YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dakwah antikorupsi terus dilakukan melalui berbagai cara. Tim dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi merangkul Paguyuban Mubaligh Prenggan menciptakan tembang Jawa bernuansa dakwah antikorupsi.
Diiringi dengan musik Karawitan, tembang Jawa yang dibuat oleh Dr. Waharjani dan H. Sukarjiyono dinyanyikan bersama-sama oleh kelompok Karawitan Madyolaras Sekar Mentao di Pendopo Kajengan, Kotagede (2/5).
Sebelumnya, mereka juga aktif melakukan latihan sejak awal April yang lalu setiap akhir pekan. Sehingga tembang yang diaransemen oleh H. Sukarjiyono, Santoso Rahayu, dkk. tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Dan rencananya, mereka akan tampil untuk acara Syawalan mendatang.
Program tersebut dapat terselenggara atas dukungan penuh dari kampus UAD, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta kolaborasi yang baik dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Paguyuban Mubalig Prenggan, serta kelompok karawitan Madyolaras Sekar Mentao.
Untuk mencapai sasaran dakwah yang lebih luas, Pelatihan Dakwah Kultural tersebut juga dilakukan secara virtual melalui ruang Zoom.
Adapun tembang Jawa yang dimaksud tersebut menurut keterangan Dr. Waharjani antara lain berisi bagaimana seharusnya hidup beragama, menampilkan wajah Islam yang rahmah sebagaimana diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan.
Perilaku hidup yg baik, nilai-nilai kemuliaan akhlak, juga pentingnya menjaga kesehatan. Di samping itu, banyaknya bencana sosial yang terjadi sekitar tidak lain ialah ulah dan dampak dari perbuatan para koruptor. Untuk itulah, budi pekerti yang luhur seperti jujur harus betul-betul dikedepankan (Diyan).