Intoleransi, Kekuatan yang Melahirkan Ketakutan

Ukhuwah Islamiyah intoleran

Membangun Ukhuwah Dok Ilustrasi

Intoleransi, Kekuatan yang Melahirkan Ketakutan

Oleh: Fauzan Firdaus dan Raden Bagar Restu Adio

Intoleransi merupakan tidak adanya suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkungan lainnya. Manusia adalah makhluk sosial, dalam hidup bersosial pastinya ada perbedaan dan persaingan yang menjadikan adanya pergesekan antara kelompok dengan kelompok lainnya atau antara individu dan individu lainnya dalam rangka untuk meninggikan mereka sendiri.

Mengapa ada yang intoleran, apakah manusia itu sendiri adalah makluk yang intoleran? tentu tidak, karena manusia memiliki naluri gregariousness, yaitu sebuah dorongan, keinginan dan juga sikap manusia untuk hidup selalu berbaur dengan individu lainnya didalam kehidupan bermasyarakat, cenderung bergaul dengan orang lain, menjalin ikatan persahabatan dan membentuk suatu kelompok sosial. Maka dari Itu manusia bukanlah makhluk yang intoleransi, tetapi ada sesuatu hal yang membuat manusia menjadi makluk yang intoleransi. Tindakan intoleransi akan berujung pada tindakan radikal yang tidak lagi menganggap hukum sebagai panglima tertinggi dari suatu negara yang berdaulat.

Radikalisme akan tumbuh dengan subur jika bibit-bibit intoleransi dibiarkan terus berkembang. Sebagai contoh permasalahan intoleransi dalam bidang agama yaitu islamophobia di Amerika pernah menjadi opini masyarakat tentang terorisme yang mengkambing hitamkan umat islam. Menurut saya penyebab yang memunculkan intoleransi di Amerika sana, dimulai dari kasus yang terjadi pada 9 september 2001 serangkaian serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. dilanjutkan dengan pemerintah Amerika sendiri yang melabelisasi umat islam sebagai teroris, didalam Runnymede Trust Report sebagai “unfounded hostilitytowards Muslims, and therefore fear or dislike of all or most Muslims”.prasangka tersebut akhirnya berakibat pada ketakutan-ketakutan akan islam dan juga kebencian-kebencian terhadap agama islam.

Kasus phobia terhadap islam itu kemudian banyak mengakibatkan kerugian bagi pemeluk agama islam dan bahkan negara-negara islam. Diskriminasi ini turut men!adi penyebab ter!adinya fragmentasi masyarakat antara pemeluk islam dengan non-islam, penduduk muslim akan dipisahkan secara sosial, budaya, ekonomi dan kedudukannya didalam konstruksi sosial. Islamophobia telah menjadi kontroversi diberbagai negara termasuk AS. Munculnya islamophobia sendiri telah lama ter!adi akibat dari banyaknya aksi-aksi terorisme yang mayoritas dianggap disebabkan oleh organisasi-organisasi ekstrimis islam. Lalu adanya isu tentang terorisme yang diakibatkan dari kitab suci umat muslim yang menggembor-gemborkan jihad oleh media yang tidak menyukai islam dan sudah terkena islamophobia. ditambah lagi kurangnya wawasan dan pemahaman tentang agama islam itu sendiri.

Lain Amerika, lain pula Indonesia Intoleransi terjadi kembali di belahan bumi yang lain kali ini agama kristenlah yang terkena intoleransi di Indonesia, sebagian kaum Muslim dan ormas Islam di Tanah Air ini sedang “mengidap gejala Christianophobia”. Ada banyak faktor, baik faktor internasional maupun domestik. Dalam konteks internasional, berbagai penyerangan Amerika terhadap Irak dan Afganistan khususnya serta pembelaan (terselubung maupun terang-terangan) pemerintah Amerika atas Israel, ketimbang Palestina, turut menciptakan munculnya fenomena Christianophobia ini.

Sementara itu dalam konteks domestik, muncul dan maraknya berbagai kelompok Kristen yang agresif dalam menjalankan “misi penginjilan” di berbagai daerah juga menjadi faktor penting bagi perkembangan kelompok “anti-Kristen” tadi. Faktor domestik lain adalah munculnya sejumlah pemimpin politik-pemerintahan beragama Kristen di beberapa daerah yang mayoritas Muslim.

Dari kedua kasus tersebut bisa ditarik garis besar bahwa akar masalahnya adalah saling mengedepankan ego masing-masing kelompok untuk mempertahankan eksistensi serta kurangnya wawasan dan pengetahuan dalam memahami esensi tentang toleransi. Dalam menyikapi intoleransi, perspektif setiap individu pasti berbeda. Menurut saya kasus intoleransi ini sangat penting dijadikan topik pembahasan, Mengapa? karena intoleransi membuat nalar kita terbangun untuk mencari tahu kebenaran, kasus intoleransi merupakan hal yang tidak pernah terselesaikan dari zaman adam hingga di zaman milenial seperti saat ini.

Tetapi terdapat sisi unik dalam hal intoleransi ini yaitu kelompok yang dijadikan bahan intoleransi oleh kelompok lain melalui media-media masa keberadaannya membuat mereka (yang di intoleransi) menjadi eksis dan keingintahuaan masyarakat tentang kebenaran kelompok tersebut (yang di intoleransi) semakin tinggi. Contoh kasus intoleransi \”islamophobia\”. Kasus ini membuat rasa ingin tahu individu non muslim akan kebenaran yang hakiki tentang agama islam itu sendiri semakin meningkat, seperti mengunjungi negara mayoritas muslim umtuk belajar kebenaran islam, atau bisa mendalami tentang islam melalui internet. Keunikan lainnya bahwa pelaku intoleransi itu adalah kelompok atau individu yang “ketakutan” akan kelompok lain, sehingga mereka melakukan intoleransi terhadap siapa yang mereka anggap mengancam keeksistensian mereka sendiri.

Fauzan Firdaus dan Raden Bagar Restu Adio, Mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang

Exit mobile version