Prof Nawir Yuslem: Idul Fitri Perkokoh Silaturrahim

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Idul Fitri adalah puncak dari pelaksanaan ibadah Ramadhan, dimana Ibadah ramadhan diharapkan mampu mengantarkan kita pada nilai ketaqwaan, siapa orang yang bertaqwa itu yaitu orang orang yang mampu melaksanakan aktifitas yang mendukung kohesi sosial.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. H. Nawir Yuslem MA, pada kajian Ramadhan UMSU yang turut diikuti oleh PWM Sumatera Utara, PWA Sumatera Utara, PDM se Sumatera Utara, dan civitas akademika UMSU, Kamis (6/5).

Nawir Yuslem mengatakan Kohesi sosial terjadi dimana Kehidupan masyarakat bisa terbentuk ketika masing masing unsur masyarakat memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.  Sedangkan Kohesi kontemporer merupakan Kemampuan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anggotanya termasuk pemenuhan kebutuhan hidup di dalamnya.

Kohesi sosial berasal dari kata kohesi secara bahasa berarti hubungan yang erat atau perpaduan yang kokoh, kemampuan suatu kelompok untuk menyatu.

Dia mengatakan dalam memenuhi ketergantungan tadi Perlu ada kesepakatan dan konsensus untuk memenuhi sifat saling ketergantungan yang Mewujudkan kerjasama dan akan terbentuklah keseimbangan diantara sesama.

Islam memandang kohesi sosial pada abad ke 7 Rasulullah sudah mempraktekkan nya melalui sebuah hadis riwayat Imam Muslim, “perumpamaan orang mukmin dalam hal saling mencintai mengasihi dan menyayangi di antara mereka sama seperti sebuah tubuh, jadi kalau salah satu unsur tubuh ini terserang sakit, makanya yang lain turut serta merasakan sakit. Dalam hadis Bukahri muslim Rasulullah menyebutkan antara mukmin satu dengan mukmin lainnya diibaratkan seperti sebuah bangunan, yang saling menguatkan satu dengan yang lain,” Ujarnya.

Berbicara tentang Inspirasi, dia mangatakan inpirasi memberikan Ilham artinya memberikan sesuatu terwujudnya Kohesi sosial dalam kehidupan umat atau masyarakat.

Idul Fitri berbicara rangkaian aktivitas ibadah yang di syariatkan padanya. Ada satu syariat yang di perintahkan oleh Rasul untuk dilaksakan sebelum kita memasuki idul Fitri yaitu membayar zakat fitrah. Zakat fitrah seyogyanya Mensucikan orang orang puasa dari lava yaitu kegiatan yang tidak bermanfaat dan  Rafas yaitu perbuatan yang keji dan ini juga lah yang diharapkan dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. “Dan ada satu tradisi yang dilaksanakan para sahabat dan di benarkan Rasul setelah sholat idul Fitri yaitu tradisi saling mendoakan dimana dapat memperkokoh silaturahim antara satu dengan yang lain,” ujarnya

Pengajian Ramadhan ditutup langsung oleh Rektor UMSU yang diwakili oleh Wakil Rektor II Assoc. Prof. Dr. Akrim, M.Pd, Dia mengatakan pelaksanaan Pengajian Ramadhan UMSU pada Ramadhan kali ini di gelar sebanyak empat kali. UMSU berharap melalui Pengajian Ramadhan ini mari bersama kita memaknai materi materi kajian yang sudah disampaikan oleh para Narasumber sehingga dapat kita ambil hikmah untuk menambahmenambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Akrim mengatakan ketaqwaan tersebut semoga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi UMSU, dan semoga dengan momen ramadhan dan idul Fitri setelahnya nanti dapat menambah semangat kita untuk terus memberikan yang terbaik bagi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Diakhir penyampaian dia menghimbau kepada seluruh civitas akademika universitas Muhammadiyah Sumatera Utara untuk tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan, selama pelaksanaan libur menyambut idul Fitri agar terhindar dari virus covid 19. (Syaifulh/Riz)

Exit mobile version