Gelar Tanwir Daring, Nasyiatul ‘Aisyiyah Utamakan Kemaslahatan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Nasyiatul ‘Aisyiyah akan menggelar agenda Tanwir III pada Ahad (6/09). Pengumaman ini disampaikan oleh Diyah Puspitarini, selaku ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah pada konferensi pers Sabtu (5/09). Tanwir III ini mengusung tema “Bangkit Hadapi Covid-19: Terus Berkontribusi untuk Negeri”.

Diyah menyebutkan bahwa agenda Tanwir III  berisi yaitu laporan dari PP Nasyiatul ‘Aisyiyah, prasaran terkait dengan penyelenggaraan Muktamar Nasyiatul ‘Aisyiyah ke-14, tanggapan dan laporan dari Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah.

Secara garis besar, agenda Tanwir III Nasyiatul ‘Aisyiyah memfokuskan pada pemutusan tanggal penyelenggaraan Muktamar ke-14 di tahun 2022 mendatang dan terkait dengan mekanisme penyelenggaraannya. Acara tanwir, Diyah menyebutkan, akan dilaksanakan secara daring. Meskipun melalui daring, Diyah berharap permusyawaratan ini akan menghasilkan keputusan terbaik untuk kemaslahatan Nasyiatul ‘Aisyiyah.

Dalam pengumumannya Diyah menjelaskan bahwa agenda Tanwir III ini bukanlah sesuatu yang mendadak. “Ini adalah bentuk upaya menyikapi gerak organisasi, sebagaimana salah satu amanat dari Tanwir II yaitu untuk menyelenggarakan Muktamar ke-14 Nasyiatul ‘Aisyiyah”.

Amanat terkait Muktamar ini, ujar Diyah, harus diundur hingga tahun 2022 mengingat sampai 2021 sepertinya pandemi Covid-19 diprediksikan belum akan selesai. Terlebih Indonesia sedang menghadapi kenyataan atas gugurnya 100 lebih dokter akibat menghadapi Covid-19.

Agenda Tanwir III ini juga akan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam sesi pembukaan dan juga Ketua Umum ‘Aisyiyah, Siti Noordjanah Djohantini.

Terakhir, Diyah juga mengucapkan bela sungkawa atas gugurnya 100 lebih dokter Indonesia selama melawan Covid-19 selama beberapa bulan terakhir ini.

“Saya  menyampaikan bela sungkawa, juga turut berduka atas meninggalnya 104 dokter yang meninggal dunia, yang telah gugur karena melawan Covid-19. Mereka bukan manusia biasa yang pergi begtu saja, mereka adalah pahlawan, bertaruh jiwa raga, untuk menghadapi Covid-19, ini duka mendalam untuk seluruh bangsa Indonesia,” ungkapnya. (ran)

Exit mobile version