MEDAN, Suara Muhammadiyah – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Republik Indonesia menggelar “Silaturrahim Kebangsaan” dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kedatangan rombongan BNPT yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPT Komjen Pol Dr Drs Boy Rafli Amar MH dan didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dan Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Irfan Idris, disambut langsung oleh Ketua Umum PW Muhammadiyah Prof Dr Hasyimsyah Nasution MA beserta jajaran dan Rektor UMSU Dr Agussani MAP bersama pimpinan lainnya.
Acara yang dipandu WR III UMSU Dr Rudianto MSi ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan di Auditorium Kampus Utama UMSU Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan, Selasa (1/12).
Dalam sambutannya Rektor UMSU Dr Agussani MAP mengucapkan terimakasih atas kunjungan Kepala BNPT ke UMSU.
“Tentunya ini sebuah kebanggan kepada kami, karena UMSU telah dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan yang sangat penting ini. Dan melalui kegiatan ini mudah-mudahan akan menambah wawasan kepada kami bagaimana mengelola perguruan tinggi secara baik dan benar,” ujar Agussani.
Kemudian Agussani juga memaparkan profil singkat UMSU sebagai salahsatu PTM dan PTS terbaik di Sumatera Utara. Agusani menjelaskan, seiring upaya pengelolaan dan pengembangan pendidikan tinggi, sehingga meraih prestasi sebagai satu-satunya PTS yang Akreditasinya A di Sumatera, selama ini UMSU juga telah menjadi sebuah universitas yang terbuka atau inklusif. Hal ini dibuktikan dari latar belakang mahasiswa yang kini berjumlah lebih dari 20 ribu berasal dari pelbagai daerah di seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri.
“Kita juga menerima mahasiswa dari saudara-saudara kita dari agama lain,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Agussani, inklusivitas UMSU juga tergambar dari konsep Catur Darma yang dikembangkannya sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang meliputi; (1) Pendidikan dan pengajaran. (2) Penelitian (3) Pengabdian masyarakat dan (4) Pengembangan al Islam dan kemuhammadiyahan.
“Semua aktivitas tersebut diselenggarakan secara seksama dengan menekankan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep Islam washatiayah Ikhwah Wathaniyah dan Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah,” jelasnya.
Sementara itu Ketum PW Muhammadiyah Sumut Prof Dr Hasyimsyah Nasution MA dalam sambutannya menyampaikan rasa kebahagiannya atas kehadiran Kepala BNPT di UMSU dan di tengah-tengah keluarga Muhammadiyah Sumatera Utara.
Hasyimsyah mengatakan Muhammadiyah Sumut dengan segenap potensi yang dimilikinya dengan memiliki 29 Pimpinan Daerah dari 33 Kabupaten Kota di Sumut, jumlah Pimpinan Cabang 295, Pimpinan Ranting 976. Selain itu Muhammadiyah juga memiliki sejumlah organisasi Otonom dan pelbagai bentuk amal usaha mulai dari lembaga pendidikan, kesehatan, sosial, masjid dan sebagainya.
Dijelaskannya, salah satu ciri kekuatan dari Muhammadiyah itu seperti yang terkandung pada Pasal 4 Anggaran Rumah Tangganya adalah amal usaha Muhammadiyah yang pertama itu adalah melakukan pengkajian, penghayatan supaya pengamalannya benar sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah.
“Jadi amal usaha Muhammadiyah yang pertama itu adalah mengaji. Oleh karena itu di setiap Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah hingga Pusat ada pengajian. Karena itu lembaga pengajian ini menjadi hal yang sangat utama, mensosialisasikan apa yang dipahami oleh Muhammadiyah sesuai yang termaktub pada pasl 4 ayat 1 Aggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, yakni sebagai Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Tajdid maknanya pemahaman agama Islam ala Muhammadiyah itu adalah reformis dan moderat,” jelasnya.
Kemudian Kepala BNPT Komjen Pol Dr Drs Boy Rafli Amar MH dalam paparannya menyampaikan, bahwa upaya pencegahan radikalisme dan terorisme menjalin kerja sama dengan berbagai elemen bangsa, tidak hanya dengan institusi pemerintah namun juga melibatkan organisasi masyarakat sebagai upaya menumbuhkan kesiapsiagaan nasional di tengah masyarakat.
“Pencegahan radikalisme dan terorisme sudah semestinya menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya menjadi tugas institusi pemerintah semata namun masyarakat juga bisa turut andil, termasuk ormas dan dunia pendidikan,” ujarnya.
Dijelaskan oleh Boy Rafli bahwa kemitraan dengan masyarakat seluas-luasnya seperti ini sangat penting untuk membatasi gerak jaringan intoleran yang melakukan propaganda di ruang publik apalagi yang telah mereka sebar secara masif di media sosial.
Ditegaskannya, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kontra radikalisasi, merupakan upaya mewujudkan Indonesia yang bebas pengaruh paham radikal intoleran dengan mengedepankan sosialisasi mengenai nilai-nilai kebangsaan.
“BNPT selalu melakukan kontra narasi sebagai salah satu upaya kontra radikalisasi yang dalam pelaksanaan yang diamanatkan negara salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat. Semakin banyak civil society organisations (CSO) dan elemen bangsa lainnya yang menjadi mitra dan berkomitmen memelihara dan menjaga bangsa ini maka semakin menguntungkan dalam melawan kelompok-kelompok radikal,” jelas Boy Rafli.
Di akhir paparannya, Boy Rafli juga menyampaikan update terkini perkembangan penanggulangan radikalisme di Indonesia. Secara lengkap ia mengungkapkan tentang kejadian aksi brutal terorisme di Sigi Sulawesi Tengah yang dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Kegiatan “Silaturrahim kebangsaan” ini merupakan bagian rangkaian kunjungan BNPT ke Sumatera Utara.
Sehari sebelumnya rombongan BNPT meninjau salah satu lokasi kewirausahaan yaitu Yayasan Ashabul Kahfi di Medan (30/11). Bertolak dari lokasi mitra Deradikalisasi di bidang kewirausahaan, Kepala BNPT beserta jajaran kemudian menyambangi Pondok Pesantren Al-Hidayah Sei Mencirim Deli Serdang. (Syaifulh/Riz)