BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-108, Muhammadiyah berkomitmen membangun negeri melalui peran nyata dalam masyarakat. Apalagi seperti kondisi sekarang ini, di saat pandemi Covid-19 belum sirna juga dari bumi pertiwi tercinta.
Salah satu langkah yang diambil dengan membantu menaikan taraf hidup perekonomian warga masyarakat melalui pemanfaatan lahan bantaran sungai maupun lahan warga masyarakat untuk ditanami pohon penghijauan. Tanaman penghijuan berupa tamanan buah atau yang memiliki nilai ekonomis, dengan harapan buah atau hasilnya dapat membantu warga mengatasi kondisi ekonomi seperti sekarang ini.
Kabupaten Banjarnegara secara geografis terbagi menjadi dua wilayah yaitu di sisi utara Sungai Serayu dan Sisi Selatan Sungai Serayu, secara umum kondisi tanah di Wilayah Banjarnegara subur.
Dua wilayah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, apabila di sisi utara cenderung lebih subur namun di beberapa bagian wilayah utara berpotensi memiliki pergerakan seismic sehingga rawan terjadi pergerakan tanah atau tanah longsor.
Berbeda dengan sisi selatan yang memiliki kandungan tambang / bahan galian industri seperti Feldspar (pasir putih sebagai bahan baku keramik lantai, Portland Cement / PC, dll), Tambang Marmer, Asbes, dan jenis tambang lainnya sehingga secara kasat mata wilayah selatan terlihat lebih banyak di dominasi bebatuan.
Apabila di sisi utara air bersih cukup berlimpah atau mudah didapat, berbeda dengan sisi selatan yang cukup sulit untuk mendapatkan air bersih terlebih di musim kemarau.
Kondisi seperti inilah yang mendorong KOKAM Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Mandiraja membuat gagasan serta menggandeng Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mandiraja kolaborasi antara RS. PKU Muhammadiyah Banjarnegara dan Klinik Utama PKU Muhammadiyah Merden untuk melakukan ikhtiar membangun konservasi melalui penanaman Pohon Aren dan Tanaman Keras lainnya serta dipadukan dengan Tanaman Buah.
Lokasi yang dipilih untuk periode awal /perdana ini dan sekaligus sebagai “Pilot Project” adalah Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah yang memiliki ketinggian rata-rata ± 300 mDPL.
Menurut pengamatan secara umum dengan melakukan audiensi langsung kepada masyarakat maka disimpulkan bahwa kondisi saat ini masih sama dengan kondisi beberapa tahun yang lalu artinya masalah air bersih masih menjadi kendala pada saat musim kemarau.
Masih kurangnya edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya gerakan menanam pohon khususnya tanaman yang memiliki fungsi konservasi dengan mengajak keterlibatan masyarakat secara sungguh-sungguh.
Harapannya apabila sebuah program dengan melibatkan masyarakat secara aktih maka akan tumbuh sinergi positif sehingga dalam membangun konservasi di wilayahnya melalui gerakan menanam secara masif dapat berjalan secara dinamis produktif.
Seperti yang disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Mandiraja sekaligus sebagai Ketua Panitia Muhammadiyah Mandiraja Go Green Urip Setiyo Budi penanaman pohon atau tanaman penghijaun tidak hanya berfungsi sebagai pohon peneduh atau penguat lahan, tetapi juga bermanfaat secara ekonomis. Sehingga akan membantu kehidupan perekonomian tidak hanya warga Muhammadiyah, namun bermanfaat juga bagi masyarakat secara umum.
“Fungsi tanaman penghijauan terutama di bantaran sungai atau lahan yang bertebing seperti pohon aren misalnya, akan menguatkan tanah dari erosi tanah dikarenakan akar aren ini dapat masuk ke tanah lebih dalam dan juga radius lebar penyebaran akarnya lebih luas dari tanaman lain. Hal ini sangat sesuai dengan kontur tanah di daerah Jalatunda, apalagi Desa ini merupakan langganan daerah yang kekurangan air setiap tahunnya pada musim kemarau,” ungkap Urip.
Perlu segera dilakukan action berdasarkan rencana yang komprehensif /menyeluruh yang melibatkan peran serta aktif masyarakat setempat dan menumbuhkan rasa memiliki, mencintai dan menjaga kelestarian alam yang berkesinambungan (sustain).
Penanaman pohon yang multi fungsi sehingga masyarakat dapat memetik keuntungan secara ekomi namun secara ekosistem konservasi di wilayah tersebut mulai terbangun dan terprogram demi masa depan yang lebih baik karena tercukupinya air sebagai salah satu sumber kehidupan yang utama.
Dipilihnya “Aren (Arenga Pinnata)” untuk konservasi tanah dan air karena Pohon Aren memiliki sistem perakaran yang sangat dalam hingga mencapai kedalaman 15 meter dengan lebar mencapai 10 meter dapat tumbuh di tanah-tanah kritis dan tidak begitu sulit perawatannya.
Di sisi lain menanam aren bisa dijadikan budidaya karena aren memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu niranya dapat dimanfaatkan sebagai gula merah / gula semut.
Pada acara ini dilaksanakana di tempat terbuka dan menjalankan protokol kesehatan. Dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Banjarnegara, LazisMu Banjarnegara, Forkompimca Mandiraja, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mandiraja, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Mandiraja, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammdiyah Mandiraja, Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah Mandiraja, KOKAM Mandiraja dan KOKAM Bahagia Indonesia, Kepala Desa Jalatunda, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jalatunda beserta Ortom serta perwakilan warga masyarakat Jalatunda. (tgr/riz)