JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pesisir dan lautan memainkan peran penting dalam keamanan, pertahanan, dan kedaulatan negara mana pun, terutama negara pesisir. Pesisir dan lautan memiliki informasi ilmiah yang tak terhitung jumlahnya di berbagai bidang yang merupakan kunci untuk pembangunan ekonomi dan peradaban manusia yang berkelanjutan. Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang ke-dua di dunia, setelah Kanada, memliki potensi dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di pesisir.
Namun, dari perspektif Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development), pengelolaan pembangunan wilayah pesisir Indonesia masih berada di simpang jalan. Di satu sisi, sejumlah wilayah pesisir yang telah mengalami kerusakan lingkungan (overeksploitasi sumber daya alam, pencemaran, dan degradasi fisik habitat) pada tingkat yang telah mengancam kapasitas keberlanjutan (sustainable capacity).
Di lain sisi, ada sejumlah wilayah pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal (underutilized) atau bahkan belum tersentuh pembangunan. Oleh karena itu, Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) yang berada di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta, diharapkan dapat menjadi pusat studi yang unggul dan dapat berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Peran strategis pesisir dan kelautan bagi kehidupan manusia tersebut dinyatakan oleh Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., Staf Ahli Utama Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020 – 2024, saat menjadi narasumber pada workshop perdana PSPP FISIP UMJ pada Senin, 1 Februari 2020 di kampus FISIP UMJ.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB ini menyatakan bahwa potensi pesisir dan laut Indonesia harus dikelola oleh lintas sektor. Oleh karena itu, menurutnya, PSPP harus bekerja sama dengan multidisipliner, seperti para ahli di luar ilmu sosial sehingga pembangungan di pesisir akan berkelanjutan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.
Hal ini diamini oleh Ketua PSPP Dr. Endang Rudiatin, M.Si bahwa workshop yang diadakan ini adalah dalam rangka pembuatan roadmap program tiga tahun ke depan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan bukan kepentingan pembangunan secara umum. Sebagai peneliti perbatasan dan pesisir, Endang mengharapkan bahwa PSPP dapat memetakan kemungkinan solusi serta terus melakukan berbagai terobosan metodologi untuk membantu menyelsaikan permasalahan di perbatasan dan pesisir.
Saat membuka workshop bertajuk “Memberdayakan Masyarakat Pesisir, Membangun Ketahanan Nasional”, Plt. Rektor UMJ, Dr. Endang Sulastri., M.Si mengapresiasi berdirinya Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir ini dan mengharapkan agar hasil kajian para peneliti di PSPP tidak hanya mejadi kertas kerja saja.
“Kajiannya harus diimplementasikan untuk pengabdian pada masyarakat dan diintegrasikan dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam masyarakat.” Endang menambahkan bahwa Catur Dharma Perguruan Tinggi yang diemban oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta, yaitu Al Islam dan Kemuhamamdiyahan, Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat, akan selaras dengan harapan PSPP menjadi lembaga penelitian, yang mampu mengaplikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat dengan tradisi Islam dan Kemuhammadiyahan ,Iman, Ilmu dan Amal. Selanjutnya, Dekan FISIP UMJ, Dr. Ma’mun Murod M.Si, juga mengapresiasi komitmen Prof. Rokhmin dalam mengarahkan dan membimbing PSPP untuk membuat roadmap tiga tahun ke depan.
Tentang Pusat Studi Perbatasan Dan Pesisir (PSPP)
PSPP dibentuk berdasarkan pada Surat Keputusan Dekan FISIP UMJ No. 114/2020 Tanggal 14 Oktober 2020, dan mulai beraktivitas pada November 2020. Adapun secara resmi peluncuran lembaga ini dilakukan pada 17 Desember 2020 di Uninversitas Muhammadiyah Jakarta. PSPP adalah lembaga profesi/keilmuan para dosen/staf pengajar dari berbagai disiplin ilmu dan para penggiat sosial budaya, praktisi, dan pemerhati dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional yang berfokus pada studi perbatasan dan pesisir. (Tria)