Malik Fadjar dan Pusdam

Trump

Haidir Fitra Siagian

Malik Fadjar dan Pusdam (In Memoriam Prof Abdul Malik Fadjar)

Oleh : Haidir Fitra Siagian

Nama Abdul Malik Fadjar sudah familiar bagi saya pada awal tahun 1990an. Surat-surat yang dikirim oleh Universitas Muhammadiyah Malang kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, ditandatangani oleh beliau. Sebagai staf PWM Sulsel, saya membuka surat dan mengagendakannya. Seingat saya, setidaknya ada tiga hal yang biasanya dikirim. Surat pengantar pengiriman kelender, surat pengantar penerimaan mahasiswa baru, dan kartu lebaran.

Pada masa itu, saya hanya kenal sebagai Rektor UMM saja. Lalu pasca reformasi tahun 1998, namanya kembali familiar dalam benak saya ketika beliau menjadi Menteri Agama RI dalam kabinet BJ Habibie. Suatu ketika, beliau akan meletakkan batu pertama pembangunan Kantor Wilayah Departemen Agama di Pulau Kalimantan. Sesaat sebelum acara, beliau membatalkan acara itu. Gedung lama masih baik, tak perlu gedung baru. Kira-kira demikian isi pemberitaan surat kabar yang pernah saya baca.

Atas perintah pimpinan, saya juga sempat membuat surat untuk beliau, selaku Menteri Agama. Isinya tentang satu hal yang sangat penting. Terkait dengan polemik pejabat penting di Sulawesi Selatan. Setelah itu, polemik tersebut berakhir dengan baik. Karena beliau turun langsung menyelesaikan masalah tersebut.

Ketika kasus tanah Universitas Muhammadiyah Makassar masuk dalam sengketa pengadilan, beliau turut membantu. Membantu dan memikirkan solusi terbaik. Almarhum KH. Djamaluddin Amien sebagai Ketua BPH Unismuh, beberapa kali berkomunikasi dengan beliau. Mencari solusi. Tanda tangannya sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pernah saya lihat. Isinya terkait dengan kedudukan Muhammadiyah sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan. Alhamdulillah, kasus ini selesai dengan baik.

Saya juga pernah membuat surat kepada beliau, selaku Menteri Pendidikan RI yang baru saja dilantik dalam Kabinet Presiden Megawati Soekarno Putri sekitar tahun 2001. Isinya mengundang beliau memberikan ceramah di Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Tamalanrea. Sebenarnya surat itu hanya pendamping surat yang dikirim Rektor Universitas Hasanuddin, untuk melantik Rektor masa jabatan kedua, alm. Prof. Rady A. Gani.

Letak Pusat Dakwah Muhammadiyah dengan Kampus Unhas, lokasi pelantikan Rektor, sangat dekat. Tak sampai satu kilometer. Dapat diyakini bahwa kesediaan beliau datang melantik Rektor Unhas, salah satunya adalah karena ada rangkaian acara silaturrahim dengan keluarga Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Selain sebagai Menteri Pendidikan, beliau juga sebagi Wakil Ketua PP Muhammadiyah.

Pelantikan berlangsung sebelum duhur. Setelah itu, beliau menyeberang ke Pusat Dakwah yang sudah dipenuhi oleh warga Muhammadiyah Sulawesi Selatan dari berbagai daerah. Meskipun saat itu, keadaan gedung Pusat Dakwah ini, masih sangat sederhana. Yang terpakai baru lantai satu, sedangkan lantai dua dan tiga masih dalam tahap pengerjaan.

Karena masih dalam tahap pengerjaan, tentu belum selesai. Namun demikian itu tidak menghalangi Muhammadiyah mengadakan acara di situ, bahkan untuk menghadirkan seorang Menteri. Setiap acara diadakan di sini, salah satu tujuannya adalah untuk mengenalkan gedung dengan arsitektur rumah adat Minang ini kepada warga Muhammadiyah dan masyarakat umum.

Satu lagi tujuannya adalah sebagai momentum menggalang dana. Ya, setiap acara Muhammadiyah di sini, selalu warga Muhammadiyah dimintai sumbangan dana. Tentu untuk kelancaran penyelesaian pembangunan gedung tersebut.

Demikian pula pada saat silaturahmi dengan Pak Malik. Selaku Ketua Panitia Pembangunan, KH.Djamaluddin Amien (alm), melaporkan keadaan pembangunan. Dalam hal ini Pak Malik sudah paham akan maksudnya. Saat itu pula, Pak Malik menyerahkan sumbangan pribadi, jika tidak keliru, sebesar Rp 25 Juta. Angka yang lumayan besar untuk ukuran tahun 2001.

Alhamdulillah, secara fisik pembangunan Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ini sudah selesai. Pembangunannya dimulai dengan peletakan batu pertana pada tahun 1994 oleh Walikota Madya Ujung Pandang saat itu, H. A. Malik B. Masry. Sekarang tinggal pemanfaatannya yang sebaiknya dimaksimalkan untuk kegiatan-kegiatan dakwah Muhammadiyah. Sebagaimana dicita-citakan oleh pendahulu kita dua puluh enam tahun silam.

Semoga Allah Swt menerima segala amal ibadah Prof. Malik Fadjar, pun melipatgandakan amal jariyahnya. Termasuk sumbangan beliau untuk pembangunan pusat dakwah di atas.

Wassalam
Gwynneville, 08.09.20 ba’da Magrib

Exit mobile version