Muhammadiyah Harus Memiliki Program Kaderisasi Investor
Oleh : Fathin Robbani Sukmana
Dalam acara Musyawarah Daerah IPM di salah satu kota di Jawa Barat, sambutan ayahanda PD Muhammadiyah di sana sangat menarik. “Muhammadiyah sudah melaporkan kepada dunia tentang kemajuan pendidikan dan kesehatan, namun sayang dalam bidang ekonomi kita belum punya apa-apa”. Begitu kata beliau.
Dalam waktu sejenak, saya berpikir memang Muhammadiyah di bidang ekonomi belum memiliki prestasi yang luar biasa secara nasional. Jika di beberapa daerah mungkin ada Baitul Maal Wa Tanwil (BMT) yang maju dan memiliki aset miliaran.
Namun, itu saja belum cukup. Masih banyak yang menjadi pekerjaan Muhammadiyah di bidang ekonomi. Geliat AMM untuk mendukung program UMKM belum cukup untuk disebut Muhammadiyah selesai dalam bidang ekonomi.
Selain itu, jika melihat sejarah. Muhammadiyah pernah memiliki Bank, namun tidak berkembang dengan baik karena beberapa alasan dan khususnya belum terlatihnya manajemen perusahaan yang dipilih saat itu.
Namun, sudah saatnya Muhammadiyah serius mengurus bidang ekonomi di abad kedua, apalagi banyak warga Muhammadiyah yang berharap Muhammadiyah memiliki Bank Syariah lagi atas nama Muhammadiyah.
Mulai dari Kaderisasi
Untuk memiliki manajer perusahaan yang dapat mengelola secara profesional sebuah perusahaan hingga mendapatkan profit tentu harus ada usaha kaderisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah kepada warga Muhammadiyah khususnya yang masih berusia muda.
Contoh kaderisasinya adalah mengajari warga Muhammadiyah untuk bergerak di bidang investasi. Bisa berbentuk pelatihan secara formal ataupun non formal. Karena saya yakin banyak juga kader Muhammadiyah yang sudah bergerak di bidang Investasi.
Mengapa harus investasi? Karena investasi merupakan pelatihan manajemen diri yang bukan sekadar teori seperti di bangku kuliah. Dengan belajar investasi maka akan membentuk diri yang disiplin dan juga bisa menganalisa perusahaan dengan baik dan benar.
Jika tidak bisa manajemen diri dalam berinvestasi, maka kerugian yang akan didapatkan. Apalagi jika analisa asal-asalan dan juga menggunakan emosi dalam berinvestasi maka bukan untung yang didapatkan tapi malah buntung yang didapat.
Selanjutnya, mengapa harus berinvestasi?, banyak manajer perusahaan besar, pengusaha kelas kakap di Indonesia, mereka berusaha diawali dengan berinvetasi baik secara ilmu maupun bergerak di bidang keuangan.
Mereka membeli suatu perusahaan, lalu mengembangkannya agar mendapatkan profit yang lebih tinggi dari sebelumnya. Setelah itu mendirikan perusahaan baru dan mengembangkannya lalu kembali profit. Begitu seterusnya hingga ekonomi mereka kuat.
Kaderisasi Investor: Sebuah harapan
Merespons banyak problematika Muhammadiyah di Bidang Ekonomi, salah satu senior saya Muhammad Muflih bersama teman-temannya menginisiasi Jaringan Investor Muhammadiyah yang bernama Investmu.
Sebuah forum di media sosial yang berbagi pengalaman dan ilmu investasi bagi kader-kader Muhammadiyah yang ingin belajar berinvestasi di pasar saham Indonesia. Tentu ini sebagai awal yang baik.
Saya berharap justru, dari komunitas kecil ini Muhammadiyah dapat serius untuk membentuk investor-investor Muhammadiyah. Setidaknya walaupun Muhammadiyah belum memiliki perusahaan kelas kakap, namun bisa menghasilkan kader yang sudah paham akan manajemen perusahaan.
Selain itu, jika kaderisasi investor dilaksanakan. Akan banyak warga Muhammadiyah yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan milik Indonesia dan membangkitkan ekonomi Indonesia secara perlahan.
Tentu kaderisasi ini butuh waktu yang sangat panjang, maka tepat jika kaderisasi ini untuk kader-kader muda Muhammadiyah yang aktif di berbagai organisasi otonom agar dalam beberapa tahun ke depan bisa lahir kader Muhammadiyah yang ahli dalam bidang investasi.
Setelah paham tentang bidang investasi, Muhammadiyah bisa mulai mendirikan perusahaan atau mulai membuka saham perusahaan apabila sudah memiliki perusahaan yang laporan keuangannya sudah sangat baik dan membutuhkan dana yang besar.
Contohnya saja perusahaan minum suli 5 atau perusahaan batik IPM, jika mereka ingin bergerak dan membagikan sahamnya. Muhammadiyah dapat menginstruksikan seluruh kader untuk membeli saham Muhammadiyah tersebut.
Kader IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Aisyiyah semua harus di gerakan baik dalam pembelian perusahaan ataupun pembelian produk-produk yang dijual perusahaan Muhammadiyah.
Contoh saja, jika harga saham suli 5 memiliki harga 1000 rupiah per lembar, maka setiap kader bisa membeli saham tersebut sebanyak satu lot atau 100 lembar saham (minimal pembelian saham) dengan harga 100.000 rupiah.
Jika ada satu juta kader Muhammadiyah, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan dana dari penjualan saham sebesar 100 miliar rupiah. Walau masih tergolong kecil tapi ini bisa membantu untuk mengembangkan perusahaan Muhammadiyah.
Lalu, agar perusahaan tersebut tetap berjalan maka produknya juga harus dibeli oleh warga Muhammadiyah dengan prinsip dari kita, untuk kita, oleh kita.
Tujuan Utama
Tujuan dari kaderisasi Investor ini adalah terbentuknya warga Muhammadiyah yang ahli dalam manajemen sebuah perusahaan dan juga ahli dalam analisa keuangan serta kepemimpinan di bidang ekonomi.
Apalagi jika Muhammadiyah ingin fokus di bidang ekonomi. Muhammadiyah harus bisa melahirkan banyak perusahaan seperti Uniliver, Indofood, Bank Central Asia, Adaro Energi dan perusahaan lainnya yang menguasai berbagai bidang yang digunakan oleh masyarakat.
Untuk membuat atau memiliki perusahaan raksasa seperti yang saya sebutkan di atas. Muhammadiyah harus menyiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan jujur dalam pengelolaan seluruh aset perusahaan.
Dan semua akan terwujud jika kaderisasi investor ini bisa masuk program Muhammadiyah dan organisasi otonom secara nasional. Bahkan lebih baik lagi jika seluruh struktur pimpinan melaksanakan kaderisasi ini.
Jika Muhammadiyah sudah memiliki banyak perusahaan besar yang sahamnya di jual di Bursa Efek Indonesia, lalu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh warga Muhammadiyah maka Muhammadiyah akan menjadi organisasi yang kuat secara ekonomi baik untuk warganya atau organisasinya.
Belum lagi, Perusahaan Muhammadiyah nanti juga memiliki dana Corporate Social and Responsibility (CSR) yang dapat disalurkan ke Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan dan kesehatan yang belum maju di berbagai pelosok Indonesia.
Tentu harapan saya terlalu tinggi terhadap program kaderisasi investor ini, tapi saya yakin jika hal ini dilakukan secara serius maka Muhammadiyah akan memiliki tiga pilar terkuat yang saling menopang yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi serta warga Muhammadiyah dan Organisasinya akan makmur. Bahkan Muhammadiyah bisa membangkitkan perekonomian bangsa Indonesia.
Fathin Robbani Sukmana, Ketua Bidang PIP IPM Jawa Barat, Anggota Grup WA Investmu