KULON PROGO, Suara Muhammadiyah – Salah satu ortom yang terus eksis sampai saat ini salah satunya adalah Hizbul Wathan. Hizbul Wathan memiliki kader yang hanya kaum muda-mudi para pelajar, namun sampai usia lanjut banyak yang aktif dalam kepanduan Hizbul Wathan khususnya di Kulon Progo yang disebut sebagai HW Wreda. Adapun Kegiatan HW Wreda ini diantaranya ada pengajian, latihan drumband bersama, bakti sosial dan lain sebagainya.
Rujito, S.Pd.I, M.Pd Kepala Madrasah menjelaskan bahwa membangun semangat dan jiwa kepanduan anak-anak maka ikut serta dalam keluarga besar HW Wreda Kulon Progo. “Kerjasama ini digunakan untuk bekal pengembangan ekstrakurikuler wajib bagi madrasah setiap hari kamis, kami mengutus Rudiyanto S.Pd.I dan Rizco Ardian Saputro S.Pd untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut,” jelasnya.
Manda Ibrozi selaku pengurus HW Wreda menyebutkan bahwa sudah hampir 3 bulan sejak pandemi Covid-19 ini HW Wreda untuk sementara belum mengadakan pertemuan dan latihan bersama, maka berdasarkan rapat pengurus diadakanlah Temu Kangen di Embung Krapyak Kalibawang Kulon Progo, Ahad (23/08).
Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari anggota dan pengurus HW Wreda, Kwarda HW, PCM Dekso Kalibawang, Kokam, Polsek Kalibawang dan Koramil sebagai keamanan serta ambulanMU berperan dalam bidang kesehatan. Semua wajib mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan cuci tangan.
“Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Hizbul Wathan, pembacaan kalam Ilahi oleh Bunda Kemiyah, pembacaan Janji Pandu HW oleh Manda Wiratno selaku Ketua Kwarda HW Kulon Progo. Kegiatan dilanjutkan Pengajian oleh H. Imam Suri yang menyampaikan tentang hadis Rasulullah saw bahwa semua yang hidup pasti akan menemui ajalnya, maka wajib bagi kita untuk memperbanyak bekal saat hidup dunia dengan beramal dan beribadah untuk persiapan kehidupan selanjutnya di akhirat. Pandu HW harus bisa menerapkan janji pandu HW dalam kehidupan,” tambah Manda Ibrozi.
Rudiyanto guru MIM Kenteng peserta temu kangen juga menyampaikan bahwa “Terdapat pula acara pentas seni dengan suguhan langgam jawa dari Manda Ribut yang klasik namun juga keren yaitu dengan melantunkan terjemah QS Ar-Rum ayat 21-22 dengan mocopat dandanggulo laras slendro dan laras pelog. Kegiatan dilanjutkan dengan permainan “Bakso / estafet tepung secara diagonal dari yang paling depan ke belakang yang di komando oleh Manda Suhartati dan Manda Sumali lalu ditutup dengan penyerahan santunan kepada dhuafa, fakir miskin dan PCM Dekso Kalibawang,” tuturnya.
“Sebagai pandu Hizbul Wathan tentu wajib untuk memiliki jiwa kepanduan apalagi seorang guru, sadar terhadap diri sendiri, bisa menjadi insan yang terpercaya, dan siap untuk menjadi pemimpin di masa depan. Setiap perbuatan dan perkataan dilandasi keimanan, mau untuk mengembangkan potensi sehingga rasa keragu-raguan dalam diri menjadi hilang serta tetap berusaha menghayati janji pandu Hizbul Wathan, undang-undang pandu Hizbul Wathan, sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan,” pungkas Ibrozi. (koko)