Pesan Literasi dari Ujung Timur
Deni Al Asyari
Husain Salam, begitu nama lengkapnya. Pria kelahiran 1936 ini, adalah penggagas lahirnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalosi, Sulawesi Selatan. Dia mulai aktif di Muhammadiyah sejak tahun 1954 saat di Makassar. Walaupun usianya sudah mendekati 1 abad, beliau masih tetap aktif dalam bermuhammadiyah.
Salah satu tradisi bermuhammadiyah yang belum lepas dari aktivitas beliau adalah, membaca Majalah Suara Muhammadiyah (SM). Sesuai data yang dimiliki oleh Suara Muhammadiyah, bapak Husain Salam merupakan pelanggan majalah SM sejak tahun 1967. Hal ini, terbukti dengan salahsatu nota pembelian majalah SM yang masih disimpan beliau, tahun 1973.
Beberapa hari lalu, manajemen SM mendapatkan kiriman foto beliau bersama istri sedang membaca majalah SM. Tampak dari gambar, sang istri sedang memegang majalah SM sambil membacakan bait demi bait isi tulisan media persyarikatan ini.
Walaupun matanya sudah tidak bisa melihat secara sempurna, karena divonis rabun berat. Namun aktivitasnya untuk membaca dan mengetahui isi majalah Suara Muhammadiyah tidak bisa dihentikan sesepuh Muhammadiyah Timur ini. Sehingga setiap ingin membaca majalah SM, beliau selalu meminta sang istri untuk membacakan di sampingnya.
Selain aktivitas membaca adalah sebuah kewajiban dalam Islam, mantan guru PGA Muhammadiyah ini juga berpandangan bahwa, bermuhammadiyah tanpa membaca majalah resmi persyarikatan ini tidaklah sempurna. Karena melalui media ini, kita bisa menyaksikan bagaimana pemikiran keislaman dan dinamika Muhammadiyah secara nasional.
Oleh karenanya, kepada agen majalah SM di wilayah Makassar, bapak Husain selalu berpesan, agar senantiasa dikirimkan majalah SM setiap terbit ke rumahnya. Karena melalui majalah SM, beliau bisa menikmati dan merasakan kegembiraan dan kehangatan dalam berdakwah bersama Muhammadiyah.
Berkaca dari semangat bapak Husain Salam ini, tak terasa rasa haru muncul melihat sosok pria yang sudah sepuh ini, namun begitu gigih dan kokoh dalam menjaga budaya literasi dan dakwah bil kalam.
Ketidaksempurnaan fisik, bukan menjadi halangan bagi pendiri PCM Kalosi ini untuk bermuhammadiyah melalui budaya iqra’ (membaca). Mungkin di sisa usia dan tenaganya, beliau ingin memberikan pesan kepada kita, khususnya kepada saya dan generasi muda, bahwa tradisi literasi dan membaca, adalah tradisi sepanjang hayat yang tak ada batas waktunya.
Setidaknya demikianlah pesan literasi dari tokoh ujung timur ini ingin disampaikan. Maka tak ada kata yang bisa terucap untuk beliau, selain ucapan terimakasih atas kecintaan beliau di jalan dakwah literasi, semoga Allah senantiasa anugrahkan kesehatan, kekuatan dan keberkahan di sisa hidupnya. Amiin
Deni Al Asyari, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah