YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menyongsong usianya yang ke-102, Mu’allimin kembali akan menghelat acara yang bernuansa ilmiah dan Islamiyah yang berskala global. Acara yang dikemas dalam webinar internasional tersebut diselenggarakan pada hari Ahad, 6 Desember 2020, dan merupakan salah satu rangkaian dari agenda Milad ke-102 Mu’allimin.
Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, H Aly Aulia Lc MHum mengatakan bahwa tema besar milad tahun ini adalah ‘Meneguhkan Kompetensi Kader Hadapi Pendidikan Era Baru.’ Tema tersebut disesuaikan dengan tuntutan, tantangan, dan sekaligus perkembangan zaman saat ini.
Menurutnya, acara yang berlabel International Conference on Islamic Education itu, mengangkat tajuk Character Building Framework for Student Through the Covid-19 Pandemic, yang merupakan merupakan salah satu implementasi dari tema besar milad.
“Sederet tokoh dari berbagai belahan dunia yang selama ini menjadi mitra kerja kami, turut ambil bagian sebagai pemateri. Ishaq Shiao-Chi (Ketua MTID Internasional dan Otoritas Halal Taiwan), Adam Aslam (Ketua Forum Muslim Leeds, Inggris), Mahmud Celep (Kepala Sekolah Sultan Fatih, Turki), serta Muhammad Nur Manuty (Guru Besar Universitas Islam Internasional, Malaysia). Secara khusus, tampil pula Dr H Habib Chirzin, sebagai pemantik,” ungkap Aly Aulia yang pada tanggal 18 November 2020 yang lalu dilantik oleh PP Muhammadiyah untuk memangku jabatan sebagai direktur untuk periode keduanya masa bakti 2020-2024.
Lebih dari 400 orang yang berasal dari berbagai profesi dan generasi terdaftar sebagai peserta kegiatan online via zoom dan live streaming YouTube tersebut.
Koordinator seksi acara, Munzilin SHI MPd, menjelaskan bahwa acara tersebut dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa perlunya dihelat sebuah forum ilmiah yang mewadahi berbagai perspektif dan framework dalam pendidikan yang berbasis karakter, utamanya selama masa pandemi.
“Masa pandemi yang masih berlanjut sampai saat ini, secara faktual berefek kurang positif terhadap proses pendidikan karakter bagi peserta didik, karena hanya dilakukan secara online/daring. Secara substantif, pendidikan Islam secara umum, menemptakan pendidikan karakter lebih utama dibanding ilmu pengetahuan,” ungkap guru Bahasa Inggris yang sudah pernah melanglang buana ke berbagai negara tersebut.
Dia berharap, bahwa dari acara ini, akan muncul ide-ide kreatif serta paradigma baru tentang pengajaran daring yang berefek positif terhadap penumbuhan karakter, sebagai upaya integrated dalam upaya penanaman nilai-nilai Islami bagi siswa di masa pandemi saat ini. (Riz)