BOJONEGORO, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) STIT Muhammadiyah Bojonegoro Periode 2019-2020 Sulton Ulum berharap kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) harus menjadi generasi yang berintelektual, berakhlaq mulia dan cerdas berilmu.
Sebagai kader IMM haruslah tetap lapar dan bodoh, Mengapa tetap lapar dan bodoh ? Mari kita renungi! Orang lapar ialah orang yang sangat bersyukur terhadap sesuap nasi. Dan orang yang bodoh ialah orang yang selalu menghargai makna sebuah ilmu pengetahuan. Orang yang lapar akan terus berjuang keras untuk mendapat makanan agar perutnya kenyang, sementara orang yang bodoh akan terus selalu belajar agar ia pandai.
“Orang yang lapar akan berupaya agar kedaannya lebih baik lagi. Dan orang bodoh akan terus mencari ilmu, dan tidak mengenal lelah. Orang lapar akan berfikir keras untuk bertahan agar ia tidak tergilas zaman. Dan orang bodoh akan selalu berfikir terbuka terhadap hal-hal yang baru supaya tidak ketinggalan zaman,” tutur Sulton pada Senin (15/3).
Di milad ke 57 tahun IMM, Sulton berpesan “kader IMM jangan Jumawa, tetaplah lapar dan bodoh. Tidak boleh merasa sudah pandai memiliki segunung ilmu pengetahuan yang telah didapat, tetapi lupa bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya setetes dibandingkan pengetahuan sang Khalik.
“Bahkan Rosullah sendiri merupakan manusia paripurna yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Kalimat yang terdapat pada Al-qur’an “Robbi zidnii ilman” coba kita renungi. Bukankah kalimat tersebut seruan Nabi Kepada Robb-nya agar beliau selalu ditambahkan ilmunya,” imbuh Sulton.
“Jika Rosul saja yang dikaruniai kecerdasan (fatonah) yang luar biasa masih meminta ditransfer ilmu pengetahuan lewat wahyu-nya. Apalagi kita yang bukan nabi, pantaskah jumawa ?. Kader IMM harus tetap lapar dan haus ilmu pengetahuan jangan merasa sudah cukup dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini,” terang Sulton.
Terakhir Sulton juga menyampaikan, kader IMM harus selalu punya nalar kritis dan selalu bergerak dengan inisiaf sendiri. Jangan sampai nalar kritis dan gerakan IMM ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk merugikan IMM dan Persyarikatan Muhammadiyah. Sekali lagi Kader IMM harus selalu hati-hati terhadap oknum-oknum yang ingin memanfaatkan nalar kritis dan gerakan IMM.
“Di Milad IMM ke 57 ini semoga dapat menjadi momen untuk meningkatkan keilmuan kader, anggota dan pimpinan IMM agar dapat menjadi generasi penerus yang sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah. Dan Teruslah Belajar jangan sampai jumawa terhadap ilmu yang dimiliki saat ini,” tutup Sulton. (msub)