BANTUL, Suara Muhammadiyah – Kegiatan rutin tahunan tebar qurban kembali diadakan oleh Lazismu PCM Bantul bersama AMM.
Pada Hari Raya Idul Adha 2020 ini Lazismu PCM Bantul dapat menghimpun dua ekor sapi dan 2 ekor kambing yang disembelih secara langsung dan didistribusikan dalam bentuk daging segar.
Dua ekor sapi tersebut disembelih di dua lokasi berbeda, demikian disampaikan Zaenal Arifin selaku Direktur Lazismu PCM Bantul.
“Dua lokasi tersebut berada di Desa Singkil Giring Paliyan Gunung Kidul yang mendapatkan 1 ekor sapi dan Desa Ngondel Kulon Krambil Sawit Saptosari Gunungkidul, mendapat 1 ekor sapi, 2 ekor kambing dan didistribusikan kepada warga setempat dan juga para dhuafa di sekitarnya.
Selain itu Zaenal menambahkan, Lazismu PCM Bantul pada tahun ini juga menghimpun daging qurban dari beberpa masjid di kecamatan Bantul sejak 10 dzulhijah sampai pada penyembelihan di hari tasrik.
Daging yang terhimpun tersebut selanjutnya diolah dalam bentuk Rendangmu, yang merupakan bagian dari program Qurban Untuk Ketahanan Pangan yang telah dicanangkan Lazismu secara nasional.
“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat baik, sampai hari ini kami sudah dapat menghimpun 4 ekor kambing dan 200 kg daging yang akan diikutkan kepada program rendangmu” Jelas Zaenal
Secara terpisah, Ketua PCM Bantul menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan Lazismu, terutama kepada muzaki dan sohibul kurban yang telah melaksanakan ibadahnya melalui Lazismu.
Dia berharap penyaluran daging qurban ini dapat bermanfaat ditengaH pandemi corona tahun ini.
Sementara itu Tujianto, mewakili warga Ngondel Kulon Krambil Sawit Saptosari Gunungkidul mengucapkan terimakasih atas bantuan ini. Semoga hal ini juga dapat mendorong warga berlomba-lomba dalam kebaikan, Membantu sesama dengan penuh keikhlasan mengharap ridho dan rahmat Allah semata.
“Mudah-mudahan pertemuan ini bukanlah pertemuan terakhir, ini baru awal musim kemarau, sudah banyak warga yang kekurangan air.
Dia menceritakan di desa ini telah 11 kali melakukan pengeboran, lebih dari 20 meter ternyata belum ada tanda-tanda sumber mata air.
Tujianto yang juga pegiat Lazismu Saptosari menyampaikan, kami siap menunjukkan tempat tempat yang benar-benar membutuhkan air pada saat kemarau. “Semoga kemarau tahun ini tidaklah panjang,” tutupnya. (riz)