SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Kesadaran untuk hidup dan berada di wilayah yang rawan bencana harus ditumbuhkan agar bisa menyikapi secara tepat. Dalam lingkup wilayah yang lebih kecil wilayah Kapanewon Tempel tidak terlepas dari ancaman bencana alam, misal pada tahun 2010 dampak erupsi Gunung Merapi yang cukup serius dan juga beberapa bencana seperti angin puting beliung.
Gempa bumi tahun 2006 juga tidak sedikit melibatkan masyarakat di wilayah Kapanewon Tempel untuk terjun langsung membantu pemulihan dampak bencana. Hal ini membuat relawan Muhammadiyah Kepanewon Tempel perlu siaga di segala bencana.
Di tengah kondisi itu banyak anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam menangani rentetan bencana tersebut. Partisipasi masyarakat yang makin besar ini belum mendapatkan pengananan yang optimal karena kurang terarah dan terorganisirnya kegiatan para relawan di daerah bencana dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam pengananan bencana. Pada kenyataannya, banyak relawan-relawan yang tidak tahu harus berbuat apa ketika berada di daerah bencana.
Hal inilah yang melatar belakangi diadakannya pelatihan dasar tanggap bencana bagi Relawan Muhammadiyah Tempel. Menurut Arif Sulistyo dan Juang Mahron panitia acara dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat membekali relawan dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan sanggup dalam menghadapi berbagai macam situasi bencana.
Acara yanga dihelat oleh Majelis Pelayanan Sosial ini ditujukan untuk relawan bencana muda dan dewasa di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Tempel dengan kesadaran dan minat untuk menjadi relawan bencana.
“Dari sini diharapkan akan muncul generasi yang sadar dan tanggap terhadap bencana dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat guna dan menggembirakan syiar dan dakwah Muhammadiyah di lokasi bencana, menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran para peserta terhadap pentingnya peran relawan dalam menanggapi bencana di Indonesia,” tandas Isnaini dari MPC PCM Tempel.
Selain itu dapat membuka wawasan peserta kegiatan terkait sistem pengelolaan penanggulangan bencana di Indonesia saat ini dan memberikan edukasi materi pengetahuan dasar mengenai pengelolaan penanggulangan bencana seperti etika seorang relawan, manajemen dapur umum, air dan sanitasi, penanganan trauma muskuloskeletal, resusitasi jantung paru, serta triase.
Acara ini digelar setiap Setiap malam Ahad sepanjang bulan Desember pukul 20.00-22.00 WIB bertempat di Lokasi Gedung Darul Ulum PCM Tempel target
50 calon relawan dari unsur Ortom dan umum wilayah Kapanewon Tempel yang siap bergabung bersama Muhammadiyah.
Kegiatan ini bekerjasama dengan fasilitator kegiatan dari BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, MDMC PWM Daerah Istimewa Yogyakarta, SAR Muh DIY, MDMC PDM Sleman dan PMI Kabupaten Sleman
Pelatihan ini ini disajikan dalam kurikulumyang dibedakan kedalam 2 bagian utama yaitu bentuk diklat secara teoritis, dan aplikasi berupa simulasi dilapangan dengan memberikan pemahaman kepada peserta tentang Al Islam Kemuhammadiyahan dan Fiqh Bencana, tentang fungsi dan tugas pokok Relawan Muhammadiyah, SOP, Tupoksi dan Komando Relawan ketika turun ke lokasi bencana, PPGD dan Dasar-dasar kebencanaan. (Arief Hartanto)