SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – In House Traning (IHT) pacu dan sukseskan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta sebagai sekolah penggerak. Sekolah penggerak, adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkeperibadian melalui terciptnya pelajar Pancasila.
Sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencangkup kompetensi literasi dan numerasi serta karakter. Diawali dengan sumber daya manusia yang unggul dalam hal ini kepala sekolah dan guru. Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
Di percaya dan ditetapkan sebagai pelaksana program sekolah penggerak oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai sekolah penggerak.
“Alhamdulillah SD Muh 1 lolos semua tahapan tersebut, dan hari ini menggelar pelatihan implementasi pembelajaran di satuan pendidikan di satuan pendidikan, diikuti sebanyak 64 peserta, dan berakhir tanggal 1 Juli 2021,” ujar Kepala SD Muh 1 Hj Sri Sayekti MPd dalam sambutannya, Rabu (23/6/2021).
Raihan tersebut diperoleh setelah SD Muh 1 mengikuti seleksi dalam beberapa tahap. Pertama, pendaftaran seleksi. Kedua, proses seleksi yang diikuti oleh kepala sekolah dengan mengirimkan biodata, membuat esai dan tes bakat skolastik. Ketiga, tes wawancara dan simulasi mengajar.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan. Sekolah harus mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Agar pengembangan kurikulum ditingkat satuan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai kondisi nyata, maka sekolah harus memahami aturan tetang hal apa saja yang dapat ditetapkan di masing-masing sekolah. Dan hal apa saja yang telah ditetapkan secara nasional sebagai standar nasional.
“Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan,” beber Sayekti.
Di akhir materi sesi pertama, Sri Sayekti mengajak para peserta untuk bermain ice breaking lagi untuk me-refresh pikiran dan bergairah bekerja yang dipimpin wakil kepala sekolah bidang Kurikulum Imam Priyanto SPd serta rapat koordinasi (rakor). Acara ini di hadiri Pengawas Suwarno SPd MM dan Ketua Majelis Dikdasmen Drs H Tridjono. (Jatmiko)