NSW, Suara Muhammadiyah – Pengajian rutin Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales, Australia hari ini, kembali berlangsung secara virtual (Ahad, 21 Maret 2021). Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogayakarta, Dr. Syakir Jamaluddin, M.A., berkesempatan menjadi narasumber dengan membawakan tema “Tuntunan Dzikir/Doa Setelah Sholat Fardhu dan Keutamaannya”.
Dalam pemaparannya, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhamamadiyah ini, mengatakan bahwa berdoa dan berzikir setelah melaksanakan ibadah shalat merupakan tutunan yang diajarkan oleh Rasullullah Saw. Keutamaan berzikir dan berdoa antara lain adalah menunjukkan kedekatan seorang hamba kepada Allah Swt.
Beliau juga mengatakan bahwa shalat yang dilaksanakan oleh seorang Muslim, bisa menjadi rujukan akhlaknya. Apabila shalatnya bagus maka baiklah seluruh amalan hidupnya. Jika shalatnya tidak bagus, maka amalan hidupnya pun tidak akan bagus. Shalat yang bagus juga akan menghindarkan seseorang dari perbukan keji dan munkar. Seorang Muslim yang bagus shalatnya, tidak akan mungkin melakukan korupsi.
Dalam hal ini, shalat yang bagus adalah yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah dan Rasulnya. Rujukan untuk melaksanakan shalat yang bagus adalah mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. melalui hadits-hadits yang sahih.
Menanggapi pertanyaan dari seorang ibu tentang membawa anak-anak ke masjid, penulis buku “Kuliah Fiqih Ibadah” ini, mengatakan memang ada baiknya mengajarkan anak-anak untuk selalu mencintai masjid. Dari kecil, anak-anak harus diperkenalkan kepada masjid. Sementara itu, seseorang yang melaksanakan shalat harus khusuk. Agar tidak mengganggu ketenangan orang yang sedang shalat, maka sebaiknya anak-anak harus diajarkan oleh orang tuanya agar jangan ribut saat di masjid. Sehingga memang perhatian orang tua sangat penting dalam hal ini.
Sedangkan terhadap tentang kebiasaan bersalaman setelah melaksanakan shalat, menurutnya tidak ditemukan tuntunannya sebagai ajaran Rasulullah. Hanya saja, jika ada orang yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman, maka tidak boleh ditolak. Salamnya harus dibalas sebagai bagian dari mengukuhkan tali silaturrahmi atau menjalin persaudaraan antar sesama Muslim. Akan tetapi, tambah pria asal Bugis ini, salaman setelah shalat jangan dibiasakan sebagai sesuatu yang seolah-olah menjadi kewajiban.
Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales, Nurwanto, mengatakan bahwa pengajian ini dilaksanakan secara rutin sekali dalam sebulan, merupakan program kerja dengan tujuan untuk memperkuat ukhuwah sesama anggota Muhammadiyah dan juga memperluas wawasan keagamaannya. Dalam pengajian ini, selain warga Muhammadiyah di Australia, juga ikut serta warga Muhammadiyah di Indonesia, seperti dari Kalimantan Timur, Maluku, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. (HFS)