MEDAN, Suara Muhammadiyah – Munawar Khalil, ulama senior persyarikatan Muhammadiyah Sumatera Utara berpulang kerahmatullah, Kamis malam sekitar pukul 20.00 Wib di rumah kediamannya di Jalan Seto, Medan dalam usia 74 tahun. Informasi kepulangan Munawar Khalil itu beredar di media sosial di lingkungan warga persyarikatan. Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang serta ortom menyampaikan ucapan belasungkawa.
Bagi banyak warga persyarikatan Muhammadiyah Munawar Khalil adalah kamus berjalan AD/ART Muhammadiyah karena sangat hafal dengan materi AD/ART. Dibanyak lokasi PCM/PRM Munawar Khalil mengisi materi ke-Muhammadiyahan.
Ustadz Munawar Khalil yang akrab disapa Buya Munawar itu juga adalah pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah Kota Medan sekaligus menjadi mentor bagi jamaah calon haji yang akan berangkat Haji dan Umrah. Ucapan belasungkawan diterima tengah malam kemarin.
Pertama ucapan duka dari Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara, Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution. ”Almarhum adalah seorang ulama yang memiliki komitmen yg kuat dan ghirah bermuhammadiyah yg mumpuni. Beliau seorang yang tegas dan argumentatif dalam berhujjah dan mengemukakan dalil yang jelas serta mudah dipahami oleh jama’ah.
Kedua, ucapan duka datang dari Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, Ustad Irwan Syahputra yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).
Jelas Ustad Irwan Syahputra, Ustadz Buya KH. Munawar Khalil adalah salah satu tokoh Muhammadiyah yang telah banyak berkiprah dalam menggerakkan sekaligus sebagai pelaku dakwah di Persyarikatan baik sebagai anggota, sebagai Da’i bahkan sebagai bagian dari unsur kepemimpinan Muhammadiyah di Kota Medan.
Ketegasan beliau dalam mengawal faham agama menurut Muhammadiyah perlu menjadi contoh bagi kita dalam menjaga Muhammadiyah tetap pada khittah perjuangannya. “Semoga Allah mengampuni menyayangi dan memaafkan beliau serta menempatkan beliau di sisi-Nya di tempat terpuji yang dijanjikan-Nya. Amin”.
Tokoh Ulama yang Lugas
Sementara itu, satu koleganya di persyarikatan yakni diingkungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, dimana Munawar Khalil berkiprah, Ustad Rafdinal, Wakil Ketua PDM Kota Medan, juga memberikan komentarnya kepada jurnalis ‘SM’ malam tadi.
Kata Rafdinal, ia mulai mengenal Ustad Munawar Khalil saat menjadi PCM Medan periode 2000-2005 dan kemudian berlanjut ketika sama-sama memimpin PDM Kota Medan. Kata Rafdinal, Munawar Khalil orangnya ramah, pengayom dan mau mendengar siapapun lawan dialognya.
Terkadang ia sudah bercanda walaupun materi yang dibahas cukup serius.
Yang paling sulit dilupakan adalah, Ustad Munawar Khalil orangnya sangat disiplin khususnya terhadap waktu. Kedisiplinan itu juga tergambar dalam mengambil keputusan. Ia sangat tegas dengan aturan yang berlaku dipersyarikatan.
Muhammadiyah Sumatera Utara sangat kehilangan atas berpulangnya Ustadz Munawar Khalil ulama yang tegas, lugas serta tawadhu’dan sederhana.
Pesantren di Barus
Munawar Khalil kelahiran Ladang Tangah, Barus, Tapanuli Tengah itu menjadi pendakwah tidak saja dipersyarikatan melalui mimbar tapi juga dibidang pendidikan.
Di hari tuanya, Munawar Khalil mendirikan sebuah pesantren Umul Munawarah di tanah kelahirannya, Ladang Tengah. Bersama isterinya, ia mengelola pesantren itu secara mandiri. Walaupun perkembangan pesantren itu tampak sulit namun lembaga pendidikan yang dibangunnya itu menjadi gambaran spirit dakwahnya. Inna Lillahi wa inna ilaihi rajiun. Allahummagfirlahu warhamhu waáfihi wa’fu anhu. (Syaifulh/Riz)