Apa Itu Agama
Oleh: Prof Dr Baedhowi
“Kyai, apa itu agama?” Sangidu bertanya
Kyai Dahlan diam sambil tersenyum dan mengambil Biola kesayangannya, selang tak berapa lama kemudian Sang Pencerah itu memainkan Tembang Asmaradhana yang syahdu, tentram dan mendamaikan jiwa lewat gesekan Biolanya tersebut.
Setelah usai, Kyai Dahlan bertanya kepada santri santrinya yang masih muda tersebut “Piye .. ? apa yang kamu rasakan?”
“Keindahan, Ketenangan, Harmonis, Kelembutan seakan akan semua masalah selesai Kyai,” jawab Santrinya
“Itulah Agama, Agama adalah ketentraman, kecerahan, kedamaian, hakikat Agama itu seperti musik yang mengayomi menyelimuti dan memberikan inspirasi yang tercermin dari penganutnya,” terang Kyai Dahlan masih tersenyum penuh pengayoman.
“Nah sekarang coba kamu mainkan Hisman,” kata beliau sambil memberikan Biolanya kepada Hisman.
“Waduh, Kula mboten ngertos Kyai …” Hisman pucat
“Mboten nopo nopo Man … mainkan saja sebisamu,” Kyai Dahlan tertawa kecil
Hisman memainkan Biolanya sebisanya sambil dilihat oleh Santri lainnya, karena Hisman memang baru pertama memegang Biola, maka sudah dapat dikira permainannya jauh dari keindahan dan menghasilkan suara menderit memekakkan telinga.
“Waduh Uelek tenan Kyai … ” Muka Hisman memerah.
Kyai Dahlan tertawa penuh kasih “Nah … begitu juga Agama Man, Agama yang Indah, damai, tentram dan Harmoni tersebut bisa rusak kalau orang yang menganutnya tidak belajar agama dengan baik, hanya bisa membuat dirinya dan lingkungannya menjadi terganggu.
Beragama itu tidak boleh ikut ikutan, harus dipelajari dari dasarnya dengan baik, dan tidak boleh beragama sesuai keinginan atau nafsu kita saja, sesuai persepsi diri kita tok.
Seperti Biola ini ada not, grip, kunci dan lain lain, sehingga suara yang dikeluarkannya menjadi harmonis dan enak di dengar, dan orang orang pun senang mendengarnya dan tertarik untuk mempelajarinya.
Jadi, yang salah bukan agamanya, tapi dari pemeluknya yang tidak mempelajari agama dengan baik sehingga membuat resah lingkungan dan menjadi bahan tertawaan, pun ngertos toh le ..” Kyai Dahlan menutup penjelasannya
“Nggih Kyai, kula pun ngertos, bukan Agamanya yang salah tapi penganutnya yang memakai atribut agama tapi tidak paham ajaran dan esensi agama yang membuat Agama tersebut menjadi rusak, seperti air bening bersih dimasuki oleh air tanah yang butek, ya dadi butek kabeh banyune … he he he” Sangidu tertawa kecil bahagia atas pemahamannya.
Prof Dr Baedhowi, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah