Oleh : Mushlihin
Syukur alhamdulillah atas berkah rahmat Allah kami bisa memberikan sambutan atau mauizah dalam acara Penilaian Lembaga Sekolah Tangguh Jenjang PAUD Kabupaten Lamongan. Hari Rabu 12 Agustus 2020 di PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Solokuro. Di tengah wabah korona.
Wabah merupakan penyakit menular yang berjangkit dengan cepat dan meluas. Misalnya cacar, kolera dan korona. Suatu kelompok virus dari Wuhan Tiongkok sejak Desember 2019 dan berkembang cepat ke penjuru dunia.
Allah menciptakan wabah tidak sia-sia. Kita menjadi lebih waspada menjaga kesehatan pribadi, keluarga dan kelompok serta masyarakat. Makan empat sehat lima sempurna. Tidak merokok dan konsumsi alkohol. Istirahat dan tidur yang cukup. Olahraga rutin. Berjemur -+15 menit. Tidak panik dan stres and always thingking happy. Sebab sebelumnya kesehatan adalah nikmat yang terlupakan.
Adanya wabah juga berpengaruh perilaku bersih. Yakni sering bersuci dari hadas, najis dan kotoran. Rajin cuci, wudu dan mandi. Tidak gantung baju yang telah dipakai. Tidak menggunakan barang pribadi bersama. Masker dibuang atau dicuci habis pakai. Karenanya sungguh beruntung yang menyucikan dirinya. Sementara rugilah orang yang mengotorinya.
Selain itu di tengah wabah, kita lebih lama berdiam di rumah. Sayang keluarga. Khusyuk beribadah. Tetap produktif. Gemar belajar sambil bermain. Terhindar berkeluyuran. Mengurangi kerumunan dan kemacetan. Mencegah gibah dan rasan-rasan. Sehingga rumah bagaikan taman surga. Tidak menjadikan rumah seperti kuburan.
Meluasnya wabah pun menambah wawasan, teknologi, sains, filsafat, agama dan pandemi. Bermunculan tuntunan ibadah saat darurat covid-19. Agama itu mudah dan tidak sulit. Diterbitkannya buku panduan melawan virus. Digelarnya lomba menulis, seminar online dan daring. Dibentuknya satgas dan relawan. Cairnya bantuan langsung. Pemberdayaan siskamling. Membumikan cara membuat disinfektan, sanitizer, Alat Pelindung Diri (APD). Dikenalnya istilah lockdown, jaga jarak, isolasi, dan rapid test. Maka menurun jua angka pergaulan bebas.
Bagi hamba yang saleh, sakit itu ujian sekaligus nikmat. Sebab Rasulullah bersabda, “Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan mengujinya.” Selain itu, “Bila Allah menimpakan ujian kepada seorang hamba muslim, maka Dia menyuruh malaikat mencatat amal saleh untuknya. Sebagaimana yang ia lakukan ketika sehat.”
Apalagi jika orang dengan resiko, orang tanpa gejala, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan dan terkonfirmasi positif dinyatakan sembuh, malah banyak hikmahnya. Mereka akan disanjung bak pahlawan. Dikasih sumbangan. Diliput media. Desanya dinobatkan sebagai kampung tangguh. Bahkan Allah membersihkan dan menyucikannya. Lihat hadis riwayat Ahmad.
Adapun kalau meninggal masih berfaedah. Allah mengampuni dan merahmatinya. Tergolong mati syahid. Insyaallah masuk surga. Asal sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah dan atau mengobatinya. Di akhir hayatnya juga berucap laa ilaaha illallah.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari. “Orang syahid itu ada lima. Pertama, orang terkena wabah penyakit. Kedua, orang mati karena sakit perut. Ketiga, mati tenggelam. Keempat, mati tertimpa reruntuhan bangunan. Kelima, mati dalam perang di jalan Allah.”
Sebaliknya, jika jenazah itu buruk tidak membuat kita jijik dan kejelekannya tak menimpa kita. Perlu diketahui jenazah yang telah dilakukan penanganan dengan baik, aman untuk dikuburkan. Karena virus hanya hidup di sel hidup. Maka dari itu stop menolak jenazah pasien covid-19 dan wabah lainnya.
Akhirnya semoga Allah melapangkan dada kami, menerangi hati kami dengan iman. Memudahkan urusan kami, dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Melepaskan kekakuan dari lidah kami. Melancarkan pembicaraan kami sehingga orang lain khususnya juri cepat mengerti apa yang kami sampaikan.
Mushlihin, PRM Takerharjo Solokuro Lamongan