Selamat jalan Mas Artidjo Alkostar, Ikon kejujuran, ketegasan dan integritas
Oleh: Habib Chirzin
Di tengah situasi terusiknya rasa keadilan (sense of justice) masyarakat, karena belum berlakunya keadilan untuk semua (justice for all), dan semakin maraknya tindak korupsi di tengah derita rakyat yang beban hidupnya berat karena Covid-19 dan seterusnya, engkau pergi meninggalkan bangsamu yang engkau bela dan cintai sejak masa mudamu.
Kami saling mengenal sejak mahasiswa. Mas Artidjo kuliah di Fakultas Hukum UII, dan saya di Fakultas Filsafat UGM. Sejak masih mahasiswa saya sering diundang ke UII, oleh Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa, untuk UII punya sebutannya sendiri; termasuk oleh kawan-kawan Fakultas Hukum UII, pada pertengahan tahun 1970-an. Termasuk generasi berikutnya, Jawahir Thantowi, Mahyudin Al Mudra, AE Priyono, Hamid Basyaib, Ifdhal Kasim dkk, sampai dengan generasi Eko Priyono dkk. Kami lebih sering bertemu, ketika Mas Artidjo bersama Mas Busyro Muqoddas, Ifdhal Kasim dkk mendirikan LKBH UII dan menginisiasi berdirina LBH Yogyakarta, yang dimotorinya bersama kawan-kawan para pegiat bantuan hukum di Yogya.
Pada suatu saat Mas Artidjo diundang ke Manila, di awal tahun 1980, antara lain bertemu dengan kawan-kawan FLAG (Free Legal Assistance Group) yang dipimpin oleh Jose Diocno. Bapaknya Maitet Diocno. Juga bertemu kawan-kawan dari The Third World Studies Center, the University of the Philippines, Diliman Campus, yang dipimpin oleh Dr. Randy David, suami dari Dr. Karina David yang kemudian menjadi Mensos di era Corry Aquino. Randy David dan Karina David pernah saya ajak berdiskusi dengan kawan-kawan Fakultas Hukum UII, ketika masih di Jl. Cik di Tiro. Bertemu kawan-kawan Human Rights group, seperti Dr. Edmundo Garcia, Boy Morales dll. Dan juga dengan kawan-kawan ACFOD (Asian Cultural Forum on Development), seperti Noel Mondejar dan Rita Baua. Sekembalinya dari Manila, kami ada pertemuan dg kawan-kawan pegiat LSM Yogya. Seingat saya di kawasan Kota Baru Yogya.
Dalam sambutan oleh-olehnya dari Manila, Mas Artidjo mengatakan sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya : “Saya heran, ternyata kawan-kawan di Manila pada kenal dengan Mas Habib Chirzin….” . Saya sendiri terkejut dengan pernyataannya tersebut. Tapi saya pikir ada juga benarnya. Karena selama di Manila, yang ditemui oleh Mas Artidjo adalah para aktivis. Kebetulan waktu itu saya sudah beberapa kali membuat kegiatan di Manila, Infanta Quezon, Los Banos dll. Dan juga bertemu kawan-kawan dari Manila dalam beberapa forum di Bangkok, Penang dsb.
Pada musim semi di th 1992, saya terkejut ketika sedang ada konperensi di New York, didatangi oleh Mas Artidjo dan Mas Mahfud MD, di hotel tempat kami menginap. Acara-acara pertemuan kami di 777 The United Nations Plaza, persis di seberang Gedung pusat PBB. Ketika waktu istirahat tiba saya diajak jalan–jalan di sekitar gedung PBB dan kemudian mereka berdua mengajak ke kantor mereka magang. “Ayo Mas Habib kita mampir ke kantor the Asia Watch. Kami sedang magang di sana. Pimpinannya Sidney Jones….”. Ajakan ini saya ikuti. Karena kebetulan saya kenal dengan Sidney Jones, yang pernah berkunjung ke Pondok Pabelan, pada th 1979, besama kawannya, Sophia Quinn Judge, yang bekerja di Friends Service Committee, yang berkantor Philadelphia. Kami bertiga ngobrol bersama Sidney Jones di kantornya, yang tidak jauh dari the 5th Avenue. Sekaligus reunian. Ketika pada tahun 2000 saya bersama Hindun Fauziah, isteri saya, berkunjung ke the Asia Watch kantornya sudah pindah, bersama dengan kantor The Human Rights Watch di gedung pencakar langit Empire State Building, 350 Fifth Avenue, lt 34.
Ketika saya di Komnas HAM RI, 2002 sd 2007, Mas Artidjo sebagai Hakim Agung di Mahkamah Agung RI, sampai masa pensiunnya. Kemudian diangkat sebagai Dewan Pengawas KPK, sampai ajal menjemputnya, pada hari Ahad, tanggal 28 Februari 2021, jam 14.00. Mas Artidjo dikenal sebagai hakim agung yang jujur, lurus, tegas, tidak kenal kompromi dalam menegakkan hukum dan keadilan. Mas Artidjo merupakan icon dalam integritas, kejujuran dan keberanian.
Selamat jalan Mas Artidjo, Kami akan selalu mengenang kejujuran dan integritas dirimu. Semoga menjadi teladan bagi para penegak hukum dan pecinta keadilan di bumi pertiwi.