Dr. Erwin.
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP diwakili Sekertaris Universitas, Gunawan, SPdI, MTH mengatakan, universitas siap bahu membahu bersama Pemko Medan mencari alternatif solusi penanganan pandemi Covid-19. Melalui sumber daya yang tersedia UMSU siap memberi masukan dan alternatif lain dalam penanganan Covid-19.
Wakil Rektor 2, Dr Akrim MPd menambahkan, pentingnya penanganan Covid -19 berbasis keluarga. Artinya keluarga yang dijadikan pilar utama dalam.pencegahan pandemi Covid-19.
“Kepala keluarga punya tanggung jawab karena jika abai protokol kesehatan. maka anggota keluarga lainnya juga tidak peduli dengan masalah pandemi Covid-19,” katanya.
Kunjungan Walikota Medan, Akhyar Nasution diakhiri dengan meninjau fasilitas pendukung untuk menerapkan protokol kesehatan. Serta pembangunan kampus Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi yang direncanakan setinggi tujuh lantai. (Syaifulh/Riz)