Prof DR H Haedar Nashir, MSI
Muhammadiyah jika ingin tetap berperan strategis dalam kehidupan umat dan bangsa, bahkan di tingkat global, mau tidak mau harus menjadi gerakan yang unggul di segala bidang. Artinya harus menjadi gerakan yang berkemajuan. Dengan keunggulan dan kemajuan yang dimilikinya, Muhammadiyah akan memiliki daya tawar yang tinggi, sehingga untuk berbuat apapun menjadi leluasa.
Mana mungkin Muhammadiyah berpengaruh di hadapan umat, bangsa, dan lingkup global manakala dirinya miskin atau tidak memiliki sesuatu. Jika hanya berwacana, beretorika, menyelenggarakan forum-forum nasional dan internasional tanpa memiliki kekuatan di bidang ekonomi dan amal usaha plus integritas moral maka pengaruhnya artifisial semata. Orang tahu atau hormat karena kita pandai atau populer, tetapi sebatas itu saja.
Karenanya menjadi keniscayaan Muhammadiyah harus membangun pusat-pusat keunggulan di bidang amal usaha dengan mengembangkan yang sudah ada plus membangun yang baru. Lebih utama di bidang bisnis atau amal usaha ekonomi. Tiga pilar utama atau trigatra Muhammadiyah yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi itu harus dibangun menjadi pusat-pusat keunggulan gerakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah Berkemajuan
Memasuki usia ke-104 miladiyah Muhammadiyah harus mampu membangkitkan para anggota dan seluruh institusinya spirit dan langkah perubahan yang mendorong usaha-usaha strategis untuk melahirkan pusat-pusat keunggulan dan perluasan jelajah perjuangan Persyarikatan menuju Muhammadiyah berkemajuan. Jadikan momentum terbaik ini sebagai jihad kolektif guna mendorong semangat tanwir (pencerahan) dan taghyir (perubahan) guna membangun Muhammadiyah Berkemajuan.
Jika Muhammadiyah dalam kurun terakhir begitu bergelora mengusung tema gerakan “Islam Berkemajuan” dan “Indonesia Berkemajuan”, maka modal utamanya harus dari Muhammadiyah Berkemajuan, yakni Muhammadiyah yang unggul di segala bidang kehidupan. Pepatah Arab menyatakan, faaqid asy-syaiy la-yu’thi, bahwa orang yang tak mempunyai apa-apa tidak mungkin dapat memberi apa-apa. Maka menjadi suatu keniscayaan bahwa Islam dan Indonesia yang berkemajuan hanya lahir dan tercipta dari rahim Muhammadiyah berkemajuan.
Ketika malam ini kita merayakan milad, ingatlah akan spirit kemajuan yang menjadi inspirasi awal Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Melalui Muhammadiyah, umat Islam Nusantara yang saat itu kolot dan tertinggal berubah wajah menjadi Islam Indonesia yang Berkemajuan. James L Peacock (1986), seorang antropolog ternama dari University of North Carolina USA, yang merintis penelitian Muhammadiyah tahun 1970-an, dengan objektif menulis sebagai berikut:
”Dalam setengah abad sejak berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam macam daerah. Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada permulaan abad ke-20 terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah.
Dengan beratus-ratus Cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah-rumah piatu, panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah sebagai lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiyah, organisasi wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia. Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar kelima di dunia.”
Tantangan Ke Depan
Kini tantangan bagi para pimpinan dan warga Persyarikatan ialah bagaimana menjadikan Muhammadiyah di seluruh tanah air menjadi jauh lebih maju. Dengan modal kemajuan yang telah dimiliki di berbagai garapan dakwah dan amal usaha yang telah berkembang pesat, kita memiliki agenda strategis untuk membangun pusat-pusat keunggulan sebagai penanda kemajuan Muhammadiyah di abad kedua. Bikinlah sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, pusat-pusat bisnis, lembaga pelayanan sosial, dan model-model dakwah komunitas yang unggul secara luas di seluruh pelosok tanah air.
Muhammadiyah tidak boleh berpuas diri atas capaian keberhasilan amal usaha dan kiprah dakwah yang telah dilakukan saat ini. Di tengah gelora persaingan dengan pihak lain, Muhammadiyah harus masuk pada fase membangun pusat-pusat keunggulan (center of excelences) di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, serta dalam dakwah komunitas di basis jamaah. Jika pada Milad ini diberikan Muhammadiyah Awward untuk sekolah-sekolah berprestasi inovatif dan para pendidik yang berkhidmat sepenuh hati, hal itu merupakan wujud apresiasi Pimpinan Pusat untuk pengembangan usahausaha membangun keunggulan menuju Muhammadiyah Berkemajuan.
Muhammadiyah tidak boleh larut dengan kerja-kerja rutin dan organisatoris. Para pimpinan juga tidaklah cukup hanya menjalankan tugas-tugas pelayanan umat semata. Memberi ceramah dan pengajian memang penting, tetapi pada saat yang sama tidak boleh mengabaikan dan bahkan harus difokuskan pada kerja-kerja produktif dan strategis guna membangun Muhammadiyah berkemajuan. Kerahkan energi untuk berkiprah nyata membangun tonggak-tonggak penting dan strategis menuju Muhammadiyah berkemajuan yang unggul dan terdepan.
Muhammadiyah harus melakukan terobosan baru dalam mengembangkan amal usaha dan usaha-usaha dakwah yang berkeunggulan. Dalam hal ini pengembangan program ekonomi dan bisnis yang konkret, harus menjadi perhatian khusus Muhammadiyah sebagai ikhtiar mengembangkan pilar ketiga amal usaha strategis di abad kedua. Inilah tugas dan tanggungjawab terberat para pimpinan dan aktivis Muhammadiyah di seluruh tanah air. Dulu kita memiliki semboyan, “Sedikit bicara banyak bekerja”. Maka bangkitkan kembali etos yang baik itu dengan semboyan baru: “Sedikit bicara, banyak berpikir dan bekerja”.
Show of force dalam hal tertentu perlu, tetapi tetap terukur dan berkualitas. Tunjukkan bahwa umat kita besar. Melakukan peranperan high politic juga sangat diperlukan agar Muhammadiyah diperhitungkan dan berpengaruh dalam kancah nasional, sesuai Kepribadian dan Khittah gerakannya. Tetapi selebihnya terus bekerja keras dan produktif untuk membangun dan mengembangkan pusat-pusat keunggulan menuju Muhammadiyah berkemajuan. Mari kita bicara seperlunya dengan tulus dan jujur di ruang publik, tetapi perbanyaklah berpikir yang cerdas dan maju, serta memperluas amal usaha dan dakwah bil-hal yang unggul berkemajuan.
Semangat berkemajuan yang digelorakan Muhammadiyah dan usaha membangun pusat-pusat keunggulan akan berdampak langsung pada kemajuan umat Islam di negeri ini. Bahwa umat Islam memang merupakan penduduk mayoritas di negeri ini, dengan proporsi 87,21% tahun 2010 menurut Badan Pusat Statistik dari total penduduk. Jumlah yang besar ini merupakan anugerah Allah sebagai hasil perjuangan para penyebar Islam di seluruh kepulauan Indonesia dari Aceh hingga Papua.
Muhammadiyah juga harus menjadi kekuatan pencerah untuk memajukan bangsa. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang masih tertinggal di berbagai aspek kehidupan, di samping hal positif yang telah diraih, sangatlah penting hadirnya gerakan Islam berkemajuan. Melalui gerakan Islam yang membawa misi kemajuan itu maka akan dibangun Indonesia berkemajuan sebagai kondisi bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju peradabannya. Dalam konteks global gerakan Islam berkemajuan berorientasi pada terciptanya kosmopolitanisme Islam guna membangun tatanan dunia baru yang lebih maju, adil, damai, dan berkeadaban mulia.
Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan tidak boleh berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa menyertai dan menjadi napas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan gerakannya. Segenap anggota, kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan berupaya secara kolektif dan terorganisasi terus bekerja mewujudkan pandangan Islam berkemajuan dalam seluruh usaha-usaha gerakan. Jadilah insan Muslim berkemajuan dan kembangkan Muhammadiyah di seluruh persada tanah air sebagai Persyarikatan Berkemajuan.
Maka dalam usia ke-104 harus menjadi tonggak refleksi bagi Muhammadiyah membangun karakter dan kebudayaan berkemajuan yang melintasi spektrum Nusantara dan Dunia. Bersama gerakan Islam lainnya Muhammadiyah terus berazam dan berikhtiar keras agar umat Islam dan bangsa Indonesia makin tumbuh-berkembang sebagai golongan khayra ummah yang menjadi uswah hasanah dalam membangun peradaban unggul berkemajuan yang memancarkan rahmat bagi alam semesta. Dalam konteks yang penting dan strategis itulah maka posisi dan peran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang membawa misi dakwah dan tajdid menjadi niscaya untuk melahirkan peradaban berkemajuan dalam filosofi negara Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur serta risalah Islam sebagai rahmatan lil-‘alamim. Nashrun min Allah wa Fathun Qarib.
Sumber: Majalah SM Edisi 24 Tahun 2016