PADANG, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Resepsi Milad Muhammadiyah 108 dan Aisyiyah 106 tingkat wilayah. Momentum milad menjadikan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah Sumbar bertekad untuk terus mengembangkan Amal Usaha.
Milad kali ini diikuti PDM dan PDA se-Sumbar, ortom dan AUM secara daring dan Luring di Convention Hall Prof Yunahar Ilyas, Sabtu, (12/12). “Inilah yang membuat perayaan Milad tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Ketua ketua PWM Sumbar Shofwan Karim.
Menurutnya, perayaan Milad secara virtual menjadi yang pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah. Hal ini sebagai bentuk keseriusan Muhammadiyah dalam memutus rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Ia menegaskan Muhammadiyah Sumbar terus berkembang dengan adanya Hotel Muhammadiyah di Padang Panjang dan Taqwa Mart. Di bidang pendidikan pengembangan KMM, Mumtaz dan Ponpes Alkautsar yang terus berkembang dalam mencerdaskan anak bangsa.
Sementara itu, Rektor UMSB, Riki Saputra mengatakan UMSB berbangga dan bahagia karena turut andil mendukung Milad Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Jadi tidak saja pengembangan sekaligus bentuk pembinaan kepada amal usaha Muhammadiyah,” tegasnya
Riki Saputra menyampaikan seorang pemikir Islam Syatibi pengetahuan melintasi ruang dan waktu asalkan sudah matang dan belum terbakar, UMSB akan melakukan pengembangan dengan prinsip sudah matang dan belum terbakar dengan sinergi PWM dengan UMSB.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Bunda Meiliarni Rusli mengatakan Aisyiyah sebagai soul mate-nya Muhammadiyah akan terus bersinergi dalam gerakan amal maruf nahi mungkar dan tajdid.
Bunda juga bersyukur telah keluarnya izin Politeknik Aisyiyah Sumbar sebagai bentuk pengembangan Akademi Keperawatan Aisyiyah Padang dengan tambahan dua prodi yaitu Bisnis Jasa Makanan (BJM) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Dalam tausiahnya, Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsudin mengatakan kerinduannya untuk datang ke ranah minang, setelah pandemi beliau berjanji akan kunjungi ranah minang.
Terkait perkembangan Muhammadiyah di ranah, lanjutnya, Muhammadiyah Lahir di Yogyakarta dan tumbuh dan berkembang di ranah minang, selain terkenal dengan negerinya para saudagar ranah minang juga merupakan lumbung ulama. “Tetaplah para kader Muhammadiyah berada di jalan sirattal mustaqim, ” tehasnya
Din juga mengulas tentang ajaran KH Dahlan sebelum mengajarkan Almaun, Kiayai mengajarkan tentang Al-asyar. Ajaran Islam yang dibawa Muhammadiyah harus berpangkal pada tauhid, dan juga semangat Al-Asyria yang selalu berkemajuan.
Tambahnya, Watak kedua dari Muhammadiyah itu adalah wasathiyah. Dimana dasar negara Pancasila dan prinsip ekonomi Indonesia adalah Wasathiyah.
Ia memesankan kepada warga Muhammadiyah Sumbar untuk tetap istiqomah dalam penegakan amal maruf nahi mungkar. “Warga Muhammadiyah harus tetap konsisten dalam gerakan amal maruf nahi mungkar,” tutupnya.
Terakhir ia menyampaikan ketika kunjungannya ke Padang telah berdiri Universitas Aisyiyah Sumbar untuk menyambut kejayaan Muhammadiyah di ranah minang. (RI)