SIPIROK, Suara Muhammadiyah – LazisMu memberikan perhatian pada persoalan pendidikan dengan memberikan bantuan renovasi atau perbaikan SAUM (Sanitasi Umum) berupa perbaikan MCK dan kebutuhan air di , Kota Sipirok Tapanuli Selatan.
Pesantren Muhammadiyah KHA Dahlan menjadi ponpes tertua milik Muhammadiyah di Sumatera Utara. Diharapkan dengan perbaikan sanitasi itu dapat lebih memberi kenyamanan kepada seluruh santri yang mondok di sana.
LazisMu Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Wardah menggelar Launching Serah Terima Pembangunan Sanitasi Pondok Pesantren KH. Ahmad Dahlan Sipirok, Sumatra Utara.
Launching tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom dan diikuti oleh CEO PT. Paragon Technology and Innovation (Wardah) Nurhayati Subakat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) Dr. Akrim, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Utara Dr. Muhammad Qorib, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Hilman Latief, dan lain-lain.
Program pembangunan sanitasi Pesantren Muhammadiyah ini adalah hasil kerja sama antara Wardah dan Lazismu Pusat. Dalam pelaksanaannya, program ini juga dibantu oleh Lazismu Kota Medan dan Tim Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara ( UMSU ).
Program yang dimulai sejak 2 Oktober 2020 ini selesai pada tanggal 10 Desember 2020 dengan lancar. Sebelumnya Lazismu telah melakukan survei pada tanggal 15 Agustus 2020. Dari survei tersebut diketahui bahwa bangunan untuk MCK di Pondok Pesantren KH. Ahmad Dahlan Sipirok
Ketua Lazismu Kota Medan Muhammad Arifin Lubis mengucakan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu mensukseskan program pembangunan sanitasi di Pesantren KH. Ahmad Dahlan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
“Sanitasi sebelumnya sangat tidak layak pakai. Hari ini kita merasa bersyukur serta bahagia karena sanitasi yang telah dibangun tentu sangat layak digunakan oleh para santri,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Wardah, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, dan LazisMu Pimpinan Pusat atas dukungan yang telah diberikan selama ini.
Hilman Latief menyebut bahwa LazisMu se Indonesia mengadakan fundraising khusus kemanusiaan seperti menyediakan family kits untuk keluarga hingga biaya untuk ketahanan pangan saat bencana.
“Pesantren Ahmad Dahlan Sipirok itu sangat terkenal sekali. Saya dulu merasakan bagaimana menjadi santri itu jauh dari kemewahan sekaligus penuh perjuangan,” jelasnya.
Namun, menurutnya, seiring dengan perkembangan zaman, lembaga pendidikan-lembaga pendidikan tetap perlu dikembangkan dan diperkuat fasilitasnya. Lazismu memiliki program SAUM (Sanitasi Untuk Masyarakat). Lazismu sudah membangun ratusan sanitasi mulai dari Maluku, Jawa Barat, dan lain-lain.
“Dan ini proyek terbesar untuk SAUM. Jadi terima kasih kepada seluruh pihak. Mari bersama-sama kita bangun. Kita harus perkuat tata kelola lembaga pendidikan termasuk pesantren. Bukan hanya fasilitas namun juga tata kelola,” imbuhnya secara virtual.
Ia meyakini bahwa Sipirok akan mampu memproduksi kader-kader hebat di masa depan sebagaimana telah dilakukan selama ini.
Sementara itu, Nurhayati Subakat mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja sama dalam mensukseskan pembangunan sanitasi. “Dulu saya di pesantren juga kurang layak, tapi tidak seperti di Sipirok.
Bagaimana bisa ada pesantren yang MCKnya lebih tidak layak daripada pesantren saya waktu tahun 1960 dulu?” ujarnya. (Syaifulh/Riz)