MEDAN, Suara Muhammadiyah –
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara melalui program “Pelatihan Terpadu Pengembangan Agrosociopreneur” hadir di desa Sekoci, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. Desa Sekoci merupakan kawasan centra penghasil jeruk siam yang dikembangkan dengan penerapan berbagai teknologi pertanian sampai meningkatkan kemampuan bisnis dan marketing warga di kawasan itu.
Wakil Rektor III UMSU Dr. Rudianto MSi hadir didesa Sekoci untuk menyerahkan berbagai fasilitas teknologi sekaligus pelatihan kepada warga. Pertemuan yang berlangsung di halaman rumah seorang warga itu diharapkan dapat mengubah mainsed petani jeruk di sana untuk mampu mengolah jeruk siam yang dihasilkan menjadi produk minuman segar. Dengan memberi nilai tambah pada buah jeruk siam yang dihasilkan dapat meningkatkan penghasilan petani jeruk di sana.
Fasilitas yang dsirahkan WR3-UMSU Rudianto berupa dua mesin sortir jeruk, dua mesin pemeras jeruk, tiga mesing filling kemasan botol, satu handphone untuk pengembangan mediasosial. Selain itu, UMSU juga mengimplementasikan empat program binaan dan pendampingan hibah internal UMSU.
UMSU memberi perhatian yang serius terhadap program riset dan pengabdian. Tahun 2021, UMSU menggelontorkan dana Rp 2,5 miliar untuk mendanai program riset dan pengabdian. Dari Program itu, ada empat proposal yang disetujui untuk dilakukan di desa Sekoci, Besitang, Kabupaten Langkat.
Dr. Rudianto menyampaikan rasa gembiranya dapat bertemu dengan warga Sekoci yang sangat terbuka dengan perubahan dan berharap dengan penerapan teknoogi pertanian, pemahaman bisnis dan marketing yang benar akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana.
Rudianto juga berharap, desa Sekoci dapat mengelola BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) menjadi salah satu energi bagi warga di sana untuk bangkit dan sejahtera bersama. Kata Rudi, UMSU memiliki 46 orang tenaga ahli bersertifikat yang dapat melakukan pendampingan Bumdes. Tentu saja, Desa Sekoci dapat memanfaatkannya.
Pertemuan WR-3 UMSU Dr. Rudianto dengan warga didampingin Kepala Desa Sekoci Suwarisno SH, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA UMSU) Dra. Yurisna Tanjung MAP, Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial H. Mujahiddin MSP, Ketua PKK Desa Sekoci Agustina AMKeb.
Kepala Desa Sekoci, Suwarisno SH merasa sangat tersanjung atas kehadiran WR-3, tenaga dosen dan mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas FISIP UMSU di desa Sekoci untuk membimbing warga disana dalam mengubah metode pengolahan lahan dan proses hasil pertanian.
Suwarisno berharap dari pendampingan yang dilakukan UMSU dan perangkat yang dibantu dapat mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sentra Jeruk Siam
Desa Sekoci pada tahun 1990-an dikenal sebagai sentra penghasil jeruk siam atau di sana dikenal dengan jeruk pantai buaya. Jeruk desa ini sangat dikenal dan banyak dipasarkan diberbagai kota di Aceh dan Sumatera Utara. Namun karena persoalan hama perusak jeruk maka banyak tanaman yang mati kemudian warga di sana menggantikan tanaman jeruk dengan sawit.
Karena sawit juga gagal menjanjikan maka warga desa Sekoci kini kembali ke tradisi lamanya yakni bertanam jeruk. Kini desa Sekoci memiliki 159 hektar tanaman jeruk yang sebagian diantaranya dikelola oleh kelompok tani di desa itu. Dari informasi dilapangan disebutkan ada tujuh kelompok tani yang aktif mengelola tanaman jeruk. Sayangnya, harga jeruk juga tidak cukup menjanjika karena dihargai sangat murah. Salah satu persoalannya adalah kualitas dan transportasi yang masih jelek dari Ibukota Kabupaten dan lokasi.
Dengan kondisi yang tidak menguntungkan itulah kemudian UMSU hadir di kawasan itu untuk meningkatkan kualitas perkebunan dengan memberikan sentuhan baru melalui teknologi pertanian. Misalnya, petani jeruk di sana diajak untuk meningkatkan hasil tanaman, membudiyakan lebah madu agar lebah yang awalnya sebagai hama menjadi sumber pendapatan baru.
Jeruk yang dihasilkan juga dapat diproses menjadi barang jadi (kemasan) dengan menerapkan methode penjualan lewat mediasosial.
Guna mendorong perubahan itulah, UMSU hadir di desa Sekoci agar masyarakat di sana dapat menjadi petani jeruk yang tangguh.
Pada kunjungan WR-3 UMSU Dr. Rudianto MSi ke desa Sekoci ia melihat dari dekat kondisi kebun dengan jeruk yang sedang berbuah. (Syaifulh/Riz)