Ustadz Nashir Bakri, Mubaligh dan “Penjaga” Muhammadiyah hingga Akhir Hayat

Ustadz Nashir Bakri, Mubaligh dan 'Penjaga' Muhammadiyah hingga Akhir Hayat

Ustadz Nashir Bakri, Mubaligh dan 'Penjaga' Muhammadiyah hingga Akhir Hayat

Ustadz Nashir Bakri, Mubaligh Muhammadiyah yang Tekun dan “Penjaga” Muhammadiyah hingga Akhir Hayat

Oleh: Muhammad Jamaluddin Ahmad

Hari ini senin tanggal 11 Januari 2021, Muhammadiyah kehilangan lagi salah satu tokohnya karena covid. Belum lama Muhammadiyah kehilangan beberapa tokohnya antara lain : almarhum DR. Ali Taher Parasong, lima orang Ketua PDM dan hari ini Muhammadiyah kehilangan lagi Ustadz Nashir Bakri. Almarhum lahir di Tanah Melayu Sumatra tepatnya di Tanjung Pinang pada tanggal: 28 april 1949. Menikah dengan gadis muslimah bernama Hj. Zuraida. Dari pernikahan beliau dengan Hajah Zursida dikaruniai enam orang anak. Empat laki laki dan dua perempuan. Pak Nashir Bakri menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Yogyakarta.

Saya mulai mengenal secara dekat Ustadz Nashir Bakri ketika tahun 2007 saya pensiun dini sebagai Pamen Polri dan kemudian diamanahi oleh PP Muhammadiyah untuk menjadi salah seorang direksi di RSIJ CP menggantikan Ustadz Nashir Bakri. Sambil menunggu proses pensiun dari Polri saya mendampingi Ustadz Nashir Bakri sebagai staf khusus Direksi. Sejak jadi staf khusus direksi RSIJ inilah komunikasi dengan Ustadz Nashir Bakri semakin sering dilakukan termasuk berdiskusi tentang berbagai persoalan yang ada di RSIJ Cempaka putih.

Sukses Mengemban Tugas sebagai Direktur SDI dan Bindatra RSIJ CP

Beberapa problem yang almarhum hadapi ketika menjadi Direktur SDI dan BINROH/Bindatra RSIJ CP yang disampaikan ke saya antara lain :

  1. Ada 300-an pegawai RSIJ CP yang berpendidikan rendah yang akhirnya harus diangkat menjadi pegawai tetap RSIJ karena dipekerjakan dengan kontrak pegawai melebihi tiga tahun. Pada awalnya Dinas tenaga kerja sudah mengetahui hal ini dan tidak mempermasalahkan asal digaji Sesuai dengan ketentuan. Namun adanya pergantian pimpinan di Disnaker serta beralasan menerapkan aturan sesuai UU Ketenagakerjaan, maka Direksi RSIJ diperintahkan oleh Dinas Tenaga Kerja wajib mengangkat mereka sebagai pegawai tetap. Mereka awalnya dikontrak sebagai tenaga petugas kebersihan, taman, sarana prasarana, keamanan dll. Rata rata mereka lulusan SD dan SMP dan ada beberapa lulusan SMA. Akibatnya beban biaya pegawai jadi membengkak dan proses implementasi Sistem informasi Rumah sakit jadi terhambat.
  2. Pembangunan Masjid RSIJ CP yang awalnya biayanya akan ditanggung oleh donatur dari Timur Tengah, ternyata batal sehingga Direksi RSIJ dan panitia pembangunan masjid harus mencari dana sendiri agar Masjid RSIJ CP terwujud dan selesai pembangunannya.
  3. Kurangnya perkaderan Formal sesuai Sistem Perkaderan Muhammadiyah di aliansi RSIJ karena sudah beberapa tahun pembinaan SDM-nya bekerjasama Team 165 (ESQ) Pimpinan Bapak Ari Ginanjar Agustian. Karena hampir seluruh pegawai sudah mengikuti ESQ maka Almarhum ingin dan meminta saya agar mulai merintis Pelaksanaan perkaderan Formal sesuai SPM di aliansi RSIJ.
  4. RSIJ CP sedang merintis implementasi sistem. SDM Berbasis Kompetensi yang dalam pelaksanaannya cukup menguras waktu, energi (SDM) dan Keuangan.
  5. Adanya sebagian pegawai RSIJ yang aktif di organisasi Serikat pekerjaan/buruh yang beliau nilai tidak sesuai dengan Ideologis dan paham agama serta visi misi persyarikatan Muhammadiyah.

Lima problem di atas secara bertahap telah dimulai langkah awal solusinya pada akhir periode ketika Ustadz Nashir Bakri menjabat sebagai Direktur SDI dan BINROH/Bindatra sehingga para penerus beliau tinggal melanjutkan dan menyempurnakannya. Senioritas, kematangan pribadinya, kekayaan pengalamannya, kemampuan komunikasinya dan kedalaman ilmu agamanya serta luasnya pergaulan memberikan sumbangan yang besar bagi Ustadz Nashir Bakri dalam menyelesaikan masalah yang beliau hadapi termasuk masalah-masalah yang ada di aliansi RSIJ.

Demikian juga ketika ada problem RSIJ yang harus dikomunikasikan dengan BPH RSIJ maka Ustadz Nashir Bakri dengan baik akan mengkomunikasikannya dengan BPH RSIJ. Ustadz Nashir Bakri menjabat Direktur SDM dan BINROH RSIJ Cempaka Putih Hingga satu setengah periode. Direktur SDM dan BINROH RSIJ CP sebelum Ustadz Nashir Bakri adalah pak DR Ali Taher Parasong. SH, MHum. Sebagai Direktur yang melanjutkan dan menggantikan amanah beliau sebagai Direktur SDI & BINDATRA RSIJ CP, saya sering konsultasi dan banyak dibantu oleh almarhum, sehingga banyak masalah yang muncul dapat diselesaikan dengan baik.

Ustadz Nashir Bakri, Pribadi yang Menyenangkan, Ramah, Bersahaja dan Matang

Kalau kita tanyakan kepada siapa pun yang pernah bergaul dengan pak Nashir Bakri terlebih lagi kepada pegawai RSIJ Cempaka Putih maka mereka akan menceritakan bahwa Ustadz Nashir Bakri itu orangnya selalu tersenyum, menyenangkan ketika diajak bicara, ramah, bersahaja dan kebapak-an. Ketika memanggil pegawai yang bermasalah sekalipun bahkan ketika beliau memarahi seseorang pun beliau selalu memulai dan menyertai pembicaraannya dengan senyum kebapakan.

Bahkan ketika memutus PHK kepada seorang pegawai beliau berusaha membangun hubungangan yang baik sehingga pegawai yang di PHK tidak memiliki dendam dan kebencian pada RSIJ dan Muhammadiyah. Apa yang beliau lakukan meskipun susah saya coba tiru dan praktekkan semaksimal mungkin termasuk ketika kita menangani pegawai yang bermasalah bahkan ketika harus mem-PHK mereka. Dengan Para pegawai tersebut kita harus tetap memuliakan mereka, tetap menjaga silaturrahim dengan mereka bahkan kalau bisa kita bantu untuk mendapatkan pekerjaan kembali di tempat lain.

Ustadz Hasib Sofyan, perawat senior RSIJ sekaligus Qori andalan RSIJ dan PP Muhammadiyah Jakarta, merupakan pegawai yang cukup dekat dan mengenal Ustadz Nashir Bakri. Ustadz Perawat ini mengungkapkan kesan yang tentang Ustadz Nashir Bakri bahwa, “….Beliau sosok yang kharismatik sama dengan pak Jamal. Memiliki wawasan kemuhammadiyahan yang luas. Dalam kesehariannya selalu berpenampilan tenang, hangat dan penuh senyuman memberi kesan beliau adalah seorang bapak dan pemimpin yang bijaksana. Apalagi bila sedang berkelakar…ada saja hal yang tak terduga muncul dari bibir beliau. Semoga Allah ta’ala memulyakan beliau….amin”. Mbak Watik Sekretaris Direksi RSIJ Cempaka Putih memiliki kesan tentang Ustadz Nashir Bakri sebagai pribadi yang bersahaja, humoris dan selalu memegang teguh prinsip.

Para direksi yang pernah menjabat sebagai tim direksi RSIJ Cempaka Putih pun saya yakin akan memiliki kesan yang sama. Dokter Yusuf Shaleh Bayed, Bu Ning, Dokter Suryono para direksi yang bersama sama pak Nashir Bakri, saya meyakini mereka akan menyatakan bahwa ustadz Nashir Bakri merupakan Pribadi yang sangat baik, menyenangkan, bersahaja, matang dan selalu mempermudah urusan dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik.

Termasuk kalau urusan mencari makanan yang murah dan enak maka pak Nashir Bakri selalu menjadi referensi kami. Beliau pribadi yang sangat luas pergaulannya. Dengan luas pergaulanya beliau juga luas pengetahuannya masalah cita rasa makanan. Beliau ini juga banyak membantu dan menjadi konsultan banyak sahabatnya yang sedang memulai usaha atau yang ingin meningkatkan dan mengembangksn usahanya.

Mubaligh yang gigih dan ‘Penjaga’ Muhammadiyah hingga Akhir Hayat

Nashir Bakri muda, mulai ditempa sebagai kader Muhammadiyah ketika beliau mulai merantau ke Yogyakarta. Pribadinya yang cerdas dan kritis seperti memperoleh oase dan lingkungan yang cocok ketika berada di Yogyakarta. Dia datangi berbagai pengajian Muhammadiyah di Jogja. Beliau datangi pula tokoh tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta untuk berguru dan menimba ilmu. Seolah-olah tiada hari tanpa menuntut ilmu. Oleh karena itu ketika Nashir Bakri muda lulus kuliah di Yogya dan kemudian hijrah ke Jakarta, beliau lansung aktif sebagai dai dan mubaligh Muhammadiyah sekaligus mulai aktif di Persyarikatan Muhammadiyah di Jakarta khususnya di Cabang Rawamangun Pulogadung.

Sebagai kader dan mubaligh Muhammadiyah, ustadz Nashir Bakri memulai dakwah dari mushola ke mushola, dari masjid ke masjid, dari jamaah ke jamaah, dari sekolah ke sekolah dari kantor ke kantor juga dakwah dan membina secara rutin para anak yatim piatu di lingkungan Muhammadiyah Cabang Rawamangun Pulogadung.

Dalam perkembangan dakwahnya beliau sedih karena melihat banyak masjid dan mushola Muhammadiyah yang kurang terbina, ranting-ranting Muhammadiyah sepi dari pengajian karena langkanya Mubaligh Muhammadiyah yang secara rutin membina jamaah dan masjid masjid yang ada di ranting dan cabang Muhammadiyah. Akibatnya mayoritas ranting Muhammadiyah di DKI Jakarta vakum bahkan mati.

Menyaksikan kondisi Muhammadiyah Jakarta yang memprihatinkankan itu, beliau tidak mau mengeluh dan menyalahkan siapa pun. Keprihatinannya tidak selesai dengan mengeluh dan marah-marah apalagi menyalahkan orang lain. Beliau ingin melakukan perubahan memulai dari dirinya sendiri dan dimulai dari Muhammadiyah Cabang Rawamangun Pulogadung. Oleh karena itu beliau kemudian memulai langkah solutifnya dengan mendirikan Lembaga Pendidikan Kuliyatul Mubalighin/Mubalighat Muhammadiyah Rawamangun. Ustadz Nashir Bakri juga menyelenggarakan Kajian Intensif Al Islam (disingkat KIAI).

Terakhir beliau mendirikan dan membentuk Korp Mubaligh Muhammadiyah Ibadurrahman (KMI) Rawamangun sebagai ajang perkaderan dan pembinaan Mubaligh Muhammadiyah di Rawamangun dan sekitarnya sekaligus wadah untuk mengelola mubaligh Muhammadiyah dengan baik. Secara rutin waktu Ustadz Nashir Bakri sebagai pengurus PCM Rawamangun, Korps Mubaligh Muhammadiyah ini dibina secara rutin.

Saya termasuk yang secara rutin setiap tahun diminta Ustadz Nashir Bakri menjadi narasumber ketika Korps Mubaligh Muhammadiyah Rawamangun ini sedang rapat kerja dan pembinaan tahunan. Menurut Ustadz Nashir Bakri, di Muhammadiyah Jakarta ini banyak orang yang jadi pengurus atau pegawai di Amal Usaha Muhammadiyah namun tidak mau berdakwah dan aktif Ber-Muhammadiyah.

Selama aktif dalam Kepemimpinan dan kepengurusan Muhammadiyah Cabang Rawamangun Pulogadung, PCM ini mengalami masa-masa keemasannya. Muhammadiyah dan sekolah Muhammadiyah Rawamangun yang dulunya hanya sekolah biasa biasa saja kemudian dapat tumbuh menjadi sekolah unggulan dan memperoleh kepercayaan masyarakat serta dapat bersaing dengan sekolah unggulan yang lain. Ustadz Nashir Bakri selalu menerapkan manajemen yang baik dan transparan. Beliau sangat marah bila Amal Usaha Muhammadiyah dikelola dengan main-main atau dijadikan mainan para pengurus Muhammadiyah dan pimpinan AUM-nya.

Saat ini, dengan wafatnya Ustadz Nashir Bakri, PCM Rawamangun dan sekolah-sekolahnya menghadapi tantangan yang berat baik dari internal maupun eksternal. Sekolah-sekolah di sekitar Kompleks Perguruan Muhammadiyah Rawamangun nampak tumbuh lebih cepat. Semoga para Pimpinan dan Pengurus PCM dan pimpinan AUM di Rawamangun dapat meneruskan perjuangan Ustadz Nashir Bakri dalam berdakwah dan menjaga marwah Muhammadiyah Jakarta khususnya Muhammadiyah di PCM Rawamangun.

Selamat jalan ustadz Nashir Bakri
Selamat jalan ke alam keabadian
Selamat jalan senior dan guru kami
Selamat jalan Kader dan Mubaligh Muhammadiyah sejati
Selamat jalan penjaga Muhammadiyah
Selamat jalan pejuang cabang dan ranting
Semoga ridlo Allah dan syurgaNya
Dianegerahkan untukmu.

Muhammad Jamaludin Ahmad, sahabat Almarhum, Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah

Exit mobile version