YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Besar harapan kami bahwa kajian ini akan mampu memberikan perspektif baru, pemahaman yang lebih dalam, dan wawasan yang lebih luas kepada para pemuka agama, pendidik, dan muslimah di Kamboja mengenai peran penting perempuan dalam mendidik keluarga, menyebarkan Islam berkemajuan yang berlandaskan prinsip wasathiyah,” Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia Phnom Penh, Sudirman Haseng dalam Silaturahim Muslimah Kamboja dan ‘Aisyiyah dengan tema “Kajian Keluarga Sakinah Berlandaskan Islam Berkemajuan” yang dilaksanakan secara daring pada Ahad (14/2).
Kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Kementrian Kepercayaan dan Agama Kerajaan Kamboja, High Council of Islamic Kamboja, Islamic Center Phnom Penh ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kesadaran dan peran perempuan dalam mewujudkan keluarga sakinah.
Kajian keluarga sakinah ini disampaikan Sudirman merupakan salah satu pogram pokok pengembangan kapasitas Bidang Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Bagi Pemuka Agama Islam di Kamboja untuk Mempromosikan Islam Wasathiyah atau Islam Moderat. “Prinsip wasathiyah akan memberikan pemahaman bahwa Islam menyeimbangkan antara keyakinan yang kokoh dengan toleransi yang di dalamnya terdapat nilai Islam yang dibangun atas atas pola pikir yang lurus seimbang dan tidak berlebihan dalam hal tertentu,” ujar Sudirman.
Penyelenggaraan program peningkatan kapasitas ini menurut Sudirman merupakan bagian dari arah kebijakan Kementrian Luar Negeri untuk meningkatkan citra postif Indonesia di dunia Internasional melalui pengembangan kapasitas bidang pendidikan dan Sumber Daya Manusia. Lebih lanjut, dalam tataran bilateral, program ini merupakan bagian diplomasi sosial budaya dan sumbangsih Indonesia dalam people to people contact antara Indonesia dan Kamboja yang merupakan dua negara yang bersahabat di kawasan Asia tenggara.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang luar biasa ini dan kegiatan ini akan mnejadi pembuka yang baik bagi kegiatan selanjutnya yang akan dijadwalkan secara berseri.
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan yang memasuki usia dua abad, memiliki landasan gerak berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah yang makbulah dengan perspektif Islam berkemajuan, Islam Wasathiyah tengahan. Islam Wasathiyah yang berkemajuan disampaikan oleh Noordjannah membawa pesan ajaran perdamaian, persatuan, dan menyebarkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar termasuk dalam bagian tersebut adalah memajukan perempuan dengan potensi yang dimiliki untuk berkiprah demi kepentingan kemanusiaan dan kemajuan kehidupan.
Noordjannah menyebutkan salah satu landasan yang menjadi pegangan ‘Aisyiyah adalah Quran surat an-Nahl ayat 97 yang menyebutkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan yang beramal soleh dalam keadaan beriman akan diberikan oleh Allah kehidupan yang baik dan Allah akan membalas lebih dari apa yang dikerjakan.
“Perhatian kami untuk mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang damai, Islam yang toleran, Islam yang memajukan perempuan adalah bagian dari dakwah utama kami sehingga keluarga sakinah akan menjadi pondasi di dalam bagaimana kita mensyiarkan Islam Rahmatan Lil Alamin.”
Lebih lanjut Noordjannah menyebut bahwa cara dakwah yang dilakukan ‘Aisyiyah adalah melalui fondasi yang dibangun melalui keluarga dengan keluarga sakinah yang didasarkan atas nilai-nilai ajaran agama, keseimbangan, keadilan, perdamaian, dan kemajuan. “Mendidik keluarga supaya menjadi keluarga yang maju sehingga keluarga itu bisa memberikan kemanfaatan bagi orang lain, khairunnas anfa’uhum linnas, orang terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi saudara kita yang lain.”
Dalam nilai keluarga sakinah pendidikan agama menjadi yang utama, pendidikan untuk kemajuan menjadi hal penting, relasi keadilan suami istri adalah juga faktor yang menentukan bagaimana keluarga ini menjadi keluarga sakinah. Dengan nilai-nilai tersebut diharapkan akan dapat mengurangi atau mencegah problem anak-anak, problem perempuan, problem keumatan, problem kemanusiaan.
Oleh karena itu Noordjannah percaya bahwa kegiatan ini akan berlangsung dengan lancar. Walaupun muslim di Kamboja berada dalam jumlah yang tidak banyak, yakni sekitar 700-800 ribu diantara 18 juta penduduk akan tetapi kebutuhan keluarga yang kuat, maju, dan menjadi bahagia adalah kebutuhan keluarga-keluarga semua agama. “Penguatan keluarga, memajukan perempuan, dan mensejahterakan anak adalah menjadi kepentingan semua agama dengan demikian Insya Allah kegiatan ini bisa kita lakukan apalagi jika kita tindak lanjuti di Kamboja.”
Turut membersamai Duta Besar Sudirman Haseng adalah Muhammad Daud Bin Kasim, Perwakilan Majelis Tertinggi Pimpinan Umat Islam Kamboja; Kaoh Khan Thei Metea, Ketua Departemen Hubungan Internasional, Kementrian Urusan Kepercayaan dan Agama Kerajaan Kamboja; serta Menchenda, Sekretaris Jenderal Cambodian Islamic Women Development Association dan Perwakilan Phnom Penh Islamic Center.
Muhammad Daud bin Kasim menyampaikan bahwa baginya, Indonesia adalah negara yang selalu ia harapkan untuk dapat membantu umat Islam di Kamboja. “Indonesia adalah suatu negara yang kami selalu bergantung harapan untuk bantu umat Islam di Kamboja, karena Indonesia adalah suatu negara terbesar Islam di dunia jika dibanding negara-negara Islam yang lain sehingga banyak peranan untuk membantu umat-umat Islam khususnya di Kamboja. Muhammad Daud sangat berharap bahwa kerjasama ini dapat berlanjut dalam bentuk pendampingan bagi komunitas-komunitas muslim yang tersebar di Kamboja. “Karena muslim di Kamboja masih dalam jumlah kecil, mereka berada di kampung-kampung dalam jumlah yang kecil-kecil dan mereka masih bergantung dengan orang lain, kalau kita boleh bekerjama dengan ‘Aisyiyah untuk bantu orang di Kamboja kami bersedia untuk bekerjasama.”
Ketua Departemen Hubungan Internasional, Kementrian Urusan Kepercayaan dan Agama Kerajaan Kamboja juga menyampaikan dukungan atas kerjasama ini. “Saya sangat senang sekali dan saya siap untuk melakukan hal-hal yang bisa membantu memperlancar kegiatan yang akan dilaksanakan di masa depan oleh ‘Aisyiyah khususnya terkait bidang yang ditangani kementrian agama.”
Kegiatan ini sendiri adalah pembukaan dari serangkaian kajian daring yang akan digelar yang akan diikuti oleh organisasi perempuan muslim dan juga para perempuan muslim di Kamboja. Selain itu akan dibicarakan lebih lanjut untuk meningkatkan peran ‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah untuk dapat memberikan pendampingan bagi komunitas-komunitas muslim yang tersebar di Kamboja. (Suri)