Beda Zaman, Beda Tantangan

zaman

Beda Zaman, Beda Tantangan

Oleh: Fathin Hammam

Ada yang menarik dari gelaran Musawerna Award, disamping penyerahan piagam penghargaan untuk SD Muhammadiyah berkategori “The Most Creative School”, juga adanya sharing  pengalaman dari berbagai Principal (kepala sekolah) Muhammadiyah tingkat SD yang berprestasi  dengan pernak pernik perjuangannya. Antara lain dari Principal MI Muhammadiyah Ajibarang, SD Muhammadiyah 8 Semarang, SD Muhammadiyah Cilacap, SD Muhammadiyah Ketanggungan Brebes, besar harapan success story nya bisa menjadi inspirasi dan energi positif  yang menular ke segenap Principal  SD Muhammadiyah se Kab Tegal yang hadir saat itu. Harus disadari, saat ini kita hidup diera yang penuh dengan persaingan, termasuk dalam dunia pendidikan.

Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai ormas sosial keagaamaan sudah sejak sebelum kemerdekaan sudah menjawab kebutuhan zaman itu, mencerdaskan ummat Islam lewat  pendidikan yaitu dengan mendirikan dan mengelelola sekolah. Jika zaman dulu, membuat sekolah sudah merupakan jawaban dan  solusi kebutuhan ummat zaman itu ,Tapi berbeda dengan saat ini, zaman sudah mengalami perubahan, dan rumusnya disetiap zaman, masing masing akan berbeda kebutuhan dan tantangannya.

Khusus dalam dunia pendidikan, saat ini ada tuntutan masyarakat dalam memilih sekolah, terutama bagi kalangan kelas menengah yang mapan dan kritis. Mereka  cenderung akan memilih sekolah yang berkualitas. Baik kualitas gurunya ,pengajarannya , prestasinya, fasilitasnya termasuk gedungnya.

Maka saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, segenap AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) di bidang pendidikan harus  bangun, bangkit dan sadar untuk selalu berbenah dan berubah dalam meningkatkan kualitas. Karena, dalam hidup berlaku kaidah, kita akan diberlakukan orang lain sesuai dengan kualitas kita.

Berbicara kualitas , secara umum, sekolah Muhammadiyah diberbagai daerah  sangat beragam kondisinya, setidaknya bisa kita bagi dalam 3 kategori.

  1. AUM Pendidikan yang serius di urus dalam hal ini ada sinergi, terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemilik (bisa PRM, PCM atau PDM), Dikdasmen dan pengelolanya (kepsek, gurunya, komite dan orang tua siswa) Sekolah yang serius di urus, rata rata memilki kualitas dan prestasi yang bagus, termasuk memiliki gedung yang representatif.
  2. AUM pendidikan yang salah urus, dalam hal seperti ini, sekolah menjadi sibuk dengan persoalan dan konflik internal karena antara pemilik dan pengelola tidak ada sinergi, saling menyalahkan, bisa jadi karena pemilik dan pengelolanya tidak expert dalam urusan pendidikan, solusinya,harus ada gerakan perubahan dan muhasabah dengan pendekatan analisa SWOT serta serahkan kewenangan mengelola kepada
  3. AUM yang di kelola dengan tidak serius. Jika terjadi kondisi seperti ini, maka sekolah akan tragis, mengalami  keterpurukan, karena pemilik dan pengelola tidak serius. Solusinya perlu ada evaluasi besar besaran, Kedepan , Semoga yang seperti ini tidak terjadi lagi di Muhammadiyah.

Akhir kata,  peran nyata yang sudah Muhammadiyah lakukan dengan lembaga pendidikannya harus kita syukuri dengan terus  melakukan ikhtiar perbaikan dan peningkatan kualitas. Karena beda zaman beda tantangan. Dan kita akan diberlakukan orang sesuai dengan kualitas kita.

Selamat Milad Musawerna

Fathin Hammam, Alumni Sekolah Muhammadiyah dari SD -SMA

Exit mobile version