YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menjelang pengakhiran program “Membangun Kelentingan Keluarga dan Komunitas dalam Menghadapi Masa Pandemi Covid-19”, LLHPB PP Aisyiyah mempersiapkan Exit Strategy Program dengan menyelenggarakan koordinasi daring melalui ZOOM pada Rabu 23 September 2020. Program kerjasama antara Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan The Asia Foundation ini sudah berjalan sejak Juli dan akan berakhir pada pertengahan Oktober 2020.
Koordinasi daring tersebut dihadiri oleh 55 orang peserta, baik dari Tim Manajemen LLHPB PP Aisyiyah maupun LLHPB PWA dari 16 wilayah penerima program. Agenda yang dibahas pada pertemuan Exit Strategy ini yaitu mulai dari mekanisme pelaporan akhir, capaian program, monitoring dan evaluasi, hingga rencana pembuatan buku dan video pembelajaran program.
Dalam kesempatan ini, Ketua LLHPB PP Aisyiyah Dra. Hj. Nurni Akma mengajak kepada para kader ‘Aisyiyah untuk meningkatkan upaya membangun kelentingan keluarga dan komunitas di masing-masing wilayahnya dengan giat dan serius. Hal ini, menurutnya, sebagai wujud pengabdian Aisyiyah untuk memberikan hal terbaik kepada masyarakat.
“Siapa lagi yang memberikan kedamaian dan ketentraman kepada masyarakat kalau bukan ‘Aisyiyah? Apa yang kita kerjakan ini, mari kita niatkan sebagai sedekah, mari kita bersedekah bersama-sama untuk meringankan beban ummat.” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Koordinator Bidang LLHPB dr. Atikah M Zaki, MARS juga memberikan masukan dan arahan mengenai exit strategy dan tindak lanjut program dari kacamata Pimpinan. Beliau berharap akan ada keberlanjutan kegiatan setelah program ini yang dilakukan oleh kader ‘Aisyiyah dari tim pengelola program.
Menurutnya, kegiatan ini bisa dikembangkan melalui kerjasama berbagai Majelis dan Lembaga di Aisyiyah dan di Muhammadiyah, maupun dengan Pemerintah atau Dinas terkait. “Tanpa ada bantuan dari luar pun, misalnya ada program yang diinstruksikan dari Pimpinan Pusat, maka dengan cara apapun itu bisa diusahakan oleh Ibu-Ibu Aisyiyah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, beliau juga memberi arahan agar video pembelajaran maupun buku-buku panduan yang dihasilkan dari program ini bisa disebarluaskan kepada wilayah-wilayah yang lain dan ke majelis lembaga yang lain.
Materi pertama yang dibahas dalam pertemuan ini yaitu terkait mekanisme pelaporan. Surria Dwiwahyu selaku Program Manager menjelaskan teknis terkait pengerjaan laporan kegiatan, laporan keuangan, dan laporan media. Dirinya mengarahkan agar laporan dari masing-masing wilayah diselesaikan sebelum 2 Oktober 2020. Sehingga tim manajemen LLHPB Pusat masih cukup waktu untuk memberikan koreksi dan konsultasi sebelum pada pertengahan Oktober 2020 nantinya dilaporkan kepada The Asia Foundation sebagai laporan akhir program
Materi kedua tentang exit strategy yang disampaikan oleh Hening Parlan selaku Program Advisor. Hening memantik diskusi dengan memaparkan hasil capaian program Aisyiyah yang berhasil melampaui target, baik dari sisi penerima manfaat maupun publikasi kegiatan.
“Luar biasa capaian bunda-bunda dalam 2 bulan ini. Dengan capaian seperti ini, haruskah kita berhenti?” ujarnya. Hening Parlan mengarahkan agar Aisyiyah mampu membuat Exit Strategy dari hal-hal baik yang telah dicapai, menggunakan ABCD: Asset Based Community Development.
“ABCD adalah suatu kegiatan yang dilihat tidak dari problematika, tetapi ini kita lihat dari Asset based. Jangan dilihat problemnya, tapi lihat assetnya. Jadi kita tidak mulai dari problematika, tapi kita mulai dari asset based. Saya tidak mau bunda-bunda yang sudah mencapai ini menjadi turun.” terangnya. Hening berharap, pada pertemuan berikutnya nanti, ketika ingin menyusun program ataupun mempunyai rencana kegiatan, ‘Aisyiyah sudah menyiapkan diri dengan menunjukkan asset yang dimiliki.
Dalam rangka berupaya merekam hasil pembelajaran baik dari program yang telah dilaksanakan, LLHPB PP Aisyiyah juga mempersiapkan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev), penyusunan buku praktik baik, dan video pembelajaran program.
Monev ini dilakukan untuk membantu mengecek bagaimana target capaian dari masing-masing wilayah. LLHPB PP Aisyiyah dan tim juga telah merancang outline untuk menyusun Buku Praktik Baik yang diresume dari 150 lebih publikasi kegiatan dari 16 wilayah.
Selain itu, tim dari LLHPB PP Aisyiyah juga akan mengompilasi Video kegiatan dari 16 wilayah sebagai dokumentasi video pembelajaran program. Buku dan video yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi Pimpinan Wilayah Aisyiyah yang lain, serta Majelis dan Lembaga yang lain. (Adiba)