MEDAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah dan Amal Usaha Muhamadiyah di Sumatera Utara Menyampaikan tahniah atas pengukuhan guru besar kepada Prof. Dr. Abdu Mu’ti yang berlangsung di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Rabu (2/9).
Bersamaan dengan menonton pengukuhan yang ditayangkan secara live di tvMu dan chanel Muhammadiyah lainnya tokoh-tokoh-tokoh Muhammadiyah Sumatera Utara itu menyampaikan rasa haru dan bangga atas prestasi terbaik yang diraih Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.
Pada pengukuhan guru besar itu, Prof. Dr. Abdul Mu’ti menyampaikan orasi dengan judul “Pendidikan Agama Islam yang Pluralistik: Basis Nilai dan Arah Pembaruan”.
Catatan Manis Persyarikatan
Salut dan Bangga, ucap Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara. Dengan penganugerakan guru besar akan menjadikan kontribusi Abdul Mu’ti lebih optimal baik bagi persyarikatan maupun terhadap dunia pendidikan.
Kata Hasyimsyah, dengan penganugerahan guru besar pastilah membawa harun nama persyarikatan dan menjadi catatan yang manis dimana dokumen suratmenyurat PP Muhammadiyah akan ditandatangani oleh dua orang guru besar. Hal yang sama disampaikan Sekretaris PW Muhammadiyah, Ustad Irwan Syahputra MA.
Rasa Sukur dan bangga juga disampaikan Ketua PW ‘Aisyiyah Sumatera Utara Hj. Elynita. Katanya, Muhammadiyah akan melahirkan guru-guru besar lain untuk mencerdaskan bangsa.
Dari Pimpinan Amal Usaha, ucapan Tahniah disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Muksana Pasaribu MA dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Agussani MAP.
Pluralitas sebuah Keniscayaan
Seputar judul orasi yang disampaikan Prof. Dr. Abdul Mukti, Dr. Agussani MAP mengatakan, pluralitas merupakan sebuah keniscayaan sejarah. Karena itu, anugerah Allah ini mesti dikelola secara baik dan positif. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan harmonis.
Kata Agussani, sejarah telah mencatat bahwa penolakan terhadap pluralitas dengan segala identitasnya justru menyebabkan kegaduhan. Konflik yang menghabiskan ongkos sosial dan menghilangkan jutaan nyawa menjadi fakta dari penolakan itu.
Al-Qur’an sendiri menjelaskan, tidak kelebihan satu bangsa, satu orang dengan lainnya kecuali karena ketakwaannya. Jika ayat tersebut ditarik dalam konteks pengelolaan pluralitas, maka dapat dipahami bahwa yang keluar sebagai sosok terbaik adalah orang-orang yang dapat berkontribusi kebajikan di tengah pluralitas itu.
Menanamkan spirit agar senantiasa berjiwa plural bukan merupakan persoalan mudah, kata Agussani dan itu memakan waktu tidak sebentar. Karena itu terkait dengan budaya dan karakter, maka ikhtiar tak kenal lelah terus dilakukan. Factor yang paling penting tentu saja dimulai dari ranah pendidikan. Pendidikan secara substantive merupakan usaha untuk membangun karakter, tak terkecuali karakter pluralis ini.
Dalam konteks inilah pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Abdul Mu’thi menemukan momentum yang sangat tepat. Sebagai pakar di bidang Pendidikan Agama Islam, Mas Mu’thi, sapaan akrab beliau, turut serta merawat dan mempromosikan spirit pluralitas sebagai anugerah dari Allah. “Semoga anugerah Guru Besar ini menjadi pilar gerakan pencerahan yang berguna untuk Persyarikatan, umat, bangsa dan dunia,” kata Agussani.
Teladan bagi Generasi Muda
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Amrizal mengucapkan selamat kepada Abdul Mu’ti senior Pemuda Muhammadiyah atas pengukuhan buru besar. “jejak intelektual beliau wajib dicontoh oleh kader Kader Muda Muhammadiyah untuk tidak pernah berhenti belajar, “kata Amrizal.
Sebagai alumni Pemuda Muhammadiyah yang pernah menjadi ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah, beliau sudah menunjukkan contoh nyata kepada seluruh anak muda negeri ini agar jangan pernah berhenti sekolah dan belajar, bercita cita tinggi untuk bisa mencapai prestasi akademik tertinggi. (Syaifulh/Riz)