Duka Mendalam untuk dr Adriani Kadir
Oleh: Haidir Fitra Siagian
Meskipun cukup sering datang ke Kota Mamuju, namun saya belum pernah dengar nama beliau. Mulai awal tahun 2000-hingga delapan belas tahun kemudian, saya berulang-ulang ke Mamuju, baik untuk tugas kegiatan Muhammadiyah, dinas dalam rangka tugas negara, maupun acara pribadi bersama keluarga, atau sekedar menengok kebun bapak mertua. Nama dr Hj Adriani Kadir, MSi, sama sekali tak pernah kudengar. Namanya baru muncul dan menjadi sangat terasa hangat sejak kemarin pagi, sehari setelah terjadinya gempa bumi yang menimpa Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Nama ini mendadak menjadi populer dalam perbincangan di berbagai media sosial dan kelompok perbincangan bersama. Telah berpulang ke rahmatullah dr. Hj. Adriani Kadir, M.Si., dalam musibah gempa bumi di Kota Mamuju Sulawesi Barat. Demikian antara lain isi pesan berantai yang banyak beredar. Hampir seluruh grup media sosial yang saya ikuti, memberitakan kabar duka ini. Siapa sebenarnya beliau?
Dalam berbagai foto, diperlihatkan rumahnya sebelum gempa yang terdiri dari lima tingkat. Setelah gempa, terlihat sudah rubuh dan hampir rata dengan tanah. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Tentu melihat gambar sebelum dan sesudahnya, kita akan menduga bahwa penghuninya akan sulit harapan untuk tetap bertahan hidup. Benar saja bahwa salah seorang penghuninya, dr. Adriani dikabarkan telah meninggal dunia dalam gempa ini. Sedangkan suaminya, alhamdulillah, hingga tulisan ini dibuat, dikabarkan masih selamat. Demikian pula anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu di Pulau Jawa.
Kami dan teman-teman warga Muhammadiyah, merasa kehilangan atas meninggalnya almarhuman. Saya baru mengetahui bahwa dr Adriani Kadir adalah salah seorang kader terbaik Muhammadiyah, yang ditempatkan di Kota Mamuju, bertugas sebagai dokter. Almarhumah merupakan alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sidrap akhir tahun 1980-an dan sekaligus pula adalah alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin awal tahun 1990-an.
Dari informasi yang saya peroleh, selain sebagai pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mamuju, dr Adriani Kadir pun merupakan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Barat sekaligus sebagai Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Mamuju. Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pembinaan kaum perempuan. Memang sudah wajar, ketika masih pelajar aktif dalam IPM, kemudian saat mahasiswa aktif dalam IMM, dan pada masanya, sebagai kader perempuan, seyogianya aktif dalam kepengurusan Aisyiyah.
Berdasarkan penelurusan dalam media sosial, almarhum tidak hanya sekedar pengurus. Namun belia sangat aktif dalam kegiatan Aisiyah, baik acara provinsi maupun menghadiri acara organisasi pada tingkat nasional. Di samping itu, almarhumah pun berada dalam lingkungan keluarga yang aktif di Muhammadiyah. Suaminya, Ir. H. Salihi Saleh, M.Si., adalah Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat sekaligus sebagai Ketua Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Mamuju. Suaminya, sempat dikabarkan meninggal dunia, ternyata selamat dari musibah tersebut.
Tiga orang anaknya saat ini sedang menuntut ilmu di Kota Pelajar dan di ibu kota negara. Satu orang yang paling sulung sedang kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yang kedua merupakan calon dokter yang sedang kuliah pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sedangkan yang paling bungsu seorang lelaki adalah alumni Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo yang sedang kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Selamat Jalan dr Adriani Kadir
Sudah barang tentu bahwa seluruh keluarga besar Muhammadiyah Sulawesi Barat sangat berduka atas musibah tersebut. Teman-teman sejawatnya, pun kami adik-adiknya yang satu almamater di Universitas Hasanuddin, pun merasakan hal yang sama. Kami yakin bahwa kakanda dr. Hj. Adriani Kadir, M.Si., adalah orang yang baik. Selama ini almarhumah telah mendarmabaktikan hidupnya mengurus organisasi Aisyiyah, dalam konteks sosial dan kemanusiaan demi menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Insya Allah, husnul khatimah (disarikan dari berbagai sumber).
Wassalam
Wollongong, NWS, Australia, 16 Januari 2021
Haidir Fitra Siagian, Dosen Komunikasi Politik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar